BAB 13 - Ada yang Berbeda

Start from the beginning
                                    

Romeo langsung keluar dari toilet. Meninggalkan Romeo yang masih bersandar lemas di kaca besar. Ia memikirkan bagaimana dengan nanti jika ia masuk ke kelas dalam kondisi telat. Karena selama ini dia tak pernah telat. Bahkan lebih disiplin daripada yang lainnya. Mungkin ini semua gara-gara geng paras tenar. Gaya yang sok asik dengan perilaku yang kurang asik. Bisa dibilang ini kriminal. Mereka bisa saja dipenjarakan. Namun Romeo hanya bisa apa. Memilih masih hidup daripada mati di tangan mereka.

Romeo belum punya nyali yang besar akan itu. Karena bukti kuat belum ia dapatkan sepenuhnya. Tak lama dari itu kedatangan Rama kembali membawa sesuatu di tangannya. Tampak menggenggam erat satu pasang set seragam sekolah. Ya mungkin bed-nya berbeda dari kelas 11. Tapi Romeo menghiraukan hal itu. Ia hanya ingin kembali secepatnya ke kelas dalam kondisi kering dan tidak mencurigai.

"Nih pakek!" Seru Rama sambil menjulurkan satu pasang set seragam di tangan kanannya.

Romeo membalas dengan sopan. Mengambilnya dengan tangan kanan dan segera beranjak berdiri dari posisi awal. Melangkahkan tubuhnya pelan-pelan. Takut jikalau ia harus bergemetar dan jatuh. Karena badannya yang kedinginan sedari tadi. Membuat kakinya yang sudah tak sanggup untuk menopang badan itu.

Romeo mulai keluar dari ruangan toilet dengan pakaian yang tampak seperti baru. Ia memasukkan seragam basahnya pada kantong kresek yang diberikan Rama untuknya. Rama begitu baik, entah dari mulai kapan. Mungkin semenjak ia mulai mengenal Romeo beberapa waktu dekat ini. Meskipun melalui kakaknya Laskar. Si Romeo tak pernah ketinggalan untuk diperkenalkan padanya.

"Makasih ya kak. Tapi maaf sebelumnya kak, aku boleh nanya sesuatu nggak?"

Pertanyaan Romeo membuat tanda tanya yang memungkinkan mendapat jawaban baik dari Rama. Karena ia sedang penasaran, apa tujuan Rama melakukan hal ini secara tiba-tiba. Bahkan hingga ia rela meminjamkan seragamnya pada Romeo cuma-cuma.

"Sama-sama. Btw nanya apa?"

"Kenapa kakak melakukan hal ini sama aku?"

Awalnya Rama terdiam seolah tak punya jawaban. Dia masih melamun menatap Romeo. Kemudian mengalihkan pandangan pada kaca besar. Melangkahkan singkat kakinya mendekati wastafel. Dan melihati dirinya sebagai sosok yang paling menawan. Tak lupa menopang kedua bahunya dengan kedua lengannya. Tepatnya di ujung wastafel. Terlihat seperti tertekan dengan tundukkan wajah yang tak sanggup berbicara.

Romeo mendekati Rama dengan menempatkan kantung kreseknya sebelah wastafel. Menenangkan Rama dengan mengelus pundaknya. Mencoba membuat ketentraman dalam diri Rama saat ini.

"Kakak nggak apa-apa?"

Romeo masih bertanya-tanya akan sikap yang diberikan Rama untuknya. Seolah sulit sekali menjawab pertanyaan Romeo yang tak begitu HOTS. Rama menengadahkan wajahnya. Menatap kaca tanpa melihat wajah Romeo disebelahnya.

"Aku tau apa yang sedang terjadi saat ini. Dan aku mencoba menutupinya. Jujur aku melakukan hal ini dengan ikhlas tanpa paksaan. Jadi tolong jangan sangkut pautkan hal ini dengan Laskar." Jelas Rama singkat.

Penjelasan itu cukup berbelit bagi Romeo. Dia seperti memutar-mutar topik yang seharusnya bisa ditangkap menurut simpulan. Tetapi dari cara bicaranya. Ia seperti sedang berbohong juga seperti sedang merahasiakan sesuatu. Titik kebenaran hanya terpampang kecil bahkan bisa saja tidak terlihat. Ia masih belum bisa menunjukkan hal yang pasti pada keadaannya saat ini.

Romeo hanya bisa apa selain mengangguk menerima jawaban singkat itu. Daripada harus berdebat membuang waktu saja. Kini ia segera pergi bergegas dari toilet menuju kelas. Memastikan keadaan kelas tidak ricuh atas ketidakhadirannya.

"Yaudah kalau begitu kak. Aku ke kelas dulu sepertinya sudah telat lama. Makasih ya kak atas seragamnya, besok aku kembaliin."

Rama mulai menatap Romeo dengan senyuman tipis.

Romeo and His CrushWhere stories live. Discover now