16 | Cemburu

Mulai dari awal
                                    

Sedangkan wanita itu mencibir pelan. Ini kenapa jadi Elgara yang seperti pasangan Althan?

"Lo gak nawarin gue buat pegangan juga, Althan?" Zea bertanya.

"Emangnya mau, sayang?"

Zea ngalihkan pandangannya, sial bibirnya tak bisa berhenti untuk tersenyum.

Seperti yang Althan lakukan pada Elgara tadi, cowok itu menarik tangan Zea untuk melingkar dipinggangnya.

Senyuman itu terbit dibibir Althan. Laki-laki itu langsung melajukan motornya pelan.

Althan mengusap lembut tangan Zea yang melingkar cantik dipinggangnya. "Gini?" goda Althan membuat perempuan itu mencubit lengan Althan.

Setelah cukup lama diperjalan, akhirnya mereka sampai juga diminimarket terdekat.

Melihat Zea yang kesulitan membuka helm, Althan mendekat. Membantu Zea membuka helm itu.

"Gue bisa kok!"

"Biar romantis aja Zea." bisik Althan.

Perempuan itu mengendus kesal, tanpa menunggu Althan yang sedang membuka helmnya sendiri. Zea dan Elgara langsung masuk kedalam minimarket itu.

"Mommy mau itu!" girang bocah itu.

Zea mengangguk mengambil Es krim yang Elgara mau. "Mau apa lagi?" tanya Zea kepada balita itu.

Elgara menunjuk snack yang tak jauh dari mereka, dengan cepat Zea berniat mengambil snack itu.

Namun seseorang lebih dulu mengambil snack itu. "Sorry gue duluan yang ngambil snacknya." ucap cowok itu seraya mengakat kepalanya untuk melihat lawan berbicaranya.

"Arzea? Lo-" laki-laki itu menjeda kata-katanya saat melihat seorang balita yang sedang di gendong Zea.

"Adek lo?" tanya laki-laki itu.

Zea mengangguk pelan. "Iya, El." jawabnya membuat Elga dan Elgara secara bersamaan menoleh kearah Zea.

Ya, dia Elga. Teman satu kelas Zea, mereka bisa di bilang cukup dekat. Karna hampir setiap kelompok Zea selalu bersama dengan Elga.

"Adek lo mau ini? Yaudah ambil aja nih!"

"Gak usah Elga, kan lo yang duluan ngambil. Biar nanti gue cari yang lain aja." tolak Zea halus.

"Udah ambil aja, gue juga masih punya banyak stok snack dirumah kok!"

"Yaudah kalo gitu gue duluan ya, Ze!" lanjutannya lagi.

"Makasih Elga." balas Zea yang langsung di angguki oleh laki-laki itu.

Setelah Elga benar-benar pergi. Barulah Zea membayar belanjaannya itu.

"Mommy?" kini Elgara kembali bersuara.

Zea mengecup pipi gembul bocah yang sepertinya sedang kebingungan. "Om tadi namanya Elga, El jadi kebingungan ya?" ujar Zea sembari keluar dari minimarket itu.

"Elga?" tanya Althan yang baru saja datang.

Zea mengangguk pelan. "Iya tadi gue ketemu sama Elga dia tadi-" ucapan Zea terpotong.

Mata Althan menatap tajam kearah Zea. "Sejak kapan lo kenal Elga?" tanya Althan to the point.

Wanita itu terkekeh pelan. "Gue kan sama Elga satu kelas, dia juga sering satu kelompok—"

"Gue gak suka lo deket-deket Elga. Dia itu bahaya!" potong Althan nada bicara laki-laki itu langsung berbeda.

"Kenapa gitu? Elga baik kok."

"Gak usah banyak tanya Zea, turutin aja omongan gue!" bentak laki-laki itu.

"Ayo pulang!" ajak Althan dan langsung menarik pergelangan tangan Zea.



☆☆☆☆



"Kok jadi diem aja sih. Althan?"

Pasalnya setelah pulang dari minimarket itu Althan lebih banyak diam. Dan selalu menghindar dari Zea.

"Althan, lo denger gue gak sih?!"

Althan kembali memakan snack yang tadi Zea beli di minimarket itu. "Itu punya gue! Balikin sini!" perempuan itu menarik paksa snack makananya dari Althan.

"Tapi ini pake uang gue!" balas Althan.

Wanita itu menggelitik perut Althan, membuat cowok itu mendadak geli. "Cepet balikin sini Althan!"

"Iya-iya gue balikin Zea!" laki-laki itu menyerahkan kembali snacknya pada Zea.

Perempuan itu manatap wajah Althan lekat, entah mendapat keberanian dari mana Zea langsung memeluk tubuh Althan.

"Lo cemburu?" goda Zea membuat Althan memutarkan bola mata malasnya.

Althan tersenyum smirk. "Gue. Cemburu? Buat apa?"

Kenapa tiba-tiba Zea jadi merasa kecewa karna jawaban Althan. Padahal Althan benar, untuk apa juga laki-laki itu cemburu?

Wanita itu melepaskan pelukannya perlahan, setelah itu menggendong Elgara dan melangkah masuk kedalam kamarnya tanpa berbicara apapun lagi kepada Althan.

Laki-laki itu menendang ujung sofa cukup keras, lalu melempar asal sampah bekas snack tadi.

Althan tersenyum smirk. "Gue gak mungkin cemburu!"


Tbc ...



Sayangku, tolong berkomentar di setiap paragraf ya. Komen apapun asal yang positif ❤

Spam emoji 💗💗💗 untuk next !

Target, 1k komen. 11k vote ya !

Jangan lupa kasih bintang ☆ dan 💬 , see you di next chapter !

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang