FANA 39

25.1K 2.9K 268
                                    

Memamsuki kehamilan Ana yang sudah beranjak 6 Bulan, dimana hari semakin hari perutnya makin membesar dan kenaikan berat bedan yang hanya beberapa kilogram saja.

Fazry tak membedakan istrinya yang dulu dan sekarang, baginya sama saja. Namun yang sekarang lebih kelihatan sexy, apalagi sekarang Ana selalu menguncir rambutnya di cepol menampakan batang lehernya yang bersih dan putih.

"Udah sayang, udah kenyang" ucap Fazry yang meminta disuapi oleh Ana.

"Ih tanggung ini, satu suapan lagi. Jangan mubazir Fazry gak bagus, nanti nasinya nangis."

Fazry menghela napas pelan, mau menolak tapi itu masakan istrinya takut ia menyakiti perasaan Ana. Mau tak mau ia memaksakan untuk makan walaupun perutnya terasa begah.

"Nah gitu dong, uuuu pinternya Abi anak aku" puji Ana mengusap lembut rambut Fazry. Hendak Fazry meminum tiba-tiba Ana menyambarnya, menciumnya tanpa aba-aba.

Uuhuk!

"Astaghfirullah, kamu gapapa kan?" khawatir Ana seraya menepuk-nepuk punggung belakang Fazry.

"Kamu pagi-pagi tanpa disuruh udah cium duluan"

Ana menampol bahu Fazry, "Biar Abinya kuat cari duitnya HAHAHA" riang Ana.

"Uang aku banyak, cukup buat anak kita nanti sampe gede sayang. Gak perlu khawatir"

"Iya deh si CEO tampan ini" jahil Ana berlalu ke dapur menaruh piring dan mencuci tangannya.

"Sayang jangan cuci piring" was-was Fazry.

Ana didapur menghela napasnya kasar, "Huh! dasar baru juga mau cuci nih piring" dumel Ana.

Fazry menghampiri Ana, memastikannya. "Jangan cuci piring sayang, nanti kecapean. Kamu duduk aja sana"

"Abis cuci tangan kok"

Fazry menyeka lengan kemejanya, mencuci piring bekas ia makan tadi. Sudah terbiasa dari kecil abis makan langsung ia cuci karna ajaran Uminya.

"Nanti bajunya basah" tahan Ana.

"Kalau basah tinggal ganti atau gak tunggu kering lagi sayang, gampang kok. Kamu tunggu depan aja ya, duduk di ruang Tv aja gih."

Ana mengangguk kecil, menuruti perintah Fazry. Fazry melanjutkan mencuci piringnya. Setelah mencuci piring ia memotongkan beberapa buah-buahan dan susu bumil untuk Ana.

"Makan dulu sayang buahnya" Ana menggeleng, asik dengan cemilan yang ada digenggamannya.

Fazry mengambil cemilan itu, menyodorkan buah-buahan yang sudah ia potong-potongkan untuk Ana.

"Gak mau buah, gak mood. Itu aja siniin ih, kamu mah rusuh banget... tadi suruh ke depan"

"Ke depan itu muroja'ah, sholawatan, atau baca-baca buku gapapa, jangan makan cemilan kaya gini sayang... gak sehat. Kasian anak aku nanti, kasian kamu juga. Makan makanan yang sehat ya, nih udah aku siapin"

Ana menekuk wajahnya tak suka, bibir yang dimajukan depan seperti bebek. Fazry dengan jahil mencomot bibir Ana.

"Bibirnya jangan gitu, minta dicium?"

"Ish apa si, gak jelas! orang cemberut kok malah cium, aneh" kesal Ana.

Fazry memberikan buah-buahan itu ke Ana, ia akan siap-siap kalau Ana benar-benar memakan buah-buahannya.

Mengunyah dengan wajah betenya, "Nah gitu dong makan yang sehat, jangan yang kay gitu lagi ya sayang. Jangan sering-sering juga" ucap Fazry mengelus pucuk kepala Ana yang terbalut hijab.

DIA TAKDIRKU! || TAMATWhere stories live. Discover now