9||IDLTI

194 31 3
                                    

"Kau kemana saja sih? Noona hubungi tidak menjawab. Noona chat tidak dibaca. Sebegitu sibuknya kau sampai tidak peduli pada noona? Setiap hari noona pulang sendiri.

Baik!! ku akui mungkin memang noona bukan prioritasmu lagi. Hiks," Bisa dibilang kini Namamu sangat kecewa dengan Jisung, ia bahkan tidak peduli dengan noonanya sendiri.

Jisung yang mendengar itupun kaget, ia merasa sangat bersalah. Sebenarnya ia ingin sekali menunggu
noona nya, membalas pesannya. Namun ketegasan agensilah yang menekan ia. Bahkan jika ia terlambat satu menit maka gagal sudah jadwal debut yang akan ditentukannya. Jisung menghela napas panjang ia memijit pelipisnya. Harus apa dia? Ia akui bahwa ia bukanlah laki - laki yang pandai merayu wanita agar tidak marah. Ayolah noona nya ini sekarang sangat marah. Jisung uring - uringan sendiri dalam hatinya.

Ia berjalan gontai menuju kamar Namamu, melihat kakaknya yang sedang tengkurap dan posisi kepalanya ditenggelamkan ke bantal.

Jisung duduk di sisi ranjang Namamu. "Kakak, J.. Jisung mminta m.. Maaf ya kak. Sebenarnya Jisung ingin menunggu kakak, sebenarnya J.. Jisung ingin menjemput kakak, namun pihak agensi sangat mengatur waktu sehingga Jisung tidak bisa bergerak." Jisung menyentuh punggung kakaknya berharap kakaknya bisa memaafkannya.

Namun Namamu masih tetap terisak, ia tak bergerak dari posisinya. Dengan helaan napas pelan Jisung beranjak dari kamar kakaknya. "Maafkan Jisung kak, Jisung adik yang bodoh." Nadanya sangat sendu. Jika kalian mendengarnya beserta raut wajahnya mungkin kalian yang akan menangis.

"Aigoo Jisung iii kenapa wajahmu sedih cucu nenek yang tampan?" ujar nenek sambil menangkup kedua pipi Jisung. "Kakak menangis gara - gara Jisung nek, Jisung salah." Ujarnya.

"Aigoo memang apa yang kau lakukan?" ujar Nenek, Jisung pun segera menjelaskannya.

"Aigooo aigooo, cucu-cucuku. Nenek paham, kalian pasti sama - sama lelah karena masih muda sudah memikul beban hidup. Nenek minta maaf ya cu." Ujar nenek. Jisung menggeleng.

"Aniyaa halmeonii tidak salah. Jisung yang salah, maafkan Jisung jika selama ini belum bisa menjadi cucu yang membahagiakan Nenek." Ujar Jisung.

Nenek menangis mengeluarkan air matanya. "Belum bisa membahagiakan?" perkataan Jisung bohong belaka bahkan biaya rumah sakitnya kemarin saja ditanggung oleh cucu - cucunya.

"Baiklah, Jisung istirahat ya. Nenek pergi ke kamar kakakmu dulu." Ujar Nenek, Jisung mengangguk.

"Eh nenek," Namamu terperanjat saat melihat nenek duduk di sisi ranjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eh nenek," Namamu terperanjat saat melihat nenek duduk di sisi ranjang. Segera ia merapihkan rambutnya yang berantakan dan mengusap air matanya.

"Apa, cucu nenek sangat lelah?" tanya Nenek sambil mengusap kedua pundak namamu yang putih bersih dan mulus. Namamu menggeleng, ia menampakkan senyum termanisnya di hadapan sang nenek. Sampai nenek menggeleng, tak habis pikir. Mengapa cucunya ini ingin selalu dikatakan kuat meski hatinya dan jiwanya rapuh saat ini.

I DON'T LIKE THE IDOL || NA JAEMIN || ENDWhere stories live. Discover now