28

91.2K 15.5K 1K
                                    

Happy Reading 💜💜💜

••••••

"Perketat keamanan di setiap sisi kerajaan terutama dekat pusat perdagangan dan rumah penduduk. Jangan sampai ada yang lengah sedikitpun jika tidak ingin ada korban lagi."

Sekitar 40 tim dikerahkan untuk memperketat keamanan di malam hari ini. Masing-masing tim terdiri dari sepuluh orang. Untuk kali ini mereka tidak akan lagi menganggap enteng kasus ini. Arsen menepuk pundak Elliot yang berada di sampingnya.
"Tunggu di luar." Ucapnya yang diangguki oleh Elliot.

Arsen berjalan menuju ruangannya dengan langkah lebar, mata tajamnya membuat semua orang menunduk. Perlu kalian ketahui jika tidak ada orang yang benar-benar bisa menatap netra merahnya yang begitu mengerikan tapi juga memikat itu, ah kecuali istrinya yang congok itu.

Dibukanya pintu ruangannya, matanya disuguhkan dengan seorang perempuan cantik yang tengah duduk di kursi kerjanya dengan membaca beberapa laporan yang ada di mejanya, wanita itu terlihat sangat serius saat ini. Jarang-jarang dia melihat raut seriusnya. Wajah yang semula dingin, tegas, dan bengis itu langsung terganti dengan wajah lembut dan terkesan berseri-seri apalagi dengan senyuman tipisnya itu.

Kakinya kembali melangkah menuju istrinya berada. Merangkul pundak istrinya dan menyematkan kecupan di pelipis wanita cantik itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Arsen basa-basi.

"Berak." balas Elle ngasal.

Pelipisnya kembali mendapat kecupan, tapi kali ini sepertinya kecupan gemas karena kepala Elle sampai tumbang.

"Yaelah mas, biasa aja ngapa. Ini kepala saya sampek mau roboh loh." Heboh Elle yang malah mendapat kekehan dari Arsen.

"Kenapa kau membaca itu? Apa ada sesuatu yang mengusik mu? Kau terlihat sangat serius sedari tadi." Arsen mengangkat tubuh Elle dengan mudah dan duduk di kursi yang semula di tempati Elle, lalu membawa Elle ke atas pangkuannya.

Duuuhh, pangku-pangkuan gini kan jadi makin meleleh aku tuuuhh! - batin Elle sambil mesam-mesem gak jelas.

"Aku akan pergi sebentar lagi." Ucap Arsen tiba-tiba.

Elle sontak menoleh pada Arsen yang tengah menumpukan kepalanya di pundak kanannya. Berat euyy!
"Kemana?"

"Mengintai di pusat perdagangan penduduk."

Elle mengangguk dan kembali diam dengan tatapan yang tertuju pada dokumen-dokumen di meja kerja suaminya.
Gue bilang aja apa gimana ya? Tapi nanti kalo salah, gue dong yang kena? Tapi ini bener-bener ada yang gak beres.- Elle berperang batin.

"Ada apa? Ada yang ingin kau katakan? Katakan lah." Arsen memeluk erat pinggang Elle dengan tatapan lurus pada wajah cantik yang tengah terlihat sangat serius dan terkesan ragu.

"Emmm, mas Duke. Mas yakin ini perbuatan satu orang?" Tanya Elle ragu dengan menunjuk beberapa lembar dokumen yang berisi tentang korban-korban pembunuhan.

Kening Arsen mengerut,
"Belum sepenuhnya yakin, tetapi selama ini kami mengiranya seperti itu. Kenapa? Apakah menurutmu pelakunya lebih dari satu?"

Elle berakhir menggeleng.
"Nggak juga sih."

Arsen tau jika ada sesuatu yang mengganjal di pikiran istrinya itu. Tapi dia tidak ingin mendesak wanita itu untuk mengatakannya.
"Baiklah. Aku akan pergi sekarang karena semuanya sudah menunggu."

Nyonya Duchess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang