35 | Cek Kandungan

110K 14.6K 1.2K
                                    

[ Happy reading ]






Zea menatap pantulan dirinya didepan cermin, perempuan itu mengusap perutnya yang sudah terlihat sedikit membuncit.

Usia kandungannya sudah memasuki minggu ke enam. Zea jadi tak sabar ingin melihat wajah buah hatinya itu.

Zea dapat merasakan tangan kekar memeluknya dari belakang, perempuan itu langsung menatap cermin didepannya.

"Udah mulai buncit, jadi tambah lucu!" ucap Althan.

"Jadi jelek yah, Al?" tambah Zea.

Althan mengerutkan dahinya bingung. "Kata siapa jelek, orang cantik gini juga!" tukas Althan.

"Makin cantik tau!"

Zea mencubit pelan lengan Althan. "Udah mau punya anak dua masih aja gombal!"

"Harus dong, kan mau nambah tiga porsi lagi sayang. Supaya jadi lima!"

Zea membulatkan matanya, belum saja lahir sudah mau tambah porsi lagi?

"Kamu aja yang hamil!"

Althan terkekeh mendengarnya. "Kira-kira dia cewek apa cowok ya?" tanya cowok itu pada Zea.

"Kamu maunya cewek apa cowok?"

"Mau cewek atau cowok juga gak masalah, yang penting sehat." ujar Althan seraya mengusap perut Zea dari belakang.

Althan membalikan tubuh Zea. Sekarang perempuan itu sudah berhadapan dengan suaminya.

Althan menaikan kaos kebesaran yang dipakai istrinya itu. Laki-laki itu mencium perut Zea cukup lama.

Zea tersenyum tipis melihat perlakuan manis suaminya, perempuan itu mengusap rambut hitam milik Althan.

"Ayo, katanya mau cek kandungan?"

Althan mengangguk semangat, laki-laki itu langsung menatap bocah yang sedang asik bermain mobil-mobilan diatas tempat tidur.

"Abang, let's go!"

Elgara mengangguk seraya turun dari tempat tidur itu dengan hati-hati. "Ayo Papa, Mommy!"

"Pake sepatu dulu, nanti kaki abang lecet."

Bocah itu mencoba memakai sepatunya. Namun gagal karna tangannya tak sampai. "Nda bisa papa! Sakit pelutnya!"

"Pelut El, kaya mommy!" ucap balita itu menunjuk perut buncitnya.

Cowok itu mengusap-ngusap perut Elgara, sekarang bocah itu telihat lebih berisi dan semakin gembul.

Althan geleng-geleng kepala melihat tingkah bocah itu, laki-laki itu membungkuk untuk membantu memakaikan sepatu bocah itu satu persatu. Setelah selesai Althan langsung menggendong tubuh balita itu.

"Udah siap, ayo!"

☆☆☆☆

Althan membantu tubuh istrinya tiduran diatas brankar, sambil terus menggenggam erat tangan Zea.

Zea menolehkan kepalanya melihat layar usg yang menampilkan janinnya. "Anak kita ada disana, lucu ya?" ujar Zea tak percaya.

Althan mengangguk pelan, senyuman tipis terbit dibibir Althan. Bertubi-tubi laki-laki memberi kecupan didahi Zea.

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang