SS-53💸

107K 11.3K 1.2K
                                    

Selamat Membaca

Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentar

•••

Setidaknya kamu mendapatkan karma sebelum pergi

•••

Dengan nafas tersenggal-senggal, Bella berhasil sampai di ruangan rawat Keenan dan membuka pintu dengan wajah yang sangat pucat.

Keenan sudah di kelilingi oleh Dokter dan perawat yang berusaha untuk menyelamatkan Keenan dari kematian.

Bella menyeka air matanya yang terus saja bercucuran dan menghampiri bangsal Keenan.

Terlihat nafas Keenan yang naik turun secara tidak beraturan dengan mulut yang terbuka.

Apakah ini yang dinamakan sakratulmaut?

"Dokter, selamatkan suami saya!"

"Kami akan berusaha Bu," ucap Dokter Defrian.

"Saya mohon Dok, saya akan bayar berapapun yang dokter minta yang terpenting suami saya bisa selamat."

"Itu sudah menjadi tugas kami, tetapi kembali lagi Dokter juga manusia. Tidak ada yang bisa melawan garis takdir Tuhan."

Bella menggelengkan kepalanya, menggenggam tangan Keenan dan mendekatkan mulutnya ke telinga Keenan.

"Sayang, ini aku. Kamu harus kuat, aku mohon jangan tinggalin aku. Anak kamu bahkan belum lahir, kamu mau dia menjadi yatim di saat dia saja belum melihat dunia?"

Bella menutup kedua matanya sambil mengucapkan dua kalimat syahadat di telinga Keenan.

Karina dan Harsa yang berdiri di belakang Bella juga tidak kuasa menahan tangisnya.

Karina lalu mengusap kepala Bella, "Nak, ikhlaskan Keenan ya. Jika kamu ikhlas maka Keenan bisa pulang degan tenang."

"Bel, Keenan menunggu ikhlas dari kamu untuk dia pulang. Jangan siksa Keenan Nak," ucap Harsa menambahkan.

Apakah benar jika salah satu orang belum mengikhlaskan kepergian seseorang ke pangkuan Ilahi maka itu bisa menghambat sakratulmaut seseorang?

Jujur, Bella belum ikhlas jika Keenan benar-benar pergi meninggalkannya.

Dari banyaknya cara manusia untuk pulang, kenapa Keenan memilih jalan pulang ke tangan Tuhan?

"Mama sama Bunda nggak tau perasaan Bella, bagaimana nasib anak Bella nantinya. Keenan harus sembuh, dia sudah janji untuk tidak pernah meninggalkan aku. Sebagai laki-laki sejati maka Keenan harus menepati janjinya."

Karina menunduk dan langsung di tarik oleh Allard untuk di peluk.
"Pah, aku tidak sanggup melihat Bella seperti ini."

"Semua orang tidak mau di tinggalkan Karina, apalagi kondisi Bella sedang mengandung."

Sedari tadi Allard hanya fokus menatap wajah putra pertamanya, melihat setiap tarikan nafas Keenan yang mungkin tidak lama lagi.

Allard memang tidak menangis, tetapi siapa yang tau kondisi hatinya sekarang.

Menahan tangis di dalam hati jauh lebih sakit di banding menangis secara lepas dengan meraung-raung.

"Tetapi aku juga tidak bisa melihat Keenan tersiksa, Pah."

"Kita serahkan semua pada Tuhan," ucap Allard.

Harsa mengelus punggung Bella, "Nak, apa kamu tega melihat Keenan tersiksa seperti ini?"

Suamiku SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang