Kacau

1.3K 129 10
                                    

Tentu saja Nasya berharap sesuatu yang lebih jauh dari sekedar hal ini. Ciuman itu terasa terlalu nyata hingga melunglaikan seluruh otot nya. Namun tiba-tiba saja gravitasi menarik nya terlalu kuat hingga dia merasakan dirinya terjatuh kedalam lubang yang tak berujung.

Nasya terhentak kaget, dia baru saja mengalami mimpi indah dan mimpi buruk secara bersamaan. Ujung mata nya basah oleh tetesan air mata, jantung nya masih berburu kencang, dan otot-otot nya masih terasa lemas. Nasya tidak bisa mengerti apa ini, yang dia tau dia sangat menginginkan Adelard menyentuh nya bahkan di dalam mimpi pun dia tidak bisa mendapatkan nya.

Nasya menyesali mengapa dirinya harus tertidur di saat seperti ini, dia tidak mengharapkan dirinya tidur malam ini. Apapun yang akan dia lalui, dia hanya ingin melalui nya bersama El tanpa tertidur dan berujung pada mimpi brengsek barusan.

Nasya berusaha mengumpulkan kembali nafas nya sambil menatap ke sekeliling ruangan. Dia tidak melihat El ada di dalam kamar, sepertinya El benar-benar tidak ingin tidur di samping Nasya yang hanya memakai setelan underware. Nasya kemudian bangun dan mengenakan kembali dress nya.

Nasya keluar kamar, menatap ruangan tengah yatch yang nampak sepi, Nasya terus melangkah keluar ke dek depan yatch. Mungkin saja El benar ada di dana berbaring seperti yang ada di dalam mimpi nya.

Tapi dugaan Nasya salah, di sana juga tidak ada El. Tiba-tiba saja suasana malam terasa begitu menusuk, dingin merebak sangat cepat dalam hembusan angin laut, di selimuti gelap dan kesunyian yang memekakan telinga.

"El?" Teriak Nasya mencari keberadaan Adelard. Nasya berjalan kembali masuk ke yatch, Menelusuri ruangan tengah, bar dan kamar mandi tapi tidak juga menemuka sosok lelaki yang di cari nya.

"EL?" Teriak Nasya dengan suara yang lebih kencang berharap El segera menjawab nya, Namun tetap tidak ada jawaban.

"El" Teriak Nasya lebih kencang lagi, kali ini suara nya terdengar pecah. Dia mulai berpikir kalau ternyata dirinya sendirian saat ini di dalam yatch di tengah laut yang dia sendiri tidak tau pasti lokasi nya. Meninggalkan nya begitu saja saat dia sedang tertidur, tanpa permisi sedikit pun.

Nasya mulai merasa dada nya, air mata nya mengucur deras di pipi. "El, Kamu kemana?" Teriak Nasya dengan kencang kembali ke dek depan yatch.

"Eeeeelllll" Teriak Nasya kencang mengurai suaranya di tengah lautan malam yang dingin. Sepertinya Nasya semakin tidak bisa tenang sekarang, dia menangis sejadi-jadinya di dek depan dengan kedinginan yang menusuk ke dalam kulit nya.

Bagaimana bisa seorang El begitu tega pada dirinya. Nasya mengerti dan bisa menerima sikap dingin El selama ini padanya yang selalu mengabaikan nya, tapi dia sungguh tidak bisa berdamai jika El benar-benar meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Bahkan tanpa permisi sedikit pun.

Tak lama berselang, seseorang melompat dari dek atas, menghampiri Nasya yang saat ini penuh dengan kekalutan.

Kini Nasya baru tersadar kalau dia tidak sepenuhnya sendirian di yatch itu. Ternyata El masih ada di sana, dan betapa malu nya dia saat menyadari kebodohan nya yang berpikir El telah meninggalkan nya sendirian padahal dia belum mencari di dek atas, dimana tempat kemudi berada.

"Kenapa panik?" Tanya El santai, padahal sudah jelas Nasya tidak santai. Bahkan kini matanya terlihat sembab karena menangis.

Nasya tidak sanggup menahan emosi nya, dia langsung maju memukul El yang nampak santai saja padahal dia sudah kehilangan akal "Kamu dari mana saja? Aku mencari mu ke mana-mana tapi tidak menemukan mu. Aku pikir kamu meninggalkan ku sendirian di sini, di tengah laut" Nasya terus menghujani dada El dengan pukulan.

My Dangerous Husbandजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें