15 (Revisi)

106K 16K 549
                                    

💜Happy Reading💜

••••••••••

Sepanjang perjalanan kembali ke kediaman, Elle terus saja menggaruk leher, lengan, bahkan wajahnya.

"Berhenti menggaruknya atau kulit mu akan penuh dengan luka goresan." Arsen menggenggam telapak tangan Elle agar gadis itu berhenti menggaruk kulitnya dengan kuku panjangnya.

"Tapi ini gatel banget. Nggak tahan." Keluh Elle, bukan hanya gatal yang dia rasakan, melainkan rasa panas yang kian terasa di seluruh tubuhnya.

Mata Arsen memicing melihat bintik-bintik merah yang muncul di kulit Elle.
"Sepertinya kau mengalami alergi."

"Alergi? Gak mungkin lah, aku gak punya alergi apapun kok." Sergah Elle dengan sedikit menggeliat karena rasa gatal di tubuhnya.

"Jelas-jelas ini tanda alergi. Jangan mengelak. Dan juga, bisa saja tubuh Elleza yang memiliki alergi, bukan dirimu."

Elle mendengus sebal.
"Lepasin, ini gatel banget tau!"

"Tahan, sebentar lagi kita akan sampai."

Ingin rasanya Elle menceburkan dirinya di tengah lautan saat ini juga. Menghembuskan nafasnya beberapa kali, dia mengingat sesuatu dan langsung menatap tepat di mata Arsen yang sangat-sangat tajam layaknya belati.
"Boleh nanya nggak?"

Arsen terdiam sebentar memikirkan kira-kira apa yang akan ditanyakan oleh Elle.
"Hm."

"Tadi ngomongin siapa sih? Bukan si nyai ronggeng kan?"

Mata tajamnya menatap tepat di mata Elle yang berbinar karena terpaan sinar rembulan.
"Bukan."

Elle mengangguk mengerti.
"Mantan pacar yang lain ya?"

Arsen hanya diam tak menjawab dan malah membuang muka. Menurutnya hal itu sama sekali tidak penting, jadi ia tidak perlu repot-repot menjelaskannya.

"Pacar itu maksudnya kekasih kalo mas Duke nggak ngerti."

Tak ada jawaban lagi. Elle pun ikut diam membuat suasana semakin sunyi.

Duuuhh keknya beneran gue alergi. Gatel, panas, sesek napas. Mati lagi gak ya gue? Kalo mati terus balik lagi ke tubuh asli gue sih gak masalah, tapi kalo malah langsung ke akhirat gimana dong? Bukannya ke surga malah dilempar ke neraka duluan gue. Elah. - Batin Elle pusing sendiri, apalagi dengan keadaannya saat ini.

"Panas..." keluh Elle dengan punggung yang ia senderkan di tembok kereta kuda. Bahkan rambut pirangnya sudah lepek karena keringat.

"PERCEPAT!!"

"Baik Duke."

Jujur saja Elle terkejut dengan teriakan Arsen yang tiba-tiba.

"Lain kali kau harus lebih hati-hati dengan apa yang akan kau makan." Peringat Arsen dengan mengusap-usap punggung tangan Elle yang terasa kian hangat dan berkeringat.

"Mas Duke. Aku gak bakalan mati kan?"

"Jangan bicara sembarangan."

Nyonya Duchess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang