27 | Althan Nyebelin

Mulai dari awal
                                    

"Nggak, Iyan bau!" tukas bocah itu.

"Wah, sembarangan lo. Gue udah mandi!"

Bocah itu memberontak brutal, membuat Zyan kehilangan keseimbangan. Alhasil keduanya sama-sama terjatuh.

Mata Elgara langsung berkaca-kaca merasakan sakit pada lututnya. "Papa!" bocah itu mengadu.

Zea dan Adara langsung berlarian untuk membantu tubuh balita itu. "Lo gimana sih Yan. Gak becus banget jagain Elgara doang!" sentak Adara.

"Kasian, Ra. Bantuin Zyan sana!"

Dengan malas perempuan itu membantu tubuh Zyan agar berdiri kembali. "Gila tuh bocil brutal banget!"

"Lo aja yang lemah, gendong Elgara aja gak kuat sampe jatuh gitu!" omel Adara lagi.

"Habisnya tuh bocah brutal amat!"

"Halah, bilang aja gak becus!"

"Lo ngeremehin gue? Gendong Dion aja gue kuat, iya kan Yon?" tanya Zyan pada Dion yang tengah berjalan mendekati Adara.

Adara bergidik ngeri mendengarnya. "Udah gak waras emang lo berdua!"

"Ada yang nyariin lo didepan!" ujar Dion sembari menepuk punggung Adara pelan.

"Gak lucu lo, gue lagi gak mau bercanda sama lo berdua!" ketus cewek itu.

"Gue serius." balas Dion lagi.

"Cek aja dulu, Ra." Zea berucap.

Adara beralih menatap Dion kembali. "Serius lo, gak lagi bercanda kan?"

"Siapa sih?" tanya cewek itu lagi.

Dion mengakat bahunya tanda tak tau. "Gak tau, lo samperi aja sana!"

Adara mengangguk pelan, perempuan itu dengan cepat pergi keluar vila di ikuti Zea dan juga Elgara dari belakang.

"Ayah?" beo Adara.

"Ayo pulang. Ayah besok harus berangkat keluar kota, kasian Bunda di rumah sendirian." jelas Ayah Adara.

Adara mengangguk menurut. "Zea, gue pulang ya!" pamitnya pada sahabatnya itu.

Adara mengangguk, seraya masuk kedalam mobilnya. "El, Katik pamit pulang ya!"

Bocah itu mengangguk-ngangguk. Lalu, melambaikan tangannya. "Dadah Katik, ati-ati ya!"

Cewek itu mengangguk, kemudian tersenyum pada Zea dan juga Elgara. Setelah itu mobil Adara benar-benar melaju, menjauh dari vila.

☆☆☆☆

Mata Zea berbinar ketika melihat Althan yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi, tubuhnya yang kekar, rambutnya yang basah dan jangan lupakan perutnya yang kotak-kotak, membuat pesonanya nyaris sempurna.

Zea jadi kepikiran momen itu, dulu awal-awal menikah Zea sempat berteriak karna Althan telanjang dada seperti ini, tapi sekarang? Ia bahkan memandangnya tanpa berkedip.

Laki-laki itu semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Zea, seraya berbisik sesuatu. "Nakal banget sih, matanya!"

Pipi perempuan itu memerah malu, Zea ngalihkan pandangannya kearah lain. "Ih A—althan, sana pake bajunya!"

"Beneran, udah puas liatinya?" tanya Althan sembari menggoda perempuan itu.

Zea mencubit lengan Althan pelan. "Siapa juga yang liatin, dasar geer!" elak Zea.

Althan mencubit pangkal hidung perempuan itu. "Iya deh iya, yaudah sekarang tolong bantuin keringin rambut, ya?"

Zea mengangguk pelan. "Kamu kebiasaan banget sih Al, pantesan shampo El itu gampang habisnya, orang dipake kamu terus!" kesal Zea.

Cowok itu terkekeh, ia juga tak tau kenapa akhir-akhir ini Althan sering menggunakan shampo balita itu.

"Wangi, sayang." jawabnya

"Kamu gak malu di ledek gini, ganteng-ganteng kok rambutnya wangi shampo bayi, mau?" tanyanya.

"Kalo mau keluar kan pake shampo sendiri, sampo ini berlaku di dalem rumah aja."

Zea mengerutkan dahinya. "Biar kalo keluar rumah rambutnya lebih wangi gitu?"

"Kamu mau tebar pesona, hah?" Zea kembali bertanya dengan wajah ketus.

"Awas aja, kalau sekalian jajan diluar!"

"Emang boleh?" tanya Althan. Membuat mood Zea langsung hancur seketika.

Althan menggeleng pelan seraya mencium pipi Zea sekilas. "Ngapain jajan diluar. Kalau didalem rumah aja udah bikin puas, hm?"

"IH ALTHAN, NYEBELIN!"








Tbc ..







Luvey, Rin buat cerita baru nih ! Jangan lupa mampir ya, siapa tau kalian suka. Terimakasih 💗

Spam emoji anggur 🍇🍇🍇 yang banyak di sini !

Target 2k komen ya!

Jangan lupa kasih bintang ☆ dan komentarnya, see you di next chapter !

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang