𝑺𝒖𝒏𝒇𝒍𝒐𝒘𝒆𝒓 𝑪𝒍𝒖𝒃🌻

223 34 1
                                    

Playlist || Dewa 19: Cintailah Cinta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Playlist || Dewa 19: Cintailah Cinta.

Seperti yang dikatakan oleh Samboja, kalau hari minggu ini dia akan menjemputku untuk datang ke bakti sosial yang ia adakan bersama sahabatnya dan juga Ria. Dengan mengenakan celana panjang berwarna hitam dan kaos putih polos yang aku lapisi dengan kartigan rajut berwarna peach, tak lupa dengan sepatu flat serta tas kecil untuk ponsel.

Aku sudah siap di depan cermin sambil menyisir rambut yang aku biarkan tergerai. Di sisi kananku sebuah ponsel berdering satu kali, aku sudah menduga kalau itu dari Samboja.

Aku buka notif itu.

Samboja: gue sudah ada di depan rumah lo.

Aku cukup terkejut karena Samboja sudah ada di depan rumah? Kok bisa tau rumahku? Aku kira dia akan menunggu di depan gang saja.

Sora: Sebentar!

Balasanku, setelah itu langsung aku masukkan ponsel ke dalam tas dan keluar dari kamarku, membuka pintu rumah dan ternyata Samboja benaran ada di depan rumah. Dia lihat aku yang sedang membuka pintu lalu menguncinya langsung.

Berlajan menghampirinya yang masih menatapku dengan senyuman tipisnya.

"Kok kamu bisa tau letak rumah aku?" Tanyaku saat sudah berhadapan dengannya.

"Tadi nanya sama orang-orang sini", jawabnya.

Mataku menjelajah karena tidak melihat motor Samboja, ia hanya membawa tubuhnya saja.

"Motormu?" Tanyaku lagi.

"Karena kata lo gang melati sempit banget jadi gue titip di minimarket depan. Dan pas gue masuk ternyata sempit banget, mungkin masih perawan kali, ya?" Samboja sedikit menggoda di akhir perkataannya.

"Apaan sih, Sam. Sudah ah ayo kita jalan!" Ucapku yang menjadi salah tingkah dan jadi berjalan lebih dulu sambil menundukkan kepala.

Aku mendengar Samboja terus memanggil namaku.

"Tunggu kali!" Ucapnya setelah sudah sejajar jalannya denganku. Aku hanya diam menanggapinya dan tidak sama sekali menatap wajahnya itu, entah kenapa saat ia mengenakan pakaian biasa seperti itu terlihat lebih dewasa tidak seperti anak usia 17 tahun pada umumnya. Mungkin karena Samboja tinggi dan juga tubuhnya yang sangat atletis jadi tidak terlihat kalau dia masih duduk di bangku SMA. Sedangkan aku, hanya bisa menujukkan lemak.

"Kamu tunggu di sini saja, ya. Aku ambil motornya dulu!" Pintanya yang aku tanggapi dengan anggukan.

Samboja menyebarangi jalan itu menuju minimarket.

SAMBOJA [Lengkap]Where stories live. Discover now