the lonely sky

5.5K 742 53
                                    

ASKfm | angkasaa | 6 years ago

Anonymous14: You're like alpherg on the sky. One in a million, the brightest.
angkasaa: I don't wanna be alpherg. Being 'one in a million' means that you're alone.

***

       "Kangen juga sama mobil ini."

       Angkasa berdecak mendengar ucapanku. Aku tertawa selagi G-Class Angkasa melaju meninggalkan kompleks universitas. Hari ini dia menjemputku di FH setelah aku selesai kelas. Karena masih jam sepuluh pagi, aku tidak tahu ke mana Angkasa akan mengajakku pergi. Sepertinya terlalu pagi untuk makan siang.

      "Kangen yang nyetir juga?" tanyanya dengan senyum miring dan aku mendecih. Si Tengil.

      "Ya kali," jawabku pura-pura sebal dan Angkasa tertawa.

      "Iya, Sayang, I miss you too."

      "Sayang-sayang, sayang-sayang... kuliah lo urusin! Jangan bolos terus!"

      "Kok tahu hari ini aku nggak kuliah?"

      Sejak tadi malam aku pakai aku-kamu, Angkasa juga ikut-ikutan. Masalahnya, aku jadi pusing sendiri mendengar debaran jantungku yang terlalu bising. 

      Aku berdeham. "Kalau lo masuk kuliah pasti udah nyamperin gue ke FH tadi."

      Angkasa menautkan alisnya. "Kok lo-gue lagi?"

      "Aneh ternyata pakai aku-kamu."

      "Nggak aneh. Aku sukanya kamu nggak pakai lo-gue lagi kalau kita ngobrol."

      Ya, ampun.

      "Itu kan lo yang suka."

      "Loh, tadi malam yang duluan pakai aku-kamu siapa? Tadi malam yang bilang 'aku sayang kamu, Angkasa' siapa?" ledeknya menyebalkan dan aku menutup bibirnya dengan tangan.

     "Seneng banget, ya, ngeledekin orang? Malu, tahu."

     Angkasa tertawa lalu kurasakan kecupannya pada telapak tanganku. Dia meraih tanganku di mulutnya, menggenggamnya, dan mengecupnya berkali-kali.

     "Jangan ngambek gitu. Sini," ucapnya kemudian menarik tubuhku untuk bersandar di pundaknya. Tangannya masih menggenggam tanganku, menempelkannya di pipinya. 

     "Nggak usah malu, Sayang. Ngapain malu sama aku?" 

     Oh, tidak! Terlalu banyak kupu-kupu di perutku! "Angkasa, diam sekarang."

     "Kenapa?" 

     "Ih, kamu nggak bakal ngerti..."

     Tawanya yang kusukai terdengar. "Aku ngerti, Ta. Kamu kira jantung aku aman waktu kamu pakai aku-kamu dan kata 'sayang' di waktu yang sama tadi malam? Nggak."

     "Bibirnya tuh memang manis terus, ya?"

     "I don't know, you tell me. You've tasted it nearly everyday."

     "Astaga! Angkasa!"

     "Apa? Benar kan? Apa yang salah? Kamu cium aku hampir tiap hari."

     Oke, saatnya mengeluarkan serangan balik!

    "Tastes like strawberry. Sweet," balasku lalu berbisik, "I like it."

     Angkasa terpana dan aku menahan tawaku. 

     "Ta, aku lagi nyetir."

     "Terus? Kenapa?" Aku pura-pura bodoh.

     "Aku nggak bisa fokus."

I'll Tell The Stars About You | The Stellar Shelf #1Where stories live. Discover now