𝑪𝒊𝒖𝒎𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂🤭

127 16 4
                                    

Playlist || Ungu: Ciuman Pertama

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Playlist || Ungu: Ciuman Pertama

Samboja mengantar aku sampai pintu rumah, jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 30, suasana tempat tinggalku sudah lumayan sepi, hanya ada beberapa orang yang melintas, mungkin karena besok masih hari sekolah dan kerja.

Seperti biasa Samboja menitipkan motornya di mini market depan, yang memang belum tutup.

"Eum, makasih, ya, untuk makan malamnya," ucapku.

Samboja mengangguk sambil tersenyum tipis tapi masih terlihat manis, "sama-sama. Besok aku jemput, ya?"

Aku langsung mengangguk, tidak ada terbesit di kepalaku untuk menolak tawarannya, tidak seperti waktu pertama kali dia menawarkannya padaku. Meskipun saat ini, aku tau, masih ada hal yang pastinya akan membuat aku tidak nyaman, semisal, Hafifah, dia belum tau semua ini. Serta Caca yang entah di mana keberadaannya, kalau dia tau tentang ini pasti akan marah besar dan pasti mengancam diriku.

"Eum, Sam?"

"Hm?"

"Kamu sama Caca gimana?"

Samboja diam menanggapi pertanyaanku, "kamu tiba-tiba hilang nggak ada kabar, apa dia nggak bakal nanyain?"

"Nanti kalo aku yang kena imbas gimana, Sam? aku seperti merebut pacar orang tau," ucapku.

Samboja mendekat ke arahku, sambil memegangi pipi bulatku yang dingin karena terpaan angin malam, jarak kami pun tidak ada sejengkal, dekat sekali, aku sampai menciun aroma tubuhnya dengan jelas, parfum miliknya yang akan aku ingat jelas.

"Itu jadi urusan aku, ya, kamu jangan pikirkan itu. Aku juga sudah pernah bilangkan, kalo dia dan gengnya menyakiti kamu lagi, aku akan selalu ada, buat kamu," ucapnya yang setelah itu mengusap pipiku dengan pelan.

Tuhan, aku lihat sorot mata teduh itu, semua begitu tulus, membuat aku percaya begitu saja, membuat aku semakin jatuh cinta berkali-kali pada manusia indah ini.

"Aku cuma takut saja," balasku.

"Nggak usah ditakutkan, ya, ada aku di sini, aku nggak akan ke mana-mana, aku janji," ujarnya sambil mendekatkan terus tubuhnya ke tubuhku, tapi matanya masih menatap mataku, dan tangan kanannya masih mengusap pipiku.

"Janji, ya, nggak akan ke mana-mana, nggak akan ninggalin aku," pintaku padanya yang ia tanggapi anggukan pelan sambil tersenyum.

"Aku sayang kamu, Sora, sayang sekali,"

Mata teduhnya terus menatap mataku dengan lekat, posisinya masih sama, tangannya masih memegangi pipiku, tidak ada lagi percakapan di antara aku dengannya, hanya saja aku merasa, saat ini Samboja semakin mendekatkan wajahnya ke arah wajahku.

SAMBOJA [Lengkap]Onde histórias criam vida. Descubra agora