SK-1💸

360K 27.2K 2.4K
                                    

•••𝓢𝓾𝓪𝓶𝓲𝓴𝓾 𝓢𝓾𝓵𝓽𝓪𝓷•••

"Pak saya mohon, biarkan saya masuk. Hari ini adalah jadwal wawancara saya pak."

Seorang gadis berumur 22 tahun merengek di depan seorang satpam yang berpakaian seperti polisi.

Baju cokelat dan celana cokelat, bisa saja seorang perempuan tertipu dan mengira bahwa satpam adalah seorang polisi.

"Mohon maaf mbak, wawancara calon pegawai baru sudah berakhir 2 jam yang lalu."

Gadis bernama lengkap Arabella Ramaniya menghela nafasnya gusar. "Sial," gumam Bella.

Bella terlambat sebab ia lupa jika hari ini adalah jadwalnya wawancara. Bella datang di jam 1 siang sedangkan wawancara berlangsung di jam 8-11 siang.

"Mbak silahkan, pergi!"

Dengan kasar satpam tersebut mendorong Bella. "Bisa santai kan, pak?"

"Silahkan pergi mbak!"

"IYA IYA SAYA PERGI PAK. INGAT YA PAK NANTI KALAU SAYA SUDAH PUNYA SUAMI YANG KAYA SAYA BELI PERUSAHAAN INI!"

Bella berteriak keras, sampai beberapa karyawan yang berada di lobi menatap keluar ke arah Bella.

"Terserah mbak, saya nggak akan halangin kehaluan mbak nya."

"INI BUKAN HALU PAK, INI MIMPI SAYA. BAPAK SATPAM JADI SAKSI ATAS SUMPAH SAYA JIKA SUATU SAAT NANTI SAYA AKAN MENJADI NYONYA CEO DARI PERUSAHAAN INI!"

Orang-orang yang mendengar perkataan Bella hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

•••💸•••

Gadis yang duduk di hadapan Bella tertawa terbahak-bahak setelah mendengar kejadian yang menimpa Bella tadi siang.

Setelah pergi dari hadapan satpam tengil tadi, Bella mendapatkan telpon dari sahabatnya Arumi yang mengajaknya untuk meminum kopi bersama.

Arumi Faradina, sahabat semasa kuliah Bella. Arumi sudah mendapatka pekerjaan 2 bulan yang lalu, sedangkan Bella ia masih saja menganggur setelah lulus kuliah jurusan Akuntansi 4 bulan yang lalu.

"Rum... Gue masih nganggur astaga, gimana caranya gue bisa kaya kalau gini."

Arumi menghentikan tawanya, ia lalu menyeka air mata yang keluar di ujung matanya sebab tertawa terlalu lama.

"Makanya, lo harus kurang-kurangin sifat pelupa lo itu."

"Kapan gue bisa nikah sama sultan?" rengek Bella.

"Jangan halu deh Bel, tipe orang kaya nggak kayak lo."

"Gue ingin punya suami sultan, supaya cepat kaya. Nggak usah kerja, tapi transferan masuk terus dari suami."

Arumi menghembuskan nafasnya gusar mendengar keinginan Bella, teman semasa kuliahnya ini memiliki mimpi mendapatkan suami yang kaya.

"Terserah lo deh Bel, gue capek ngingetin lo terus."

"Huaaa, Arum. Kasih gue solusi supaya bisa nikah sama sultan!"

Suamiku SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang