45 | Keberhasilan, dan akhir

Mulai dari awal
                                    

Althan menendang sesuatu yang sensitif bagi Alex. Membuat cowok itu salah fokus.

Bugh!

Althan tersenyum penuh kemenangan ketika berhasil membuat Alex kesakitan lagi.

Sedangkan wajah tampan Althan sama sekali belum tersentuh mereka. "Balikin anak sama istri gue!"

Bocah yang berada digendongan Elga langsung terbangun mendengar banyak suara keributan.

"Papa!" tangan mungil itu berusaha menggapai Althan. Tapi Alex malah mencengram tangan bocah itu.

Wajah bocah itu terlihat memerah meringgis kesakitan, karna cengkraman Alex yang cukup kuat.

"Jangan sentuh anak gue, brengsek!"

Althan kembali meninju perut Alex. Membuat cowok itu oleng karna tak bisa menghindar dari pukulan Althan yang bertubi-tubi.

Setelah itu Alex terjatuh. Manik Althan beralih menatap Elga dengan tatapan yang sulit diartikan. Sepertinya ia ingin membunuh kedua laki-laki sialan itu sekarang juga.

Brak!

Dion dan Zyan sudah berdiri diambang pintu, kedua laki-laki itu sudah siap membantu Althan.

"Cupu lo. Beraninya keroyokan!" teriak Dion, laki-laki itu langsung menendang tubuh Alex.

Althan memperhatikan kedua sahabatnya itu betarung dengan musuhnya. Ini semua kesempatan bagi Althan untuk membawa Zea dan Elgara keluar secepatnya.

Zea langsung memeluk tubuh Althan, perempuan itu terlihat seperti ketakutan. "Al, aku takutt." cicitnya.

"Sekarang udah ada aku. Ayo cepet keluar duluan, nanti aku bareng sama Elgara." ucap Althan seraya membantu Zea untuk segera keluar dari ruangan itu.

"Berhenti, atau anak lo gue tembak!"

Althan berhenti, kemudian menoleh. Tanpa ia sadari Nola sudah berada dibelakangnya. Perempuan itu sudah kembali sadar.

Wanita itu mengarahkan pistolnya kearah Elgara, bocah yang tengah kebingungan dengan apa yang sedang terjadi saat ini.

Althan berlarian cepat, dan langsung menghalangi tubuh bocah itu dengan tubuhnya.

Dorr!

"ALTHAN!" teriak Zea, perempuan itu berlarian kearah Althan.

Kedua sahabatnya yang sedang bertengkarpun ikut berhenti ketika mendengar suara tembakan itu.

Peluru itu berhasil mengenai perut Althan, cowok itu masih berusaha melawan Nola dengan sisa tenaga yang ia miliki.

Althan berhasil merebut senjata tajam itu dari Nola, kemudian menembak Nola, Elga, dan juga Alex secara bergantian.

"Dorr!"

"Dorr!"

"Dorr!"

Tiga manusia itu berhasil Althan tembak, ia berhasil, ia berhasil menyelesaikan misinya.

Althan menyentuh perutnya yang terasa ngilu, menundukan kepalanya untuk melihat darah segar yang terus saja keluar dari perutnya.

Zea menahan tubuh Althan agar tidak terjatuh, sekarang dress putih yang Zea kenakan berubah menjadi warna merah.

Tangan yang penuh dengan darah itu mengusap lembut pipi Zea yang kini banjir dengan air mata, kemudian mengecup singkat perut istrinya.

"Jangan nangis, kamu jelek kalo lagi nangis gini." Althan terkekeh pelan melihat istrinya yang tengah menangisi dirinya.

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang