FANA 20

32.5K 3.6K 178
                                    

SEMINGGU setelah Fazry dirawat, ia telah pulih dan melanjutkan aktivitasnya kembali. Ia telah banyak menyusahkan Ana. Ana harus bolak-balik ke Rumah Sakit untuk mengurusnya dikala ia sibuk dengan sekolahnya.

Ana selalu bergadang mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dan sesekali mengurus suaminya yang kadang setiap malam suka terbangun karna mimpi buruknya.

"Lo seriusan udah sembuh? Mau langsung kerja?" tanya Ana.

"Iya Hum, Aku udah sehat banget malah. Kan yang jaga suster cantik"

Ana tersipu malu, "Susternya pasti seksi ya"

"Super seksi kalau lagi manja"

"Enggak ya!"

"Hahaha, padahal aku suka kalau kamu lagi manja-manjanya" Fazry menggendong Ana.

Fazry pun menuruni Ana, "Lo nanti ada acara kajian kan?" tanya Ana.

Fazry mengangguk menatap wajah istrinya sambil tersenyum, "Kenapa Hum?"

"Ah-Anu, Aku- mmmm boleh ikut gak?"

"Boleh banget, justru tadi aku mau ajak kamu. Nanti pake gamisnya couple ya sayang" seru Fazry.

Ana terkekeh melihat Fazry seperti anak kecil, "Hahaha oke oke, Yauda yuk berangkat"

Fazry menahan tangan Ana,"Sayang kalau disekolah maskernya jangan dibuka ya. Aku gak ridho kamu memperlihatkan kecantikan kamu ke cowo-cowo diluaran sana. Cukup ke aku aja ya sayang"

"Aku gak mau membagi kecantikan kamu sama cowo-cowo diluaran sana. Kecantikan kamu itu mahal" sambung Fazry.

"Tenang aja gue gak buka masker ko, kalau istirahat juga dikelas itupun sepi jadi aman" ucap Ana seraya mengelus pipi Fazry.

"Aku kamu sayang, jangan lo gue"

"Ah iya, butuh proses. Sabar"

"Selalu sabar buat sayangnya aku ini" gemas Fazry mencubit hidung mancung Ana.

***

Ana mulai kembali sekolah tanpa ada rasa khawatir lagi, Karna suaminya sudah sembuh jadi gak repot-repot lagi ia mondar-mandir.

Namun keadaan kelas dikelas kini berubah, Ia melihat Alin duduk di tempat duduknya. Alin juga sebenarnya gak mau ikut campur permasalahan ini, tapi Jihan memaksanya.

"Ana maaf ya bukannya aku lancang, tapi aku disuruh Jihan duduk sini" ucap Alin merasa tidak enak.

Ana tersenyum, "Gapapa Lin, Santai aja gue bisa duduk bareng Amel kok"

Amel pun senang akhirnya bisa duduk sama Ana. Ia pun juga gak ngerti dengan Jihan yang tiba-tiba merubah tempat duduknya. Namun Amel tak acuh dengannya, mungkin karna memang tidak terlalu dekat.

"Temen lo ngapa?" tanya Ana.

Amel mengangkat bahu tak acuh, "Ngapa tanya gua, gua aja di diemin dari tadi"

Ana mendengus nafasnya kasar, lalu mengeluarkan buku pelajaran pertama.  Dion si anak basket yang pernah menembaknya di depan semua murid itu datang menghampirinya.

"Pagi cantik" seraya mengasih Ana bunga mawar. Ana bangun dari tempat duduknya lalu mengambil bunga yang diberikan Dion.

Ana tersenyum, "aaa makasi, TAPI GUE BELUM MENINGGAL. KALAU MAU NYEKAR SONO DIKUBURAN!" seketika raut wajahnya berubah.

DIA TAKDIRKU! || TAMATWhere stories live. Discover now