the sight of you

7.5K 1.2K 103
                                    

ASKfm | angkasaa | 7 years ago

Anonymous14: what's one of the most hurtful sentences to say?
angkasaa: 'i just can't stand the sight of you' really is hurtful.

***

    Tidak ada hal lain yang kulakukan dari tadi selain menatap kopiku yang terlanjur dingin. Taman belakang book cafe Angkasa entah kenapa terasa sangat dingin malam ini. Mungkin karena sesuatu di dalam diriku masih terasa sangat panas sehingga sedikit tiupan angin saja terasa seperti sejuknya hujan.

    Aku memejam. Aku sangat berharap pikiranku tenang. Namun, semakin aku memejam, bayangan Angkasa bersama perempuan di perpustakaan kemarin semakin nyata dan hatiku menjadi semakin panas. 

    Ada sesuatu tentang kejadian itu yang tidak bisa aku jelaskan rasanya. Lebih buruk daripada yang kali pertama, tentu saja. Kenapa? Karena semua perlakuan Angkasa kepadaku akhir-akhir ini. Kalau saja dia tidak sering menggodaku, tidak datang tiba-tiba di depanku, tidak mengantarku pulang, tidak membawa sushi dan ramen waktu aku pingsan, tidak mengajakku makan di pinggir jalan malam-malam, tidak tersenyum dan tertawa karena aku, sudah pasti rasanya tidak akan sesakit ini.

    Aku tahu aku salah. Aku sudah tahu dia laki-laki seperti itu dan aku membiarkan diriku sendiri dekat-dekat dengan dia. Lebih bodoh lagi, aku senang berada di dekatnya di saat aku tahu dia laki-laki yang senang dekat-dekat dengan semua perempuan.

    "Ya elah, ngelamun mulu dari tadi." 

    Aku menoleh ketika Mas Erlan datang dengan dua cangkir kopi. Mas Erlan mengesampingkan kopiku yang dingin dengan salah satu kopi panas yang ia bawa. "Nih, minum. Hobi banget nganggurin kopi," katanya.

    "Thanks," ucapku.

    "Tumben duduk di luar? Biasanya cari yang adem di dalam," Mas Erlan berkomentar.

   "I need a fresh air."

    "Temen-temen lo udah pulang dari tadi loh, Ta. Nggak mau pulang?" tanya Mas Erlan sebelum menyesap kopinya.

    "Bentar lagi," jawabku sambil menatap lurus ke kolam ikan di tengah taman.

    Memang tadi selepas kuliah, kami panitia ke book cafe untuk rapat final. Besok adalah hari FPT. Aku juga sengaja mengajak panitia rapat di sini supaya jaga-jaga kalau saja Angkasa datang ke sini dan membantu kami--walaupun aku sudah malas sekali melihat wajahnya. Namun, Angkasa tidak kunjung datang. Karena Angkasa masih menghilang, kami akan FPT dengan kondisi pembicara yang tidak bertambah.

    Mas Erlan meletakkan cangkir di meja. "Nungguin Angkasa dateng?"

    "Hah? Ngawur." Aku menautkan alis bingung.

    "Kemarin aja lo nanya-nanya tentang Angkasa." Mas Erlan tertawa. "Lagian, gue udah dua kali waktu itu gue lihat lo berdua pulang malem dari sini. No wonder gue nanya."

    Aku memutar kedua bola mataku. Sebenarnya aku memang ingin bertanya Angkasa ke mana akhir-akhir ini. Aku penasaran apakah Mas Erlan tahu alasan dia menghilang satu minggu ini dan tidak membalas pesan sama sekali. Apa memang iya Angkasa terlalu sibuk dengan cewek barunya? 

    "Mau tahu nggak Angkasa di mana?" goda Mas Erlan selagi tersenyum usil dan menaik-turunkan alisnya.

    "Nggak tertarik."

    "Lagi marahan lo berdua?" tanya Mas Erlan lagi dan aku mengerang sebal.

    "Mas, diem, deh. Nggak mood," balasku. 

I'll Tell The Stars About You | The Stellar Shelf #1Where stories live. Discover now