33

88.9K 16.1K 970
                                    

Happy Reading 💜💜💜

•••••••

Matanya mengerjab tak percaya dengan menatap piring di depannya.
"Yakin cuma ini?" Tanyanya menatap kosong piring itu.

Pria yang kembali berjongkok setelah meminta salah satu orang untuk membawakan makanan untuk Elle itu menatap Elle datar.
"Hm. Hanya itu." Balasnya acuh.

"Anjir gak modal banget Lo nyulik gue! Masak dikasih makan cuma nasi sama telor rebus! Mana telornya cuma sebiji lagi!" Protesnya menggebu-gebu dengan perasaan kesal setengah mati.

"Jika tidak mau jangan dimakan."

Elle mendengus, dia berbalik badan membelakangi pria itu.

"Tidak perlu berbalik. Aku sudah tau wajah aslimu."

"Diem. Udah sana pergi! Jangan ganggu gue makan!" Tegas Elle.

Beberapa saat kemudian, Elle tak mendengar ataupun merasa jika ada seseorang di belakangnya. Dia menoleh ke belakang untuk memastikan, ternyata benar jika pria itu sudah pergi. Wajahnya seketika berubah serius dengan pikiran berkecamuk.

Elle menatap lamat-lamat makanan di depannya, berpikir keras apakah dia akan memakannya atau tidak. Dia lapar, tapi bagaimana jika makanan itu terdapat racun?

"Mereka berhubungan?" Gumam Elle penuh tanya saat berpikir jika pria itu ada hubungannya dengan Al.

"Jadi....gue target selanjutnya ya? Sialan." Senyuman lebar terpampang di bibirnya.

Dengan tanpa ragu, Elle mengupas kulit telurnya dan memakannya tanpa nasi. Persetan dengan racun, dirinya sudah sangat lapar sekarang. Toh ia juga pernah mati, dan itu tidak terlalu mengerikan. Wkwk, sudah berpengalaman meninggoy.

Matahari mulai naik ke atas walaupun sedikit tertutup dengan awan abu-abu, dan kabut-kabut itu mulai menipis membuat Elle bisa melihat sekitar dengan agak jelas.
"Tempat penyekapan yang lumayan." Ucapnya dengan kepala mengangguk pelan. Penyekapan ini diluar ruangan, penyekapan outdoor atau diluar ruangan.

Elle berbalik badan kembali menghadap ke arah Frederick yang masih saja menundukkan kepalanya dengan tangan yang ada di perutnya. Lalu tatapannya jatuh pada gembok yang mengunci pintu sel besi yang mengurungnya.

Dia benar-benar diam dengan mata yang terus mengamati sekitar dengan waspada dan detail, tatapannya juga menajam berkali-kali lipat. Ingatlah bahwa diamnya orang cerewet itu sangat mengerikan karena kalian tidak tau apa yang sedang ada di pikiran mereka.

Untuk keluar dari sel ini ia sudah memikirkan cara, hanya tinggal berpikir bagaimana dia bisa lolos dari para penjaga yang menjengkelkan itu.

••••••••

Kini, beberapa kerajaan besar di benua timur sedang di porak porandakan dengan hilangnya putra dan putri mahkota mereka. Tentu ribuan pasukan sudah mereka kerahkan untuk mencarinya, tapi tentu saja hasilnya nihil.

Raja Andreas duduk lemas di singgasananya, semua bangsawan juga ikut hadir di ruangan itu. Namun, keadaan sangatlah hening dan terkesan mencekam. Keadaan canggung serta merinding menyelimuti mereka sedari mereka memasuki ruangan.

Nyonya Duchess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang