bab 41

5.2K 782 29
                                    

HAPPY READING!!!

41. Pesan.


Saat ini kedua bayi yang sudah pubertas alias sudah remaja itu tengah tertidur dengan keadaan saling memeluk, namun sebuah suara dering ponsel mengusik tidur Gerhana.

Gerhana menggerang, mengucek matanya pelan menengok sebuah ponsel yang tengah menyala menampikkan panggilan masuk.

Melirik Indara yang saat ini tengah tertidur di dadanya, tersenyum mengecup singkat bibir ranum itu lalu tangannya yang mengambil ponsel yang terus menerus berdering.

Melihat nama yang tertera wajah Gerhana sukses mengeras, dengan cepat dia mematikan panggilan tersebut.

Namun sebuah pesan tiba tiba saja muncul dan tertera nama yang sangat ingin Gerhana bunuh.

Raja

Ra, kok malah di matiin? Apa lo masih nglindur ya?

Sorry telpon tengah malem gini, tapi Gue cuma mau bilang, lo jangan berurusan lagi sama Aksa. Dia gak baik buat lo

Kalo Aksa ngomong sesuatu sama lo, jangan langsung percaya Ra

Gue sayang lo, gue cinta sama lo. Gue nyuruh lo jauhin Aksa demi keselamatan lo Ra, gue takut lo kenapa kenapa.

Read

"Bangsat, berani banget ternyata" umpat Gerhana pelan, takut membangunkan Indara.

Dia melepaskan pelukan Indara dengan pelan, lalu turun dari ranjang Indara dan kakinya melangkah menuju balkon kamar Indara. Ya, dirinya menginap di rumah Indara setelah dramanya yang mengamuk di buat tadi malam.

Dia dengan cepat menelpon Raja kembali, dengan bersmirk.

"halo Ra, gue kira lo marah pas pesan gue di read doang. Maaf bukan bermaksud ngengkang lo tapi si Aksa emang gak bener bua---

"udah ngomongin gue?" potong Gerhana santai.

Mendadak Raja terdiam, mungkin shok?

Namun tak lama dia kembali bersuara, namun kini suaranya berbeda. Tidak lembut, namun dingin.

"lo, kenapa ponsel Indara ada di lo hah?!" bentak suara di sebrang sana.

"cih, kenapa? Gue udah kasih tau semua kebenarannya, jadi percuma lo mau jelek jelekin gue. Semua tetep percuma karena emang seharusnya Indara punya gue, di kehidupan dulu ataupun sekarang." tekan Gerhana dengan mata yang berkilat amarah meremas ponsel Indara.

Sesaat Raja terdiam, namun kembali bersuara dengan penuh ancaman.

"gue gak akan kalah kali ini Ja, gue akan dapetin Indara dengan cara apapun. Termasuk cara kotor, inget itu"

Gerhana menggepalkan tangannya, "GAK USAH MACEM MACEM SAMA GUE GAVIN!!" bentak Gerhana yang telah di ujung amarah.

"inget, gue pastiin kalo lo macem macem, Indara bakal benci sama lo" ancam Gerhana lalu menutup panggilan sepihak.

Menyenderkan tubuhnya pada tembok, dia memandang langit yang gelap gulita. Matanya masih terpancar amarah, memejamkannya dan menghembuskan nafasnya secara perlahan.

"semoga dia gak nekat" gumam Gerhana berharap.

"ARGH!! Gue butuh pelampiasan" erang Gerhana ketika rasa marahnya belum juga padam.

Mengingat Gavin orangnya nekat dia menjadi semakin marah, dia takut jika Gavin akan berbuat yang tidak tidak.

Gerhana sudah tak tahan, dia berlari ke dalam lalu mengambil hoddienya  dan memakainya. Dia berlari ke arah balkon kembali dengan tergesa gesa, melirik kanan kiri ingin memastikan tidak ada orang yang melihatnya.

Back To Baby[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang