5||IDLTI

243 37 8
                                    

Jisung tegang, ia berdiri di atas panggung sekarang. Menatap ratusan penonton dan puluhan teman seperjuangan yang menonton penampilannya saat ini. Ia menghela napas panjang setelah itu tangannya mulai mencengkram kuat microfon di hadapannya. Ia memejamkan matanya saat alunan musik mulai terdengar.

I'm going under and this time I fear there's no one to save me

This all or nothing really got a way of driving me crazy

I need somebody to heal

Somebody to know

Somebody to have

Somebody to hold

It's easy to say

But it's never the same

I guess I kinda liked the way you numbed all the pain

 

Now the day bleeds

Into nightfall

And you're not here

To get me through it all

I let my guard down

And then you pulled the rug

I was getting kinda used to being someone you loved

Prok prok prok prok... Riuh tepuk tangan mulai terdengar. Jisung tersenyum di sela - sela nyanyiannya. Ia melanjutkan nyanyiannya sampai selesai.

Fiiiuutttt fiuuttt... Woaahhh daebhak. Seluruh ruangan mengakui keahlian Jisung. Membuatnya menjadi semakin bahagia dan kegugupannya tadi runtuh dalam sekejap.
.
.
.
.
.
Sementara di sisi lain, (Namamu) dan neneknya sedang berjualan di pasar seperti biasa. Suasana pasar mulai ramai siang ini. Membuat (Namamu) terus sibuk melayani penjual begitupun dengan nenek. Namun saat (Namamu) sedang melayani dagangan daging tiba - tiba ada sebuah teriakan di bagian sayur. "Nonaa nonaa," (Namamu)  menengok dan melebarkan mata saat melihat nenek pingsan sementara itu banyak orang pasar yang membantu menyelamatkan nenek. Namamu menangis kebingungan. Akhirnya dengan dibantu pedagang yang dermawan nenek Namamu segera di bawa ke rumah sakit.

"Nenek anda menderita hipertensi nona. Sepertinya karena kelelahan dan efek lansia. Pastikan ia makan makanan yang bisa menurunkan kadar hipertensinya." Ujar dokter. Namamu menghela napas panjang. Ia segera melangkahkan kakinya menuju bagian administrasi.

Wajahnya tersenyum miris melihat uang setengah hidupnya terpotong habis. Namun ini demi kesehatan neneknya. Namamu memutar otak agar bisa mencari uang untuk makan. Sepertinya ia membutuhkan kerja ekstra.

Namamu mendudukkan dirinya di kursi tunggu untuk mendapat resep dokter. Ia memijat pelipisnya berkali - kali.

Tap tap tap... Suara berlari seseorang membuyarkan lamunan Namamu. Jisung terengah engah sambil menatal khawatir kakaknya. "Jisung aaa, bagaimana konsernya?" tanya Namamu. Jisung memegang kedua bahu kakaknya. "Ya noona.. Jangan mencoba sok kuat di kondisi seperti ini. Bagaimana keadaan nenek?" Jisung khawatir bukan main. Namamu mengusap pelupuk matanya yang mulai tergenang air.

Jisung segera memeluk kakak cantik jelitanya itu. Ia paham bahwa selama ini kakaknya banyak menyembunyikan kesedihan. "Noona, aigoo." Jisung mengelus surai rambut kakaknya itu. "Jisung aaa, halmeoni hipertensi hiks." Ujar Namamu.

"Apa!" kaget Jisung. Ia juga ikut sedih sekarang, segera Jisung merogoh sakunya dan memberikan amplop untuk kakaknya. "Kak Jisung dapat bayaran dari pekerjaan rookie dan konser tadi. Mohon diterima kak, sekarang biar Jisung saja yang bekerja jangan biarkan nenek bekerja di pasar lagi." Ujar Jisung. Namamu mengangguk sambil menerima amplop itu.

Ia terisak lagi sambil memeluk adiknya. Tangannya bergetar melihat uang sebanyak itu. Ini baru menjadi rookie? Jika menjadi idol? Namamu pasti akan pingsan. Jisung menenangkan kakaknya. Ia menatap kakaknya lamat - lamat.

"Kak," panggil Jisung. Namamu berdehem. "Kakak tidak tertarik menjadi model? Agensi sedang mencari seorang model kak. Kakak tertarik tidak?" tanya Jisung. Namamu merenungkan kata - kata Jisung.

"Kendeee, Jisung iii aku tidak cantik apalagi berbakat." Pesimis namamu membuat Jisung terkekeh.

"Coba deh kakak mengaca," ucap Jisung sambil menyalakan iphonenya. Namamu menggeleng. "Aniyaa aku tidak mau melihat wajahku sendiri." Ucap Namamu. Jisung hanya tertawa, mereka akhirnya melamun lagi. Sambil menunggu resep obat untuk nenek.

"Kak," panggil Jisung. "Hmm?" namamu berdehem menengok ke arah Jisung. Ckrek... Jisung berhasil mendapatkan foto namamu. Membuat namamu melotot dan hendak menghapusnya namun jisung mengangkat ponselnya tinggi tinggi. Nihil rasanya, jisung terlalu tinggi. Namamu tak bisa meraihnya.

"Astaga lihat, noona seperti ini saja cantik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astaga lihat, noona seperti ini saja cantik. Mau ya non jadi model, lumayan lho. Noona harus berpikir maju, jika hanya dipasar terus kasihan tubuh noona." Ujar Jisung. Namamu melotot kesal, namun perkataan Jisung ada benarnya juga.

"Baiklah, aku mau." Ujar namamu membuat Jisung senang bukan main. "Baiklah noona besok ikut aku ke agensi ya. Akan ku antar di bagian model." Ujar Jisung. Namamu sebenarnya gugup, apalagi ia hanya gadis kampung yang tak tahu menahu soal dunia entertainment.

Tapi tidak ada salahnya kan? Mencoba hal baru.

💚I Dont Like The Idol💚

I DON'T LIKE THE IDOL || NA JAEMIN || ENDWhere stories live. Discover now