the other riddles

5.8K 717 39
                                    

ASKfm | angkasaa | 7 years ago

Anonymous14: pacar lo pasti banyak ya
angkasaa: HAHAH satu aja kok

***

     G-Class Angkasa terus berjalan di jalan raya. Tidak lama kemudian, aku mengernyit saat mobil berbelok ke sebuah jalan yang aku kenali. Aku menyeringai. Ternyata Angkasa membawaku ke rumahnya. Tampaknya dia memang senang menghabiskan waktu bersama di sini. 

    Setelah G-Class-nya terparkir di dalam garasi, aku turun dari mobil dan berjalan ke arah pintu masuk. Baru saja meraih gagang pintu, tanpa bicara Angkasa menarikku ke tubuhnya dan mempertemukan bibirku dengan bibirnya. Tanganku melingkari lehernya, sesekali membelai kepalanya. Dia membuka pintu dan aku mundur berjalan masuk ke dalam rumah, sedang bibirku masih terus merasakan ciumannya. Kami terus berjalan sampai akhirnya berhenti di depan meja dekat ruang tengah.

     "Ups," gumamku begitu tubuhku menabrak meja itu pelan, membuat beberapa buku Angkasa di atas situ terjatuh. 

     Aku tersenyum di sela-sela ciuman saat tangan Angkasa menyapu semua buku-buku jatuh ke lantai. Angkasa mengangkatku duduk ke meja itu sehingga sekarang wajahku sejajar dengan wajahnya dan kakiku mengait di pinggangnya. Aku mengelus kepalanya, sementara Angkasa memperdalam ciumannya. Kurasakan pelukannya mengerat dan tidak menyisakan jarak di antara kami sedikit pun. Aku merengkuh lehernya lebih lagi untuk membalas pelukannya yang selalu membuatku merasa bahwa aku sedang berada di dalam dekapan yang aman, nyaman, dan tepat.

    "Angkasa..." Aku berbisik. Bibirnya terus membasahi bibirku. Dia memagutku sungguh-sungguh dan tanpa jeda. Ciumannya yang tidak terlepas sejak tadi seakan menunjukkan jika ia tidak ingin ini semua berakhir.

   Aku terkesiap begitu Angkasa mengangkat tubuhku. Dia membawaku ke sofa ruang tengah dan membaringkan tubuhku hati-hati. Tiba-tiba aku kehilangan ciumannya. Mataku yang tadinya terpejam kini terbuka, mencarinya. Angkasa tidak lagi mengambang di atasku, tetapi sekarang berlutut di antara pahaku. Napasku tertahan ketika dia membuka kancing kemejanya dari atas, satu per satu, perlahan-lahan, sambil terus menatapku dalam. 

   Kemejanya terlepas. Tersisa jins hitamnya dan bagian tubuh atasnya yang terbuka. Sejenak kuamati dada dan perutnya yang kencang. Aku bisa melihat garis samar membentuk enam kotak di sana. Tidak sulit bagiku untuk lupa caranya bernapas hanya karena melihat tubuhnya. Oh, God. He's simply perfect.

   Aku kesulitan meneguk ludah saat Angkasa kembali menunduk dan menahan tubuhnya dengan satu tangan. Sebelah tangannya meraih tanganku selagi terus menatap mataku lekat. Aku menggigit bibirku ketika Angkasa mengarahkan tanganku untuk ke perut bawahnya, menyentuhnya.

   Genggamannya menuntun tanganku bergerak naik mengusap perutnya. Angkasa memejamkan matanya. Ada sebuah kepuasan yang muncul di dalam diriku melihat dia menikmati sentuhanku. Gigitanku di bibir menguat seiring aku terus menggerakan sentuhanku dari perut Angkasa sampai ke dadanya dengan perlahan. Kurasakan halus kulitnya dan otot perutnya yang mengencang. Angkasa menggeram kecil. Tubuhnya semakin menunduk sampai kepalanya berada di sebelah kepalaku.

   "Amarta... Sayang..." Angkasa mengerang di telingaku. Aku mengecup rambutnya saat dia tidak bisa lagi menahan desahannya.

   "Iya, Angkasa," aku berbisik di telinganya.

   "Keep going," ucapnya. Aku tersenyum dan terus membelai perutnya, memberikannya sentuhan yang dia inginkan.

    Tangan Angkasa berhenti memanduku dan beralih memegang leherku. Aku menggigit bibirku semakin keras ketika Angkasa menyusupkan tangannya ke bawah rokku. Setengah mati kutahan erangan begitu dia mengelus halus pahaku dan menempelkan bibirnya di leherku. Deru napasnya yang hangat menerpa halus kulitku. Lalu dia mengecupku. Kecupannya sangat lambat. Terlalu lambat, bahkan lebih lambat daripada kecupanku di lehernya tadi di studio. 

I'll Tell The Stars About You | The Stellar Shelf #1Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz