Half Life

1.5K 144 63
                                    

El berjalan cepat menuju ruang bawah tanah mansion nya yang terhubung langsung dengan markas BOS. Disanalah segala aktifitas rahasia BOS di lakukan, termaksud segala kontrol dan aksi yang berhubungan dengan El di kampus.

Tentu saja suasana hati El tidak dalam keadaan baik, mengingat bagaimana mereka berhasil mengacaukan nya. El bahkan bersiap berbicara dengan tensi yang tinggi kepada ayah nya. Hingga saat dia memasuki salah satu ruangan yang tunjuk oleh staff  raut wajah nya berubah total.

Di dalam ruangan itu bukan hanya ayah nya saja, beberapa orang terhubung dengan hologram memenuhi ruangan.

"Oh.. Dia sudah datang" Sambut Felix saat El memasuki ruangan. "Gentlemen, let me intoduce to you Prince Adelard of  North Korea"

Seketika orang-orang yang terhubung di hologram tersebut berdiri menyambut El.

El tentu saja bingung, tidak mengenal orang-orang ini dan untuk apa dia di perkenalkan kepada mereka. Seolah membaca kebingunga El, Felix dengan segera menjelaskan siapa mereka. "El, mereka adalah utusan dari beberapa negara untuk mengurus suplay bantuan kepada Palestina"

"Senang bertemu dengan anda semua" El segera menyapa balik mereka setelah penjelasan Felix.

"Baiklah, pembahasan kita cukup untuk saat ini" Felix menutup rapat informal nya, kemudian satu persatu peserta nya pamit dan mematikan  sambungan hologram mereka.

"Suplay ke palestina?" Tanya El pada Felix.

"Ya, suplay ke palestina" Jawab Felix memastikan sambungan hologramnya telah mati lalu melanjutkan pembicaraan nya dengan El "Kamu harus nya mulai terjun langsung dan belajar banyak tentang pemerintahan, Pamanmu tidak punya banyak waktu dan negara mu membutuhkan mu. Yang barusan kamu lihat adalah aliansi dan kerja sama kami bersama beberapa negara untuk mendukung negara-negara islam yang belum merdeka. Termaksud Palestina. Meski paman mu terdengar sangat kejam, tapi dia sangat peduli dengan negara lain. Berbeda hal nya dengan Amerika yang terlihat baik tapi sebenar nya dia hanya ingin menghancurkan negara lain dan menguasai nya"

Felix mulai menanamkan ideologi negara pada El agar El mengenal negara dari sisi nya lebih baik.

"Kenali negara mu El, jangan mengenal nya dari orang lain karena mereka kebanyakan keliru menilai kami. Dan belajar lah untuk mencintainya lebih dari sekedar bermain-main bersama pacar mu" Lanjut Felix memberikan buku berjudul Ideologi Negara Korea Utara pada El.

El memandang buku itu seiring dengan berlalu nya Felix dari ruangan. Yang membuatnya termenung adalah kebimbangan nya yang mulai kacau antara memberi kesempatan pada pama nya dan negara nya untuk di cintai atau ideologi ibunya yang memilih meninggalkan mereka.

Felix benar, dia harus mengenali negara nya dari sisi yang lain. Bukan dari sisi orang-orang yang membencinya. Dan jika usaha mereka hingga saat ini tidak pernah surut untuk membuat Sarah kembali padanya, bisa jadi karena mereka memang sangat membutuhkan nya untuk negara. Lebih dari sekedar sebuah konspirasi yang selalu ibunya ceritakan padanya. Lebih dari sekedar mesin pembunuh yang selalu ibunya rasakan.

***

"You only have one job" Juan melotot kearah Nasya dengan satu tulunjuk di depan mata nya untuk mempertegas perkataan nya "Only one job" Juan mengulangi nya lagi dengan nada kesal.

"Aku sudah berusaha Juan, aku melakukan apa saja untuk usaha ku, tapi gak berhasil" Nasya membela dirinya.

"Berusaha? Bukan nya kamu juga menikmati nya? Bercumbu dengan El, ya kan?" Balas Juan dengan sinis.

"Ya.. Sambil menyelam minum air kali" Bela Nasya lagi dengan gaya malu-malu membuat Juan semakin beram ingin menjitak nya.

"Aku akan mengirim mu kembali ke Indonesia" Ancam Juan dengan kesal.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 13, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Dangerous HusbandWhere stories live. Discover now