bab 39

5.2K 849 35
                                    


HAAPY READING!!!

39. Penjelasan.

Indara yang mendapati serangan mendadak dari Gerhana pun mematung, bagaimana Gerhana tau nama yang selalu di gunakan dirinya dan Rajandre? Apakah benar jika Gerhana ialah Rajandre?

"Hiks, ini tuh Aja! Gak usah percaya si govlok itu kalo Aja udah gak ada! Hiks... Aja tuh di sini!" racau Gerhana sesegukan, yang sekarang wajahnya berada di ceruk leher Indara.

"lepas" ketus Indara. Oke dirinya tidak akan percaya begitu saja.

"GAMAUU!!GAMAUUU" Gerhana menggeleng keras dan semakin mempererat pelukannya pada Indara.

Dia kira rencananya berhasil, tapi kenapa Indara malah tak percaya padanya? Andai saja dia tak memiliki rencana ini, harusnya tadi ketika dia mengingat langsung saja memberi tahu Ara-nya! Rajandre bodoh!

"lo ngape jadi cengeng gini dah?" heran Indara. Tadi saja tengil nya minta ampun, sekarang napa cosplay jadi bocah?

"hhumm, hiks...hhumm" Gerhana meracau tak jelas, suaranya terendam karena Gerhana yang semakin menekan wajahnya ke ceruk leher Indara.

DEMI APAPUN DIA MALU!!

Indara yang entah mengapa jadi gemas sendiri, apa apaan itu? Kenapa kiyowok?!

Eh eh, tunggu. Apa nih? Kok dingin dingin nyer gitu di lehernya?

Indara melepas kasar pelukan Gerhana, memegang lehernya yang ternyata penuh dengan ingus.

"ANJING YE LO! LEHER MULUS GUE LO NODAI PAKE UMBEL!!" pekik Indara murka. Ayolah lehernya yang kissable ini masa di penuhi dengan ingus?!

Sedangkan Gerhana hanya menatap dengan tampang tak berdosanya, menarik ingusnya untuk masuk kembali.

Indara dengan tatapan tak percayanya menatap Gerhana yang masih sibuk dengan ingusnya yang meler kemana mana, dari mulai baju dan sekitaran mulut di penuhi ingus.

Gerhana masih saja berusaha menghilangkan ingus yang menempel di baju dan seluruh wajahnya. Ah dan dirinya kesulitan bernafas karena tadi ingusnya di tarik masuk kembali.

Makin kesusahan sampai terduduk di lantai, kesal dan takut jadi satu Gerhana menangis kembali.

"hikss...Ga..bisa na..fas..Srott..HUAAA" tangisnya yang kesal karena ingusnya tak bisa di masukkan kembali atau di keluarkan juga susah.

Gerhana tak ingin menangis, tapi entah mengapa dirinya jadi cengeng begini.

Indara masih tak percaya, memandang Gerhana yang seperti "lo.... Edan?"

"HIKS, AJA GAK GILA!!HUAAA BUNDAA"

••• ••• •••

"pijitin di sini juga" tunjuk Gerhana mengarah pada perutnya.

PLAKK

"kagak usah ngadi ngadi" ketus Indara setelah menggeplak perut Gerhana.

Mata Gerhana sudah berair, bersiap untuk mengalir deras lagi.

"BUN---

"ssstt, lo mau ntar gak bisa nafas lagi?" potong Indara dengan cepat membekap mulu Gerhana yang sudah ingin memanggil Aira. Oke dia cukup tertekan dengan kelakuan bocah berwujud remaja ini.

Tadi tepat ketika Gerhana berteriak memanggil 'Bunda', Aira langsung saja muncul dan menuduhnya yang membuat Gerhana menjadi menangis.

Back To Baby[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang