13 (Revisi)

102K 16.6K 989
                                    

💜Happy Reading💜

••••••••••

Matanya dibuat menyipit sok tajam dan juga bibir yang dilipat kedalam dengan ekspresi sok judes andalannya. Dia sangat yakin dan ingat dengan jelas jika pria inilah yang tadi ho-ho-hi-he di kamar mandi.

"Ada apa dengan mu?" Bisik Arsen yang melihat Elle menatap sinis seseorang di depannya.

"Sssttt!! Mas Duke diem dulu, ada predator kelas kakap." Balas Elle ikut berbisik yang dibalas Arsen dengan alis terangkat sebelah.
Tapi ganteng anjrit. Tahan Nurul, tahan. Laki lu lebih cakep dari predator satu itu! Tahan!

Arsen mengikuti arah pandang Elle yang tetap menatap sinis pria di depannya yang juga menatap Elle dengan senyuman miring menggoda. Arsen dengan wajah datar nan dingin andalannya melangkah maju menutupi Elle dari pandangan pria itu.
"Sepertinya sudah cukup untukmu memandang istriku, tuan Evans. "

Evans, selaku adik kandung dari Count Barta, tersenyum pada Arsen dengan ekspresi menyebalkan.
"Ah maafkan saya Duke. Anda memiliki istri yang sangat cantik." Ucap Evans dengan smirknya.

Alis Arsen menajam,
"Hm, semua orang tau itu." Balasnya dengan nada rendah.

"Anda terlihat sangat mencintainya, ya." Kekeh Evans.

Evans membuang nafas dan tersenyum manis pada Arsen yang menatapnya setajam belati.
"Oleh karena itu, anda harus menjaganya dengan sangat baik, Duke. Karena jika lengah sedikit saja, Duchess bisa saja di culik pria lain. Seperti saat ini.."

"Apa maksud-" Arsen mengikuti arah pandang Evans dan menoleh ke belakang, betapa terkejutnya dia mendapati Elle yang tengah dikerubungi oleh kaum Adam yang menyogoknya dengan banyak makanan.

"Damn..." umpat Arsen lirih dan segera melangkah dengan cepat menuju tempat Elle berada. Jika kalian bertanya apakah di dunia ini ada bahasa Inggris? Maka jawabannya, Iya. Akan tetapi di dunia ini penyebutannya adalah bahasa benua barat.

"Ahahaa, bener banget anjir! Rasanya kek kaus kaki raja!" Elle tertawa saat membahas salah satu makanan yang tersedia dan memiliki rasa yang aneh. Ia kira hanya dirinya saja yang merasakannya, tapi ternyata semua orang setuju dengan pendapatnya.

"Mohon maaf Duchess, tapi tolong jangan membawa nama yang mulia dalam sebuah candaan." Ucap Brian yang menjabat sebagai Earl.

Elle mengangguk acuh.
"Gapapa sih sebenernya, asal nggak ada yang Cepu aja buat ngaduin ke si raja."

"Selamat malam Duchess, maafkan saya baru menyapa anda." Seorang gadis cantik dengan gaun mewah berwarna pink pastel yang sangat indah datang dengan senyuman manisnya yang membuat beberapa orang berdecak kagum.

Elle langsung menampilkan wajah ceria yang membuatnya mudah memiliki teman.
"Malem cantik, nama Lo Anastasia ya? Salam kenal, gue Nurul." Elle mengulurkan tangannya dengan senyuman lebar seperti yang selalu dia tampilkan saat bertemu orang baru.

"A-ah, ya...salam kenal, Duchess." Dengan gugup setengah mati, Anastasia membalas uluran tangan Elle.
Astaga, bagaimana bisa aku berpikir jika akulah yang paling cantik di kerajaan ini, sedangkan ada seorang Dewi sesempurna Duchess Elleza?- batin Anastasia merasa malu dengan kepercayaan dirinya. Bahkan dia sampai terpaku pada wajah Elle dan tanpa sadar tidak melepas sama sekali genggaman tangannya.

"Mon maap nih, bisa dilepas nggak? Ngeri cuy kalo pegang-pegang sama sesama jenis begini." Celetuk Elle yang membuat Anastasia langsung sadar dan melepaskan uluran tangannya.

"Mohon maaf atas ketidaksopanan saya, Duchess." Anastasia menunduk malu.

"E-eh, gapapa kok gapapa, santuy aja santuy." Kekeh Elle dan kembali memakan cake di atas meja.

Nyonya Duchess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang