Dengan telaten Althan memijat kepala Zea."Yon, didepan ada supermarket nanti berhenti disana, gue mau beli makanan." ujar Althan kepada Dion yang sedang pokus menyetir.

"Sip!" balas Dion.

☆☆☆☆

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka sampai juga divila milik Althan.

Mereka sedang beristirahat. Berbeda dengan Zea perempuan itu sedang asik didapur, mungkin karna sudah kebanyakan istirahat didalam mobil tadi.

Zea tersentak kaget saat tiba-tiba tangan besar itu memeluknya dari belakang. "Masak apa?" tanya seseorang itu dengan suara khas bangun tidur.

"Ngagetin aja ish. Kirain siapa!" Zea berujar kepada laki-laki itu.

"Awas dulu, gue lagi masak."

Althan menggeleng pelan. Cowok itu mengusap-ngusap perut Zea dari belakang. "Kayanya kalo nambah lima rumah kita makin rame ya?"

Perempuan itu mengangkat sebelah alisnya. "Apaan yang nambah lima?"

"Anak kita." bisik Althan membuat perempuan itu bergidik ngeri.

"El belum bangun?" tanya Zea mengalihkan percakapan mereka.

Laki-laki itu menggeleng, Zea dapat merasakan pergerakan Althan. "Jangan di bangunin dulu." kata Althan.

"Gue mau berduaan dulu sama lo." lanjutan Althan, laki-laki itu semakin mendusel-dusel.

"Serasa ngontrak dibumi gue." ucap seseorang yang baru saja datang disertai dengan deheman keras.

Althan menoleh kebelakang, laki-laki itu menatap malas kearah Dion. "Pergi lo, ganggu orang aja!" sewotnya.

"Iya Al. Iya, emang dunia serasa milik lo berdua aja, gue juga cuman ngambil minun doang, padahal aslinya gue ogah liat yang beginian." balas Dion tak kalah sewot membuat Althan menatapnya tajam.

Laki-laki itu tertawa keras karna berhasil mengusili Althan. Dengan cepat Dion berlari menjauh dari sana. Karna sudah ia pastikan Althan akan mengamuk seperti singa, kalau Dion tetap berada disana.

Cewek itu menghela nafas panjang. "Tuh kan temen lo pada liat, malu tau!"

Sudah ketauan keciduk bukan tobat. Althan malah semakin mengeratkan pelukannya dari belakang.

"Minggir dulu Althan. Gue mau nuangin sayur, lo mau gue kesiram air panas?"

Althan melepaskan pelukannya, mengamati apa yang sedang istrinya itu lakukan.

Setelah selesai. Zea segera menata lauk pauk itu diatas meja makan.

"Panggilin temen lo sana, mereka juga pasti pada laper," ujar Zea.

Althan melangkah pergi memanggil kedua sahabatnya itu untuk makan malam bersama.

"Wadidaw wangi eui." Zyan menatap makanan itu berbinar.

Laki-laki itu duduk disebalah Dion dan langsung mencicipi masakan Zea. "Masakan lo enak banget Ze, lo mau gak jadi istri gue, layanin dua suami semakin banyak pahala loh." goda Zyan.

Zea tersenyum canggung, berbeda dengan Althan yang sudah menatap tajam kearah Zyan.

"Lo mau masuk berita gini, seorang laki-laki dibunuh tewas oleh madunya sendiri, dan meninggal dengan keadaan yang mengamatirkan." ujar Dion.

Zyan bergidik ngeri dan geli secara bersamaan. "Emang ada. Yon?" tanya Zyan.

"Ada, kan lo mau." jawab Dion.

Zyan langsung menatap Althan. "Ampun Al, gue belum mau mati." katanya membuat Zea geleng-geleng kepala.

"Papa, El au itu agi." balita itu mengoceh meminta sesuatu.
(Papa, El mau itu lagi)

Althan berniat mengambil ayam goreng yang hanya tersisa satu lagi. Namun Zyan lebih dulu mengambilnya.

"Tuh bocil udah makan tiga ayam goreng. Ini tinggal sisa satu buat gue aja, lo gak kasian sama gue?"

"Balikin. Zyan!" pekik Althan.

Zyan dengan pasrah menyodorkan ayam goreng itu membuat Althan segera merebutnya.

Zyan memutarkan bola mata malasnya. "Anying bocil sethan anak si Althan!"

"Anying. Athan etan!" ucap balita itu mengikuti gaya berbicara Zyan seraya memasukan ayam goreng itu kedalam mulutnya.

☆☆☆☆

"Om agi, om agi." Elgara tertawa terbahak-bahak ketika Zyan kembali merangkak dengan kecepatan yang sedang.
(Om lagi, om lagi)

Laki-laki itu menjadi korban kuda-kudaan Elgara. "Udah dong, gue cape ni chil," keluh Zyan.

Dion dan Althan juga ikut tertawa puas, salah Zyan sendiri kenapa mengusili Elgara sampai membuat bocah itu menangis jadilah seperti ini.

"El udahan yah, ayo kita bobo?" panggil Althan kepada Elgara, balita itu turun dari punggung Zyan kemudian mendekat kearah Althan.

Althan menggendong tubuh Elgara sembari melangkah masuk kedalam kamarnya. "Kita bobo bareng mommy okey?" guman Althan membuat Elgara mengangguk-ngangguk lucu.

"Nanti balik lagi Al, kita ngobrol dulu sebentar!" teriak Dion. Althan mengangguk sebagai jawaban.

"Pelet Zea ampuh banget ya Yon, sampe buat si Althan bucin setengah mati gitu!"

"Gue jadi pengen punya istri. Biar ada yang ngurusin, yakan Yon?" tanya Zyan kepada Dion.

"Makannya, punya istri." sindir Althan.

Zyan dan Dion menatap malas kearah Althan, laki-laki itu menjalurkan lidah untuk meledek kedua sahabatnya.







Tbc ..











Luvey ! Tolong ingetin aku update kalo udah tembus target, kalian boleh war di wall, wall terbuka untuk kalian semua 💗

Spam emoji warna putih 👻🐑🐰🕊 di sini !

Target 1k komen, 10k vote!

Jangan lupa kasih ☆ dan berkomentar 💬, see you di next chapter luvey !

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Where stories live. Discover now