50||IDLTI

114 17 0
                                    

Seorang wanita paruh baya tersenyum, kala mendapati calon menantunya sudah bangun di pagi buta. Ia benar - benar bahagia karena sebentar lagi anaknya akan menikah dengan seorang wanita yang baik. Tidak hanya baik fisiknya, seorang Namamu adalah gadis yang sangat rajin. Bahkan calon mertuanya itu kalah rajin darinya. Buktinya pagi buta seperti ini gadis itu sudah bangun, dan langsung menuju ke dapur.

"Ibu sudah bangun," ujar Namamu sembari mengembangkan senyumnya ke arah wanita paruh baya itu. Na Saera tertawa.

"Iya nak, kau mau masak apa?" tanya Ibu Jaemin itu sambil menatap masakan Namamu. Gadis itu tersenyum.

"Nasi goreng hehe, pagi ini aku ke kantor awal ibu sepertinya Jaemin akan mengadakan meeting penting bersama perusahaan lain." Ujar Namamu sambil melepas apronnya.

Setelah sarapan dan mandi, gadis itu sudah bersiap berangkat ke kantornya.

"Loh kenapa berangkat sendiri? Harusnya Jaemin mengantarmu loh." Ujar sang Ibu sembari mengulurkan tangannya yang telah di punggung tangannya oleh calon menantunya itu.

Mendengar penuturan itu Namamu hanya tersenyum tipis sembari menggeleng. "Jaemin akan sangat sibuk jika sudah merencanakan meeting penting ibu. Jadi aku naik bus saja seperti biasa tidak apa - apa kok hehe lagi pula naik bus enak. Aku jadi olahraga sebentar karena berjalan menuju halte." Gadis itu tersenyum riang membuat sang mertua menghela napas.

"Tapi dia itu calon suamimu harusnya mulai memberikan perhatian lebih kepadamu." Ujar sang Ibu sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Tidak apa ap.....

"Maaf aku terlambat," suara seorang pria menggema di ruangan keluarga. Namamu melebarkan mata melihat Jaemin yang datang tiba - tiba. Ibunya tersenyum melihat anak laki - lakinya yang sudah menjadi pria dewasa itu.

"Kau ini, lain kali jangan terlambat dia ini calon istrimu jadi kau harus perlakukan dia sebaik - baiknya. Mengerti Na Jaemin?" ujar sang Ibu. Pria tampan itu mengangguk dan tersenyum membuat Namamu semakin sedih karena ia tahu semua yang di tampakkan Jaemin itu palsu.

________

Suasana di dalam mobil, hening. Hanya ada suara musik yang Jaemin setel dari kotak musik mobilnya. Namamu menghela napas, ingin sekali ia bertanya sesuatu pada bosnya itu.

"Tuan, mengapa tuan tidak menolak perjodohan ini? Bukankah tuan sangat tidak menyukaiku?" Namamu memecah keheningan.

Jaemin memberhentikan mobilnya secara mendadak. Membuat gadis yang berada disampingnya itu sedikit kaget.

Pria itu menolehkan wajahnya menatap mata Namamu tatapannya terlihat dingin. "Aku memang sudah tidak tertarik lagi pada gadis manapun jadi apa salahnya aku menerima perjodohan ini?" ujar Jaemin tiba - tiba.

Entah mengapa dadamu sesak seketika. Ia merasa Jaemin hanya bermain - main dalam hubungan serius yang akan mereka emban ini. Bagaimana besok nasibnya?

"Jaem, kalau seperti ini mengapa kau tidak menolaknya saja?" Namamu sudah berkaca - kaca rasanya ia tidak bisa membendung lagi air matanya.

Jaemin berdecak kesal, ia segera melajukan mobilnya lagi tanpa mempedulikan gadis yang sedang terisak di sebelahnya.

"Jika menangis saja ia tidak peduli apalagi besok ketika aku sakit. Mana mungkin dia akan peduli." Batin Namamu sambil mengusap air matanya yang masih berjatuhan.

Sampai didepan perusahaan, gadis itu segera keluar dari dalam mobil tanpa mau berbicara sepatah katapun pada bosnya yang menyebalkan itu. Hatinya terasa hancur berkeping - keping.

Sampai diruangannya Namamu segera mengerjakan banyak dokumen yang harus ia susun. Sejenak melupakan hal pribadi karena pekerjaan harus tetap professional.

