Chapter 10 : Dia?

34 2 0
                                    

~Happy Reading~

Tetesan air yang berasal dari langit perlahan turun dan membasahi jalanan. Membuat hitamnya aspal menjadi semakin hitam. Gerimis terus turun tak berkesudahan sejak tadi malam. Udara terasa dingin. Jendela mobil berembun.

Ariel sejenak menoleh ke arah kakaknya yang serius menyetir mobil lalu lanjut menatap ke depan. Ariel merapatkan jaketnya.

Pagi ini Ariel pergi ke sekolah seperti biasa. Bedanya kali ini ia bareng dengan kakaknya.

Pandangannya tertuju ke luar jendela mobil. Jalanan padat dan macet. Para pengendara motor dengan jas hujan itu dengan gesit menyalip beberapa kendaraan di depannya.

Hening. Tak ada percakapan diantara keduanya. Aaron sibuk menyetir dan Ariel hanya menatap ke luar jendela.

Tak lama mobil itu berhenti. Belum, ini belum sampai di sekolah. Ariel mengernyitkan dahinya.

"Turun," Dinginnya suara Aaron menambah suasana pagi ini semakin lengkap.

"What?"

"Get out," Aaron membuka pintu mobil Ariel.

"Tapi kan sekolah masih jauh," Ariel dengan matanya yang memohon agar Aaron mengurungkan niatnya.

"I don't care," Aaron menatap kosong ke depan.

Ariel menghela napas dan terpaksa keluar dari mobil. Gerimis masih melanda. Ia melangkahkan kakinya secepat mungkin agar tidak terlambat dan agar tidak basah.

Tin tin..

Ariel menoleh, itu adalah mobil Rere. Rere menurunkan jendela mobilnya.
"Ariel ayo bareng sama gue aja."

Hujan semakin deras dan sekolah masih beberapa meter lagi. Ariel mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil Rere.

"Makasih ya Re."

"Iya santai. Kok Lo jalan? Emangnya Bokap lo kemana? Nggak nganter?"

"Eum.. papa ku ada kerja di Surabaya. Jadi ya nggak ada yang ngater."

"Yaampun, kenapa Lo nggak WhatsApp gue aja? Gue kan bisa jemput lo."

"Nggak usah repot-repot Re, ini aja aku udah makasih banget."

Sesampainya di parkiran sekolah, Ariel segera keluar dari mobil itu. "Gue duluan ya Re!"

"Iya duluan aja ngga apa-apa, gue ada urusan bentar."

Setelah Ariel berjalan agak jauh tiba-tiba dua orang mengagetkan Rere dari balik pintu mobilnya.

"Wess ... Buru-buru amat Re, kenapa? Takut ketahuan ya kalau lo sekarang udah punya teman baru."

"Tan, ini nggak kayak yang lo pikir. Gue setia kok sama lo, sama circle kita."

"Gue cuma mau ngulik siapa dia sebenarnya, gue yakin dia bawa pengaruh besar sama sekolah ini.

Titania menatap wajah Rere sedikit tidak percaya, "Oke, sekarang lo kasih tahu gue apa yang ngebuat lo diam-diam Deket sama dia dan nggak ngasih tau gue?"

"Ya gue nggak mau ngerusak rencana gue."

"Jadi maksud lo, gue bakal ngerusak rencana lo?"

"Tan pokoknya lo tenang aja, ikutin alurnya aja."

"Fine!"

"Tapi awas ya kalo lo sampe boong sama gue." Ancam Titania

"Kapan sih gue pernah boong sama lo Tan, kita kan udah bestie-an udah dari lahir."

"Iya dehh."

*****

Ketika Ariel berjalan setengah berlari karena hujan yang masih terus mengguyur walau tak sederas tadi tapi tetap saja, bahkan Ariel bisa merasakan sepatunya basah.

Ariel menuju ke kelas dan tak lama pelajaran dimulai seperti biasanya. Hingga bel istirahat pertama berbunyi nyaring. Dan ya, seperti biasa pula Ariel masih tidak punya teman untuk diajak ke kantin bareng. Ia berjalan sendirian. Ketika ia sedang di koridor ia dikagetkan dengan bola basket yang menghantam lengan kirinya.

"Awww" rintihnya.

Bajunya kotor terkena bola basket itu, apalagi tadi pagi hujan jadi sudah pasti ada genangan air yang membuat bola itu kotor. Sial.

Seorang pria buru buru mengambil bola tersebut, namun sesaat sebelum ia kembali ke lapangan ia melirik ke arah Ariel.

"Are you okay?" Tanya Geva sedikit khawatir.

Ariel yang masih kesal, ia tidak memperhatikan pria itu dan hanya fokus membersihkan lengannya yang kotor tadi.

'Geva! Cepet sini bolanya!'

Telinganya berdenging kala nama itu terdengar. Sejenak ia memberhentikan aktivitasnya. Ia jadi tidak fokus dan matanya malah mengikuti punggung pria itu. Ia menunggu sampai pria itu menoleh atau setidaknya ia mengetahui bagaimana wajah dari pria itu. Seganteng apa sih dia sampai cewe sekelas Titania bisa tergila gila padanya?

Deg

Dia? Jadi itu yang namanya Geva? What?!

Ya, dia adalah cowok yang selama ini ditemuinya. Dari awal ia masuk sekolah ini ia sudah bertemu dengan nya, dia yang meminjam topinya, dia juga yang ada di belakang sekolah yang membantunya bolos lewat tembok besar itu.

Setelah beberapa detik ia puas memandangi wajah itu ia buru buru pergi ke kantin dan membeli minuman. Ia duduk sendiri di pojok dan merenung.

"Oke, sekarang aku udah tahu orangnya. Tinggal menjalankan rencana pertama."

"Hai Ariel?"

"Eh Rere kok kamu disini?" Ariel celingak-celinguk mencari dimana teman Rere yang biasanya mereka bertiga selalu lengket bak perangko.

Rere yang melihat sikap Ariel, "Gue sendiri kok, tenang aja."

Ariel hanya mengangguk dan membiarkan Rere duduk di depannya.

"Lo udah dapet kelompok belum buat tugas biologi itu?" Tanya Rere sambil minum es jeruk di tangannya.

"Belum sih."

"Yaudah sama gue aja," Sahut Rere antusias.

"Yaudah boleh. Kita mau ngerjain kapan? dimana?" Tanya Ariel.

"Terserah, mau di cafe boleh, atau di rumah lo juga gapapa kalo lo ngebolehin."

"Boleh boleh aja sih."

"Kita ngerjain besok aja gimana? Besok kan Sabtu jadi kita ada banyak waktu buat ngerjain tugasnya," tawar Ariel.

"Oke, nanti chat lagi aja jamnya gue siap 24/7," balas Rere dengan senyuman menyungging di bibirnya.

***

Hai gaiss lama tak update nih wkwk
Masih ada yang baca ga ya?
Vote comment dong xixi







Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Apr 05, 2023 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

GEVARIEL [ON GOING]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt