"Thanks.. Sebentar ya.." kata Indra yang tersenyum sopan kepada Anaya sambil menjauh dari Anaya dan dua orang yang mengikutinya sejak petang tadi.

"Halo, Mr. Fakhri" kata Indra.

"Ada apa?" ucap Fakhri seperti enggan untuk basa-basi dengan Indra.

"Tentunya Om Aldi sudah bicara tentang keinginanku kan? Aku akan antar Anaya pulang sekitar jam setengah 10 malam.." kata Indra yang juga tidak ingin berlama-lama bicara dengan Fakhri.

"Sampai hati kamu membuat Om Aldi terseret dalam rencana kamu untuk memisahkanku dengan Anaya?" tanya Fakhri yang seakan paham dengan apa yang dibicarakan oleh Indra.

"Aku cukup beruntung saat Om Aldi lebih percaya padaku dibanding kamu hingga mengiyakan permintaanku.. Tenang saja, dia tidak sendiri, ada orang-orang Om Aldi yang mengawasi kami... Kalau pun aku melakukan sesuatu yang buruk kepada Anaya, Om Aldi adalah orang pertama yang akan mencari dan membunuhku, bukan kamu yang hanya mencintai Anaya sekedarnya sampai tega mengkhianati Anaya.. Ck.. Begitu pengecut.." rahang Indra mengeras saat menyinggung masalah antara Fakhri dengan Anaya.

"SETIDAKNYA AKU DAN ANAYA SUDAH BERDAMAI UNTUK ITU, SEMENTARA KAMU MASIH MELAKUKAN HAL YANG SAMA.. MENGAGUMI ISTRI ORANG.." KATA FAKHRI TIDAK MAU KALAH MEMBALAS PERKATAAN INDRA SEBELUMNYA.

Indra tersenyum seolah tidak mau mendengarkan perkataan Fakhri, "Terserah apa yang kamu katakana Mr. Fakhri, hanya saja aku sudah mendapat izin dari Om Aldi untuk membawa Anaya malam ini.." ucap Indra.

"Iya.. aku paham, tapi camkan, jangan bertindak melampaui batas.. hanya makan malam dan segera ucapkan selamat tinggal kepada Anaya... Oh ya, tidak perlu antar Anaya pulang, aku yang akan jemput Anaya.." kata Fakhri tegas, karena di dalam hatinya ada rasa tidak terima saat mengetahui Indra meminta kepada Om Aldi untuk melancarkan rencananya yang ingin makan malam bersama Anaya, istrinya. Fakhri hanya meredam kemarahannya saat mengetahui bahwa permintaan itu datang dari Indra yang berencana pergi ke luar negeri. Fakhri pun tidak memungkiri ada rasa lega saat mengetahui kabar tersebut. Fakhri berharap dengan kepergian Indra dan keadaan pernikahannya yang semakin membaik membuat kehidupannya semakin bahagia.

"Kenapa tidak Anaya saja yang memutuskan? Jangan selalu paksakan pendapatmu itu selalu benar Mr. Fakhri.. Tapi aku yakin, tanpa bertanya pun pasti Anaya memilih untuk kamu jemput karena Anaya adalah istri yang baik..." kata Indra panjang lebar.

'TERLALU BAIK UNTUK MENJADI ISTRIMU..' PIKIR INDRA.

"Terima kasih.. Aku anggap itu pujian untuk Anaya.. Tolong berikan handphone-nya kepada Anaya" kata Fakhri.

"Thanks" kata Indra sambil melangkah menuju keberadaan Anaya.

"Sudah diizinkan oleh Fakhri... Kita berangkat bersama? Atau kamu mau duluan saja?" Tawar Indra.

"Hmm.. Pak Indra turun saja dulu, saya segera ke bawah, mau ngobrol sebentar dengan suami saya" kata Anaya sopan.

Setelah memastikan Indra sudah menjauh, kemudian Anaya segera bicara dengan Fakhri.

"Tidak apa-apa mas? Aku makan malam bersama Pak Indra?" tanya Anaya heran.

"Iya... Om Aldi memintaku untuk mengizinkanmu pergi dengan dia.. Setidaknya Om Aldi mengirim orang-orangnya untuk mengawasi Indra selama kalian bersama.." Jelas Fakhri.

"Maaf aku tidak bisa menolak permintaan Om Aldi Nay, dan membuat kamu harus makan malam bersama orang itu.." sesal Fakhri.

"Bagaimana pun Om Aldi tidak akan punya maksud buruk Mas.. Percaya saja pada Om Aldi.. Aku sebenarnya juga ada keperluan bicara dengan Pak Indra.." kata Anaya sambil melangkah pergi meninggalkan kantor untuk menyusul Indra.

Kesempatan?Where stories live. Discover now