FANA 21

31.4K 3.7K 579
                                    

POV FAZRY

Usai Rapat mendadak, Fazry meminta Fathir untuk mengantarkannya kesekolah Ana. Fathir khawatir kalau Ana akan berfikir ada apa-apa antara dia dan Jihan.

"Antar saya ke sekolah" perintah Fazry.

"Siap Pak" lalu bergegas menyiapkan mobil dan menuju ke sekolah Ana.

Hanya ada keheningan di dalam mobil, Fazry merasa dirinya jadi mudah kangen ke istrinya. Seperti tak bisa jauh sedikit pun.

"Bisa cepetan gak?" tanya Fazry yang sudah tidak sabar ingin bertemu istrinya.

"Mau ngebut aja Pak?" tanya Fathir.

"Cepet tapi jangan ngebut, biar cepet sampe. Dikit lagi jam istirahat Ana" protesnya.

Fathir memutar bola matanya malas. Entah maksudnya Boss nya seperti apa, iya hanya menjalankan tugasnya.

"Iya Pak sabar, itu semut lagi pada nyebrang jadi macet"

"Aneh kamu ini Thir, Nikah sana"

"Belum ada modal Pak"

"Gaji saya kurang?"

"Bukan Pak, Tapi kan saya Anak Pertama. Jadi yang ngebiayain keluarga ya saya"

"Cari calon, Urusan modal nanti saya tambahin"

"Beneran Pak?"

"Hhmm"

"Wah jadi betah saya kerja sama Bapak, I Love You Pak! EH! salah maksud saya, makasih banyak Pak"

Fazry mengangguk dan diam, ia mencoba chat Ana namun tak kunjung di balas. Sudah banyak pesan yang Fazry kirim ke Ana, ia mengabari bahwa akan kesekolahnya.

***

Tepat saat sampai sekolah bell sekolah Ana berbunyi, Fazry langsung bergegas menuju ke Ruangannya, namun langkahnya terhenti saat ada seseorang memanggilnya.

"Ustadz" sapa Jihan yang membawa kotak bekal.

"Na'am?" singkatnya.

Jihan mendekat ke Fazry, namun Fazry memberikannya jarak agar orang lain tidak salah faham apalagi istrinya nanti.

"Emm. Kata Umi Jihan, Ustadz baru sembuh ya?" Fazry hanya mengangguk, dengan menundukkan kepalanya.

"Pasti Umi bilang ke Uminya Jihan" batin Fazry.

"Ustadz, Jihan lagi ngomong loh kenapa liat kebawah terus? Jihan jelek ya?"

Fazry menghembus nafasnya kasar, "Laa, kalau tidak ada kepentingan lebih baik saya pergi ya"

"Tunggu Ustadz, Jihan mau tanya. Nanti Ustadz yang ngisi kajian di ****** kan?"

"Na'am, sudah?"

"Ustadz buru-buru bgt ya?" tanya Jihan penasaran.

"Banget"

"Oh iya ini bekal buat Ustadz" seraya menyodorkan kitak bekalnya.

"Gak usah, ana udah makan" Fazry langsung menolak saat melihat Ana dan temannya sedang bercanda.

Fazry memberikan senyumnya kepada Ana, namun sayangnya Ana segera mungkin mengalihkan pandangannya seperti tak acuh.

"Ana maaf" sesal Fazry.

"Ustadz? denger Jihan ngomong kan?"

"Maaf, saya buru-buru. Makasih makanannya" terpaksa mengambil bekal Jihan, lalu meninggalkannya begitu saja.

DIA TAKDIRKU! || TAMATDonde viven las historias. Descúbrelo ahora