𝑺𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝑳𝒖𝒌𝒂 𝑳𝒂𝒎𝒂😖

70 11 4
                                    

Playlist || Last Child: Duka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playlist || Last Child: Duka

           Hujan masih menguyur Jakarta sampai siang ini, mungkin untuk sebagian wilayah ibu kota sudah tergenang banjir. Sebuah fenomena yang harus di alami setiap warganya di penghujung atau awal tahun, terlebih lagi untuk warga yang tinggalnya bantaran kali. Semua warga Jakarta berharap, kalau fenomena yang selalu terjadi seperti ini harus cepat ditangani.

Seperti yang aku katakan, hujan masih menguyur, bahkan jalan raya depan sekolahku pun tak luput dari genangan banjir. Menunggu Hafifah di sebuah warung kecil depan sekolah membuat aku melihat banyak aktivitas masyarakat saat banjir sudah tiba, walaupun hujan masih menguyur ibu kota.

Tepat di depanku, ada sebuah motor keluaran terbaru dari Yamaha harus terpaksa didorong karena mogok terkena banjir, warga yang sibuk membuat patokan dari kayu untuk jalan yang berlubang, sebagai tanda, sampai anak-anak kecil yang baru habis pulang sekolah bermain air membuat baju seragamnya basah.

"Ayo, Ra!" itu suara Hafifah yang sudah tiba dengan motornya.

"Lo yakin? Masih hujan, tunggu hujan reda dulu deh!" pintaku yang langsung ia tanggapi dengan anggukan.

Hafifah turun dari motornya, menyusul aku yang berada di warung, sedikit basah seragamnya karena air hujan itu. "Gila nih hujan, nggak berhenti-berhenti, sampai banjir gitu!" ucapnya.

"Kira-kira jalanan arah Pondok Indah banjir gak?" tanyanya padaku, yang aku pun tidak tau.

"Kita lihat dulu saja, semoga saja nggak banjir," balasku.

Sambil memandangi hujan yang jatuh, aku dan Hafifah disuguhi oleh banyaknya kejadian dan tingkahnya para warga Jakarta sampai terciptalah sebuah tawa. Anak-anak yang terjatuh di jalan yang berlubang menjadi baju yang ia kenakan basah semua, motor yang tiba-tiba mogok, bahkan ada ibu-ibu yang harus mencuci karpetnya di air banjiran itu.

"Oh iya, teman-temannya Samboja nggak ikut?" tanyanya.

"Nggak, mereka ke markasnya, takut imbas banjir. Kasihan orang-orang yang ada di sana," jawabku.

"Lagi pula seharusnya 'kan mereka ada penggalangan dana hari ini, tapi karena hujan, dan Samboja juga nggak ada kabar. Mungkin acaranya diundur sampai besok atau lusa," imbuhku.

Aku lihat Hafifah sedikit mengangguk, namun raut tanya yang terukir pada wajahnya tidak bisa dielakkan.

"Nah, itu yang masih gue bingung sampai detik ini. SUNCLUB apa sih?"

Sudah aku duga dia akan menanyakan soal itu.

"Soal penggalangan dana, markas, mereka. Mereka siapa?" tanyanya lagi.

SAMBOJA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang