55 : Feel It

1.4K 113 88
                                    

*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*

Tinggalin jejak kalian ya, komen dan vote pliiisss biar aku semangat nulisnya...
Yang vote sama komen baik banget deh, suer....

KOMEN DONGGG😭😭😭

💜
💜
💜

Tak terasa hari berlalu dengan begitu cepat bahkan sebelum kita menikmati setiap detiknya. Arabbel tidak menyangka jika besok ia sudah akan masuk hari pertama di kelas sebelas. Tidak ada yang berubah. Sekolah yang sama, seragam yang sama, teman yang sama, bahkan mungkin juga suasana yang sama. Begitu juga dengan kondisinya.

Jika kalian bertanya bagaimana kondisi Arabbel saat ini, ia akan dengan cepat menjawab bahwa tidak ada yang berubah. Apapun yang ia alami semuanya terasa sama. Mencoba melupakan semua yang terjadi, semua yang ia alami, semua peraturan dan larangan tidak membuatnya merasakan kondisi yang semakin memburuk. Itu yang ia rasakan tanpa tau keadaan yang pasti.

Entah memang tidak ada yang berubah atau hanya ia yang tidak merasakannya. Entah itu membaik atau bahkan memburuk.

Ia tersenyum melihat pantulan wajahnya pada permukaan cermin. Matanya yang bengkak, pipi dan hidungnya yang memerah, dan bibirnya yang kering.

Satu jam yang lalu ia, Leonnel, Aravvel dan kedua orang tuanya baru saja mengantar Allvaro ke bandara yang akan flight ke London untuk kembali melanjutkan pendidikannya. Dan si bungsu itu lah yang dari tadi paling banyak mengeluarkan air mata. Entah mengapa kepergian Allvaro kali ini terasa lebih menyedihkan baginya.

Ia menghela napasnya berharap dapat membuang semua perasaan aneh yang ia rasakan. Membilas sekali lagi wajahnya lalu berjalan keluar dari kamar mandi yang langsung disambut dengan dering ponselnya yang berada di atas kasur.

"Iya, Fal?"

"It's been a long time!"

Arabbel tertawa kecil mendengar ucapan Faliya yang disertai decakan tersebut, "not that long, Fal."

"Tiga minggu, Bel. Gue kangen banget sama kalian. Ayo ketemu!"

"Gimana di sana?" tanya Arabbel basa-basi mengingat Faliya baru saja kembali dari Menado—kampung halamannya untuk liburan.

"Gue kan sudah banyak cerita di grup, Bel... Makanya ayo ketemu. Oleh-olehnya kesukaan lo," Balas Faliya yang sudah malas berlama-lama berbicara di telpon.

Lagi-lagi Arabbel tertawa sebelum akhirnya ia meringis, "there's a little problem. Jemput, ya?"

"Vani sama Nalla otw rumah lo."

"Hah?"

Dan tepat saat Arabbel mengucapkan itu terdengar suara melengking Nalla yang menyerukan namanya.

Goresan ARABBELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang