4||IDLTI

251 44 4
                                    

Ucapan Jisung membuat (Namamu)  dan nenek senang bukan main. Mereka berpelukan saling mengutarakan kebahagiaan. Terimakasih Jisung setidaknya kau sudah naik tahapan sebelum menjadi bintang sesungguhnya.

Malam telah tiba, (Namamu) telah bersiap untuk tidur malam. Ia sudah mengganti bajunya menggunakan piyama, membersihkan kasur, menata bantal senyaman mungkin dan bersiap untuk tertidur. Namun atensinya beralih pada pintunya yang terbuka.

"Jisung belum tidur?" tanya (Namamu) sambil memperhatikan adiknya yang berjalan ke arahnya. Jisung menggeleng membuat (Namamu) mengerutkan dahi. "Kenapa? Tidak bisa tidur?" heran (Namamu). Jisung tersenyum dan memeluk erat kakaknya itu.

"Jisung mau curhat kak," ujarnya membuat (Namamu) mengembangkan senyumannya. (Namamu) mengangguk kemudian menyuruh Jisung tidur di pangkuannya.

"Kak, jika Jisung sukses di panggung kpop besok. Apakah kakak ingin melihat Jisung?" tanyanya polos membuat kakaknya yang cantik itu terkekeh dan mencubit kecil hidungnya. "Tentu saja, kakak akan berada di garis terdepan. Mendukung Jisung," ujar (Namamu) bersemangat. Akhirnya malam itu, kakak beradik tersebut saling menyampaikan curhatannya dan sesekali bercanda.

.
.
.
Hari baru, seperti biasa aktifitas dimulai.

Setelah sekolah usai (Namamu) menunggu Jisung keluar dari kelasnya, sebab mereka akan pulang bersama. Tak lama kemudian siswa kelas Jisung berhamburan keluar kelas.

"Noona," teriak Jisung membuat (Namamu) mengembangkan senyumannya. Namun ketika melihat teman - teman Jisung juga, (Namamu) mendatarkan wajahnya. Jisung berjalan riang menuju kakaknya. "Yak Jisung aa, noonamu? Apakah dia sangat galak?" tanya Chenle tiba - tiba. Jisung menggeleng. "Aniya, noonaku itu cantik, baik, dan perhatian." Ujar Jisung.

"Mana buktinya? Kurasa noonamu itu tidak pernah tersenyum." Ujar Renjun. Sementara Jisung hanya menghela napas. "Yang jelas noonaku baik. Tidak sesuai apa yang kalian pikirkan. Aku duluan teman - teman." Jisung berjalan mendahului teman - temannya dan menghampiri kakaknya yang sedang duduk di tempat duduk keramik yang menempel sepanjang area luar kelas.

"Kak (Namamu)," suara Jisung membuyarkan lamunan (Namamu).

"Jisung tidak ada latihan hari ini?" tanya (Namamu) sambil memeluk erat adiknya dari belakang. Jisung menggeleng sambil melajukan motornya lebih ngebut lagi.

Sampai dirumah kedua bersaudara itu mendapati nenek yang sedang berkebun. (Namamu) segera mengganti seragam dengan pakaian rumah setelah itu menuju halaman belakang. "Halmeoni... " peluk erat (Namamu) dari belakang membuat wajah keriput halmeoni tertarik untuk tersenyum. Setelah itu (Namamu) membantu neneknya sampai sore hari.

"Jisuuuuung iiiiii," teriak (Namamu). Jisung yang sedang bersantai di ruang tamu segera berlari karena mendengar teriakan galak kakaknya. "Ne noona? Ada apa?" tanya Jisung takut-takut. "Bantu aku memetik kelapa. Kau kan pintar memanjat." Perintah (Namamu) Jisung segera mengangguk ia melangkahkan kaki panjangnya menuju kebun belakang menggunakan sandal jepit. Dengan keyakinan ia mulai memanjat. Seruas demi ruas batang ia panjat sampai akhirnya berhasil ke atas. Ia menggoyangkan pohon tersebut sehingga kelapa mulai tumbang.

KREKKK.. Jisung memelintir kelapa - kelapa muda yang segar itu sehingga buahnya jatuh bergelimpungan. Selesai, perlahan ia mulai turun ke bawah. Seruas, dua ruas batang ia pijak untuk menuruni pohon kelapa.

"Sudah noona?" tanya Jisung sambil tersenyum. (Namamu) mengangguk. "Nee, gomawoo dongsaeng." Ujar (Namamu) sambil tersenyum manis. Jisung segera melangkahkan kakinya. Belum sampai menginjak lantai.

"Oh nee, Jisung aaa." Teriak (Namamu)  lagi. Membuat Jisung menahan napas." Jisung membalikkan badan dan tersenyum semanis mungkin.

"A.. Ada apa kak?" tanyanya lagi. "Tolong belikan es batu ya. Kau mau es kelapa tidak?" tanya (Namamu)  Jisung tertawa kemudian mengangguk. Segera ia menyalakan mesin motornya dan meluncur untuk membeli es batu.

"Aigoo bukannya kau yang kemarin di tv itu ya nak?" tanya ibu - ibu paruh baya sang penjual di toko yang Jisung kunjungi ini. Sementara Jisung hanya tersenyum sambil menggeleng. "Ibu mungkin salah orang," ujar Jisung. Ibu itu menggeleng. "Tidak nak, ibu tidak mungkin salah. Kemarin itu aku melihatmu di tv bernyanyi dan dance. Suaramu sangat deep dan keren." Ujar ibu itu. Jisung menggaruk belakang lehernya. "Maaf ibu mungkin salah, kalau begitu saya duluan." Ujar Jisung setelah memberikan ibu itu uang bayaran yang pas.

Malam telah tiba, (Namamu) sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menjahit celana seragam Jisung yang sempat sobek kemarin karena tersangkut kawat. Ya, kemarin gantian Jisung yang terkena kawatnya. Tangan cantik nan terampil (Namamu) bergerak aktif dalam menjahit celana itu. Jahitannya sungguh rapat dan rapi. Hingga siapa saja yang melihat pasti mengira itu hasil jahitan mesin professional.

"Selesai," ujar (Namamu) sambil mengaitkan benang jahit pada bundelannya lagi. Sementara Jisung yang sedari tadi melotot menonton acara tv sekarang sudah tertidur.

"Aigooo Jisung iii, adik noona lucu sekali

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Aigooo Jisung iii, adik noona lucu sekali." Gumam (Namamu) sambil menatap adiknya yang sudah tertidur lelap. Dengan posisi memeluk bantal sofa. Dengan pelan (Namamu) memindahkan posisi Jisung agar ia tidur dengan nyaman. Kebiasaan ketika ia tidur adalah sulit sekali terbangun.

Tiba - tiba halmeoni datang dengan wajah segar seperti habis dari kamar mandi. "Aigooo Jisung ii sudah tertidur?" ucap halmeoni dengan suara berbisik. (Namamu) mengangguk kemudian mematikan lampu ruang tamu dan segera menuju kamar.

💚I Dont Like The Idol💚

I DON'T LIKE THE IDOL || NA JAEMIN || ENDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant