39 | Janji Althan

Mulai dari awal
                                    

Althan mengangguk menjawabnya.


☆☆☆☆

Althan berjalan dikoridor sekolah yang cukup sepi, laki-laki itu melebarkan penglihatannya ketika melihat Zyan dan Dion tengah bertengkar.

Cowok itu berdehem pelan membuat kedua sahabatnya langsung menghentikan aktivitasnya. "Ngeributin apaan sih lo berdua?"

"Tau tuh, si Dion!" tuduh Zyan.

"Lo yang duluan!" ujar Dion tak mau kalah

Althan menggeleng-gelengkan kepalanya, kedua cowok itu memang sangat sering sekali bertengkar hanya karna masalah sepele. Namun, tak lama setelah itu keduanya akan kembali seperti biasa.

"Kenapa? Ributin cewek lagi lo berdua?"

Zyan mengangguk cepat, sedangkan Dion hanya diam saja tak berminat untuk menjawab.

Althan berdecak sebal. "Ck! Heran gue sama lo berdua dikit-dikit ribut, dikit -dikit ribut!"

Mendadak suasana menjadi hening membuat Althan kembali membuka suara."Udah baikan lo berdua, gue teraktir makan deh!"

"Ogah gue makan sama tuh bocah." ucap Dion sembari menunjuk Zyan.

Zyan tersenyum miring. "Siapa juga yang mau makan sama lo!" balas laki-laki itu.

Althan memutarkan bola mata malasnya. "Kaya bocah lo berdua."

"Tau lo, Yon!" ujar Zyan menyalahkan Dion

"Pake nyalahin gue segala, orang lo yang cari gara-gara!" Dion membalas.

Althan semakin di buat pusing. "Beneran gak mau lo berdua?" tawar cowok itu lagi, lalu melangkah pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

"Tungguin, Al!" teriak keduanya kompak.

☆☆☆☆

Althan memarkirkan mobilnya dengan beberapa kendaraan beroda empat lainnya. Laki-laki itu segera keluar dari mobilnya diikuti Zea.

Althan tersenyum tipis seraya membenarkan anak rambut yang menutupi wajah cantik istrinya itu. Dengan cepat Althan menggandeng tangan Zea untuk masuk kedalam mall itu.

"Jangan beli itu terlalu banyak, sayang. Beli yang lebih sehat aja."

Zea mengangguk. Perempuan itu menyimpan kembali beberapa mie instan yang tadi sudah dimasukan kedalam trolli.

"Nanti malem mau masak apa?" tanya Zea.

"Mau apa ya—ayam balado aja deh, kayanya enak tuh!" jawab Althan semangat.

Zea mengangguk pelan, ini kenapa jadi Althan yang seperti orang ngidam. "Kaya orang yang lagi ngidam aja!"

Setelah itu Zea memasukan daging, dan sayur-sayuran lainnya yang akan dibuat untuk resep makan malam nanti.

Zea tersenyum senang ketika melihat Althan memasukan buah-buahan kesukaannya. Apalagi kalau bukan anggur. Ada lawan?

Dilanjut dengan memilih snack-snack kesukaan mereka. Tak lupa Althan juga membelikan beberapa mainan untuk Elgara.

Setelah trolli penuh dan kebutuhan mereka sudah terlengkapi. Kini keduanya berjalan untuk segera membayarnya kepada kasir.

"Totalnya jadi satu juta tiga ratus mas."

Selesai dengan pembayaran, Althan langsung mencari penjual rujak karna istrinya itu merengek meminta dibelikan rujak.

Tak lama kemudian Althan kembali kedalam mobil. Laki-laki itu menatap heran istrinya yang sudah tertidur, baru saja ditinggal sebentar.

Cowok itu langsung melajukan mobilnya, sebelah tangannya ia gunakan untuk menahan kepala istrinya agar tak oleng.

"Althan?"

Althan menoleh mendapati Zea yang sudah terbangun. "Tidur lagi aja sayang, kamu pasti kecapean."

"Mana rujaknya?" cewek itu bertanya.

"Mau disuapin juga ya?" pintanya.

Althan mengangguk. Cowok itu langsung memarkirkan mobilnya di tempat yang lumayan sepi, perlahan memasukan rujak itu kedalam mulut Zea.

Sedangkan tangan Zea asik mengusap perutnya yang masih terbalut seragam sekolah. Tak banyak yang tau kalau dibalik seragam sekolahnya itu terdapat malaikat kecil yang hidup didalam perutnya.

"Kamu pasti cape ya ikut-ikutan kesekolah bareng mommy? Sabar ya sayang, tunggu empat bulan lagi mommy sama papa lulus sekolah."

Althan tersenyum melihatnya. "Althan kamu tau gak trauma terbesar aku itu apa?" tanya Zea.

Althan mengulum bibirnya. Laki-laki itu menggeleng pelan menjawabnya. "Liat kakak aku berjuang sendirian buat lahirin Elgara kedunia."

Althan menumpukan tangannya diatas tangan istrinya. "Dan itu gak akan pernah terjadi sama kamu."

Zea mengangguk percaya. "Kamu gak akan biarin aku berjuang sendirian buat lahirin dia kedunia kan?"

Althan menggeleng keras. "Gak akan pernah. Kamu boleh pegang kata-kata aku."









Tbc ..



Halo luv, Rin mau infoin lagi nih, kalau cerita Althan mau terbit !  Horeeee ! Jangan lupa nabung dari sekarang ya !

untuk info lebih lanjut kalian bisa follow dan pantengin terus instagram @rienlita.wp sama @penerbitgrassmedia

wp sama @penerbitgrassmedia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang