38||IDLTI

107 18 0
                                    

Mentari pagi menyambut dengan kehangatan sinarnya, seorang gadis tengah berjalan riang menyusuri jalanan pedesaan. Pepohonan hijau, sawah luas membentang dan angin yang sejuk membuat gadis itu tak henti mengembangkan senyumannya.

Netra gadis itu menangkap sosok burung kecil yang terjatuh dari sarangnya, ia segera berlari menuju ke arah burung yang terjatuh itu.

Fiuuut fiuuttt

"Burung kecil? Kau tidak apa - apa kan?"

Fiiuuttt fiuuttt

"Yah, lihatlah sayapmu patah"

Fiuuttt fiuuttt fiiuttt.

💚

"Namamuuuu kau kemana saja nak? Eomma mencarimu dari tadi." Sang ibu sudah bersedekap sambil menatap Namamu dengan khawatir. Gadis itu tersenyum.

"Maaf eomma, tadi Namamu jalan - jalan dulu setelah ke pasar." Namamu menaruh belanjaannya di atas meja dapur.

"Lain kali jangan pergi jauh - jauh ya nak, kau itu sangat cantik ibu takut jika kau diculik." Ujar Ibu.

Namamu terkekeh geli kemudian memeluk ibunya. Ia merasakan bahwa ibunya itu sangat menyayanginya sehingga ia tidak boleh pergi terlalu jauh.

"Baik ibu, ayo kita masak." Ucap gadis itu ceria membuat sang ibu mengembangkan senyumannya.

Ting tong suara bel rumah mengalihkan perhatian Namamu dari menata makanan di meja.

"Namamu, tolong lihat ke depan ya nak siapa yang datang." Ujar sang ibu gadis itu mengangguk dan langsung melangkah menuju depan pintu rumah.

Seorang wanita paruh baya, beserta anak perempuannya serta seorang laki - laki dewasa yang terlihat tampan. Namamu tersenyum mempersilahkan mereka masuk.

"Astagaaa, Na Saera kau datang." Ujar Ibu Namamu sambil memeluk wanita paruh baya itu. Merekapun akhirnya makan bersama.

"Apa dia anakmu?" bisik Saera pada Hwang So Jin.

"Tentu, dia anak perempuan pertamaku yang kedua anak laki - laki." Ujar Hwang So Jin tersenyum manis ke arah Namamu yang duduk di sampingnya.

"Nama saya Hwang Namamu," ramah Namamu pada wanita paruh baya yang ternyata adalah teman kecil ibunya dulu.

"Astaga So Jin, aku bahkan tidak menghadiri pernikahanmu dan tidak tahu bahwa kau sudah punya dua anak. Perkenalkan ini anakku juga yang laki - laki Na Jaemin dan perepuan Arelle." Ujar Saera dengan bangga.

Mereka pun saling bersalaman.

"Oh iya, aku turut berduka cita ya atas kematian suamimu." Saera memeluk erat So Jin sambil menitikkan air mata.

So Jin tersenyum tipis dan mengangguk. "Kenapa tidak menginap saja? Sudah lama juga kita tidak bertemu." Ujar So Jin membuat Saera terkekeh.

"Anak laki - lakiku ini sangat sibuk pekerjaannya, ia bahkan sampai sekarang belum menikah. Kapan - kapan ya aku menginap." Saera melepas perlahan pelukannya.

💚

Malam hari tiba, Namamu sedari tadi sibuk merapikan ruangan tengah.

"Ibu," panggil Namamu.

Sang ibu yang sedang merajut sweater pun mengalihkan atensinya pada anak perempuannya itu.

"Kenapa aku tidak memiliki foto masa kecil namun, Hyunjin banyak sekali?" ujar Namamu lagi.

Wanita paruh baya itu berdebar kencang saat sang gadis bertanya seperti itu. Ia mulai menyusun sebuah alibi.

"Hmm kau belum tahu ceritanya ya," ujar Hwang So Jin menatap manik mata Namamu. Wanita paruh baya itu menghela napas panjang kemudian memegang kedua pundak anak gadisnya itu.

"Jadi, pada saat kau masih kecil sebelum Hyunjin lahir itu ada sebuah insiden kebakaran. Maka dari itu semua fotomu terbakar sayang." Ujar sang ibu. Namamupun mengangguk patuh ia menghambur ke pelukan ibunya.

"Terimakasih ibu, telah merawat Namamu dengan baik. Maafkan Namamu banyak merepotkan ibu," gadis cantik itu mempererat pelukannya.

Hwang So Jin menitikkan air matanya. Jantungnya berdebar dan pikirannya sangat kalut. Satu sisi ia sangat bahagia karena bisa menemukan gadis itu, satu sisi lagi bayang - bayang akan masa depan selalu menghantuinya. Bagaimana kalau keluarga Namamu menemukannya? Bagaimana kalau Namamu telah pulih dari hilang ingatannya? Namun satu hal yang perlu diketahui. Gadis itu telah di operasi plastik tanpa sepengetahuannya. Karena pada saat terjatuh dari pesawat muka gadis itu lumayan rusak.

"Tidur ya nak, sudah larut malam." Ujar So Jin. Namamu mengangguk segera menuju ke dalam kamarnya. Tangisan So Jin semakin deras.

Wanita paruh baya itu melangkahkan kakinya menuju ke depan rumah, ia masih terisak sambil menatap kolam ikan indah yang berada di teras rumahnya.

💚

Keesokan harinya, seperti biasa aktifitas terjalani sebagaimana mestinya.

Hwang Hyunjin, putra dari Hwang So Jin itu memang tidak melanjutkan perkuliahannya. Namun dibalik itu ia sedang berusaha melanjutkan bisnis almaruhum ayahnya.

Suami Hwang So Jin adalah seorang pengusaha pertanian ternama di negaranya maka dari itu tidak heran jika keluarga Hwang semua bisa bercocok tanam disawah termasuk Hyunjin. Ia sering membantu pekerja almarhum ayahnya untuk terus menghidupkan sawah.

"Kak Namamuuu," panggil Hyunjin yang tiba - tiba mendekati kakaknya yang sedang duduk di gubuk pinggir sawah itu.

"Huaaaaaaaaa, jangan Hyunjin tidaaaaak iih jijik aku tidak suka katak." Namamu berlari jauh - jauh dari adiknya yang usil itu. Sementara Hyunjin tertawa puas sambil memegang katak yang penuh lumpur itu.

Setelah puas mengerjai kakak perempuannya itu Hyunjin melemparkan kataknya ke sawah setelah itu ia mencuci tangannya menggunakan sabun tak lupa handsanitizer.

"Hiks, huhuhuu." Namamu masih terisak karena takut bahkan bahunya sampai bergetar. Hyunjin yang melihat kakaknya menangis pun segera mendekatinya, dengan pelan ia menyentuh pundak kakaknya itu.

"Maafkan Hyunjin kak, jangan menangis kak. Hyunjin bercanda keterlaluan." Pria bermarga Hwang itu terus memohon agar kakaknya memaafkannya.

"Hyunjin nakaaaal, kakakkan takut pada binatang menjijikkan itu." Namamu mengusap air matanya.

Terkadang Hyunjin berpikir, bahwa kakaknya ini agak aneh. Banyak sekali hal - hal yang keluarga Hwang sukai namun kakaknya ini tidak menyukainya. Hanya kakaknya.

Seperti bersawah, bahkan Namamu menginjakkan kaki di tanah sawah saja tidak mampu ia sudah teriak - teriak. Maka dari itu Namamu hanya bisa duduk di gubuk pinggir sawah.

Memakan siput sawah adalah kegemaran keluarga Hwang. Namun Namamu akan pingsan ketika melihat siput meskipun telah digoreng.

Dan lain - lain.

Hyunjin heran.

💚I Don't Like The Idol💚

Sumpah, malam ini aku perjalanan ke luar kota. Dan aku desminore di bis sakitnya luaaaar biasa. Sampe gak bisa tidur.

Rasanya tu kek perut samping di korek korek isinya.

Maka dari itu aku up untuk menghibur diri.

Tapi sama aja, hiks.

Bye.

Jan lupa vote komen 💚 ramein ya guys hikshikshiks.

Lapak sepi 🤗💚


I DON'T LIKE THE IDOL || NA JAEMIN || ENDWhere stories live. Discover now