•••

Kenzin tersenyum ke arah Anna yang menampakkan tatapan khawatir. Kenzin melepas jas berwarna biru nya lalu meletakkan di punggung belakang kursi. Tangan nya bergerak mengipas badan nya yang terasa sangat panas.

"Gilak gerah bener woi!" Kata Kenzin sembari tetap mengipas.

Anna mengambil salah satu buku lalu ikut mengipas Kenzin, "maaf ya gara-gara gue lo harus di hukum."

Kenzin menoleh ke sebangku nya, dia gelengkan kepala, "lo gak salah kok. Emang ada masalah apa tadi lo sampe marah marah?"

Anna meneguk ludah susah payah. "Gak ada apa-apa kok. Cuman mereka tadi ngatain gue miskin." Gadis itu tersenyum canggung. Ia tak mau Kenzin tau yang sebenarnya.

"WHAT?!" Kenzin tak sengaja berteriak, tatapan menuju ke arah nya.

"Syuuuttt!" Anna meletakkan jari telunjuk nya di depan bibir. Mengode Kenzin agar tidak berteriak. Yang di kode hanya cengegesan.

"Hellen yang ngatain?" Kenzin mengangkat salah satu alisnya, "wah gilak tuh cewek."

"Udah-udah gak usah di bahas. Lagian fakta kok Ken."

Anna bersekolah disini dengan beasiswa 100% yang tak akan di tarik walaupun nilai nya turun. Tapi hal itu tetap saja tak membuat Anna bermalas-malasan dalam belajar. Meskipun banyak yang lebih pintar darinya, ia tak menyerah barang sedetik pun. Tetapi tetap saja Anna menginginkan nilai terbaik, karena nya dia meminta les.

Chandra yang entah darimana tiba-tiba masuk ke kelas dan langsung menghampiri meja Anna. Sebenarnya Chandra merupakan anak dari kelas X IPS 2. Dia sedang membolos hari ini dan kebetulan mendengar kalau Anna ribut dengan circle Hellen.

Tanpa aba-aba Chandra menarik lengan Kenzin. Membuat gadis itu terjatuh ke lantai. Anna kaget akan kelakuan Chandra. Cowok itu bahkan sudah duduk di depan nya. Mungkinkah dia belum minum obat?

Kenzin tak terima di perlakukan sedemikian, maka ia segera beranjak. "Woi gilak lo anjing?!" Kenzin menendang kaki Chandra.

Chandra tak menghiraukan. Dia sekarang menatap Anna dengan cemas, "lo gapapa? Ada yang sakit gak?"

Anna masih bengong serta kaget. Ia hanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan dari Chandra. Sedangkan Kenzin masih emosi pada Chandra.

PLTAK!

Kenzin memukul kepala Chandra dengan sepatu. Sang empu meringis kesakitan. Ia berdiri, menatap Kenzin galak. Matanya merah karena marah.

"GILAK LO ANJING?!" Teriak Chandra.

"LO YANG GILAK BANGSAT!! TIBA-TIBA DATENG NGERUSUH!!" Kenzin balas teriak lebih kencang. Suara cempreng nya lebih keras dari suara berat Chandra.

Chandra menunjuk Kenzin. "Jauh-jauh deh lo! Gue mau berduaan sama cewek gue!"

"Siapa cewek lo hah?! Anna? Dia sahabat gue. Kalo gue gak setuju sama lo, Anna gak bakal jadi pacar lo! Mending jauh-jauh lo dari Anna!" Kenzin mendorong bahu Chandra.

Chandra mengeraskan rahang —kesal. "Lo siapa berhak ngatur dia mau sama gue apa kagak?"

"Sahabatnya! Dan dia gak suka sama lo. Dia suka sama orang yang alim, sholeh, gak tukang bolos kayak lo." Gadis itu melipat kedua tangannya. Kedua alis nya hampir menyatu.

Chandra menaikkan kedua alis, "tau darimana lo kalo gue gak alim, gak sholeh dan tukang bolos?"

"Pertama, emang lo gak sholeh dan gak alim. Kedua, sekarang aja lo bolos karena gue liat anak ips 2 nyari lo. Puas?!"

"Itu urusan gue ngapain lo sewot?"

Tatapan satu kelas sekarang mengarah ke mereka berdua. Anna menepuk jidat, si Kenzin baru pulang dari hukuman kenapa sekarang nyari ribut lagi?

"ANJING DIEM OI! NGAPAIN LO BERDUA RIBUT?!" Teriak Anna membuat Kenzin dan Chandra kaget. "Lo!" Anna menunjuk Chandra, "balik dah lo ke kelas. Gue gak nyuruh lo sok perhatian ke gue." Lalu Anna menoleh ke Kenzin, "Ken, gak usah hirauin orang gila. Buang-buang waktu."

Kenzin menampakkan smirk pada Chandra. Lalu ia kembali duduk, melewati tubuh tinggi Chandra sembari menjulurkan lidah —mengejek.

Chandra mendengus kesal. Oke, hari ini dia kalah, tapi liat aja nanti. Dia bakal hajar Kenzin abis-abisan karena telah menghalangi dirinya berduaan dengan Anna. Kaki panjang nya melangkah keluar dari kelas X MIPA 1.

Tepat setelah Chandra keluar, bell istirahat bernyanyi riang. Seakan bell itu adalah kicauan burung yang membuat para pendengar bahagia, semua murid SMA Garuda bersemangat keluar dari kelas mereka masing-masing.

Salah satu nya Kenzin dan Anna. Mereka berdua dengan cepat melangkah ke kantin. Jika telat, maka kantin akan di penuhi oleh manusia seperti semut.

"Ken pesen kayak biasanya ya? Mie ayam sama Es teh." Ucap Anna di balas anggukan oleh Kenzin.

Mereka berdua membagi tugas, Kenzin memesan makanan dan Anna mencari tempat duduk. Saat dalam perjalanan akan ke kios mie ayam, Kenzin tak sengaja menabrak bahu Rezvan yang sedang membawa satu gelas cappucino di tangan nya. Sedangkan gadis itu sudah tersungkur jatuh ke tanah.

"Buta ya lo?!"

— PELANGI & HUJAN —

TBC. VOTE UNTUK AYANG REZVAN👇🏻

 VOTE UNTUK AYANG REZVAN👇🏻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PELANGI dan HUJAN || NA JAEMINWhere stories live. Discover now