Gadis itu segera melangkah menuju ruangan bosnya memberikan bosnya secangkir kopi. Setelah itu ia keluar lagi menuju ruangannya.

________

"Hey, mau kemana!" Dari semua waktu yang berjalan selama mengantor tadi kini akhirnya Jaemin buka suara. Membuat langkah Namamu terhenti begitu saja.

"Kenapa?" tanya Namamu sambil membalikkan badannya kira - kira jarak mereka sudah 10 meter hingga Jaemin menghentikan langkah gadis itu.

"Fitting gaun," balas Jaemin membuat Namamu menggaruk atas kepalanya gadis itu benar - benar lupa.

Seperti biasa, perjalanan di lalui dengan keheningan yang haqiqi.

Namamu sedari tadi sibuk dengan ponselnya, sementara Na Jaemin sudah jelas fokus dengan menyetir mobilnya. Hingga mobil pria itu berhenti tepat di depan boutique yang tampak indah dan elit.

Namamu mengernyitkan kening. GUCCI! Batin gadis itu berteriak histeris. Mengingatkan padanya akan masalalu bahwa dia dulu seorang model dan juga seorang CEO sebuah agensi. Tentu wanita itu tahu menahu soal merk branded.

Mereka akhirnya turun, masih dalam diam. Jaemin mensejajarkan langkahnya dengan Namamu membuat gadis itu sedikit mendengus kesal. Sandiwara apalagi ini?

"Jangan tekuk wajahmu! Aku orang terpandang." Kalimat arogan itu meluncur begitu saja dari lisan seorang Na Jaemin. Membuat Namamu terdiam, ia benar - benar menghindari sebuah perdebatan.

"Selamat siang tuan dan nona ada yang bisa kami bantu, disini kami memiliki produk bar... "

"Astagaa Tuan Na Jaemin," seketika seluruh orang di boutique ini menunduk hormat kepada Jaemin. Ia membalasnya dengan senyuman manis paling menawan yang ia punya.

"Kami akan melakukan fitting gaun pengantin," ujar Jaemin membuat seluruh pasang mata di tempat ini tertuju kepadanya.

"Astaga, calon istri tuan Na sangat cantik," puji seorang staff tiba - tiba sementara Namamu ia berusaha tersenyum sedari tadi. Sebenarnya hatinya sakit karena Jaemin jelas - jelas sedang bersandiwara lagi.

Sudah 5 gaun yang Namamu kenakan sedari tadi namun Jaemin masih juga belum puas. Sungguh gadis itu pegal bukan main. Gaun pernikahan itu berat.

Akhirnya gaun ke 8 barulah Jaemin mengangguk. Membuat Namamu menghela napas lega, gadis itu meregangkan tangannya sehingga sebuah suara tulang terdengar bergemeretakan.

"Baik sekarang giliranku," ujar Jaemin. Tak sampai dua baju ia sudah menyelesaikan fittingnya.

_________

"Bagaimana? Sudah selesai fittingnya nak?" tanya Ibu Jaemin dengan sumringah sementara Namamu hanya tersenyum tipis sambil mengangguk. Ia segera menuju kamarnya, seluruh tubuhnya pegal bukan main.

Menatap langit - langit kamar, Namamu memejamkan matanya ia menghela napas panjang sambil berharap semoga esok baik - baik saja. Ia harus siap menghadapi kenyataan pahit yang akan ia rasakan sebentar lagi.

Menjadi istri seorang CEO arogan bernama Na Jaemin.

Karena kelelahan berpikir Namamu memejamkan mata hingga terlelap. Ia sudah mandi namun lupa untuk makan malam.

"Jaemin, dimana calon istrimu?" tanya Ibu saat mereka melangsungkan makan malam. Jaemin menggeleng ia mengangkat sendoknya menuju mulutnya namun belum selesai ibunya sudah menatapnya tajam.

"Coba cek kedalam kamarnya! Ya Na Jaemin," Ibunya sudah kesal karena Jaemin seperti tidak menghiraukannya. Dengan malas Jaemin bangkit dari kursinya dan segera menuju kamar Namamu.

Pria itu berdecak kesal setelah ia berhasil membuka knop pintu. Ternyata gadis itu tertidur pulas tanpa selimut.

💚I Don't Like The Idol💚

Votenya dong :(
Makin ga semangat nih :(




I DON'T LIKE THE IDOL || NA JAEMIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang