46||IDLTI

109 15 0
                                    

"Berikan padaku bodoh! Apa jadinya bila fans mu tau perilaku burukmu ini? Masih mending agensi melindungi privasimu! Dan belum ada kebocoran dari pihak manapun!" Jaemin geram membuat otot ototnya menegang ia masih bersi keras merebut Namamu yang sedang mabuk dalam rangkulan Mark.

Sementara pria berdarah kanada itu terkekeh. Ada benarnya juga perkataan Jaemin, selama ini fans nya mengira ia religius tanpa pernah melakukan hal hal diluar batas. Dunia entertaiment memang sangat tidak disangka oleh para fansnya.

"Baiklah, ini! Awas saja sampai kau menikmati wanita ini!" ujar Mark kesal dan segera berlalu. Jaemin segera menggendong Namamu yang sudah pingsan. Wanita itu benar - benar tidak sadarkan diri bahkan nafasnya bau alkohol. Jaemin sangat iba dengan sekretarisnya ini.

Tidak ada pilihan lain selain membawa namamu ke apartmen milik Jaemin. Pria itu segera menaruh Namamu dengan pelan diatas ranjangnya. Gadis itu masih setia menutup matanya dengan napas teratur.

Setelah tertidur dengan posisi yang baik, dengan pelan Jaemin melepas sepatu Namamu. Ia menghela napas panjang mengapa dirinya bisa melakukan hal semulia ini untuk sekretarinya. Entahlah? Hatinya semakin iba melihat nasib sekretarisnya itu. Bahkan gadis itu juga tidak pernah bersikap jelek pada Jaemin. Semua tugasnya selalu diselesaikan dengan baik. Itu yang membuat Jaemin yakin bahwa gadis ini memiliki pribadi yang baik.

"Apa kau dijebak?" guman Jaemin sembari menatap Namamu lamat - lamat. Jika ia tidak pergi ke club bersama Jeno tadi mungkin Namamu sudah kehilangan keperawanannya. Gadis yang sangat malang, ia kehilangan keluarganya dan sekarang hidup sendiri. Tiada yang melindungi, padahal ia gadis yang baik.

_____________

Sinar matahari menelisik melalui celah gorden. Namamu menggeliat pelan, ia merasakan pusing teramat sangat dikepalanya. Dahinya mengkerut karena pusing yang menjalar dikepalanya.

Ia berusaha membuka matanya, dan terlonjak kala tersadar kalau ini bukan di kamarnya. Ia bahkan meraba tubuhnya dan menghela napas kala pakaiannya masih lengkap bahkan ia memakai hoodie semalam. Tak ada tanda tanda berantakan di tubuhnya. Semua aman.

Dengan pelan, Namamu turun dari ranjang. Ia berjalan keluar kamar, dan masih belum tahu sebenarnya siapa yang membawanya kemari. Ingatan Namamu sedikit bilang bahwa semalam ia mabuk berat.

Sebuah aroma masakan menyapa penciuman Namamu, tanpa ragu gadis itu mengikuti ke sumber bau masakan tersebut.

Samar samar ia melihat sosok tubuh tegap yang sedang memasak. Terlihat apron yang terpasang sempurna di tubuh itu.

"T... Tuan Na!" kaget Namamu sampai hampir terjungkal kebelakang. Sementara dengan sigap Jaemin menompang tubuh gadis itu.

Dengan canggung mereka melepaskan diri masing - masing.

"Maaf, tadi malam kau mabuk dan kebetulan aku melihatmu di club jadi aku membawamu kemari dari pada ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi." Ungkap Jaemin tiba - tiba sementara gadis dihadapannya itu masih menunduk. Ia masih tidak percaya Jaemin menyentuhnya tadi bahkan bosnya itu menatapnya saja tidak sudi. Tadi? Mereka barusan melakukan skinship meski tidak sengaja. Hanya menompang tubuh.

"Oh ya, terimakasih tuan. Maaf merepotkan, kalau begitu saya pamit pulang dulu ya saya tidak mau mengganggu aktivitas tuan." Namamu segera beranjak dari dapur Jaemin.

Pria itu terdiam mematung kala melihat Namamu sudah berlalu dari hadapannya. Sejenak ia sadar bahwa ia sudah menyiapkan sarapan untuk gadis itu. Jaemin segera berlari menyusul Namamu.

____________

Namamu, gadis itu tengah memandang pemandangan dari atas jembatan jalan raya. Ia memojokkan tubuhnya di jembatan itu sembari melamun. Tadi ia sengaja sembunyi ketika Jaemin keluar dari rumahnya. Gadis itu sama sekali tidak mau membuat bosnya repot. Ia tahu bosnya hanya kasihan padanya karena ia memang sudah sebatang kara sekarang. Tapi gadis itu tak selemah yang Jaemin pikirkan. Namamu tak mau dikasihani atas segala takdirnya sekarang.

Angin jalanan berhembus kencang menerpa Namamu membuat rambut indah gadis itu berkibar. Ia merogoh hoodienya dan ditemukan ponsel, mengecek ponsel hp nya tersebut.

Panggilan 0
Pesan 0

Namamu tersenyum ia berpikir, siapa juga yang mau menelponnya selain Ibunya dan Hyunjin dulu.

Triiiiiiing, ponselnya tiba - tiba berbunyi.

Na Jaemin Bos

Gadis itu menggigit bibir kala melihat siapa yang menelponnya. Ternyata bosnya, ia tidak habis pikir mengapa bosnya jadi seperti ini padanya. Dengan ragu Namamu menggeser simbol hijau yang tertera di layar ponselnya.

Yeoboseo?

Hmm iya, ada apa tuan. TIIINNN TIIINNNNNNN BRUUUMM BRUUMMM

Oh ya, kau sedang dimana? Mengapa berisik sekali?

Oh, a... Aku TIIINN TIINNN BRUUUMMM

PIP..

Ponsel Namamu mati seketika karena baterainya low batt, gadis itu mendesah pelan.

Sementara di seberang sana, Jaemin menampakkan wajah cemas luar biasa. Apakah sekretarisnya itu baik - baik saja?

_________

Akhirnya, sampai juga di rumah. Gadis bermarga Hwang itu langsung mengambrukkan dirinya ke atas ranjang nyamannya. Seketika ia ingat bahwa dirinya belum mandi.

Kruuukkk

Bahkan perutnya pun berbunyi.

Ia berjalan pelan menuju kamar mandi.

"Harus makan apa aku?" pikir Namamu sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

TING TONG

Bel depan rumah berbunyi. Namamu mengerutkan kening, siapa yang mengunjunginya? Tidak biasanya seperti ini.

Jglek.....

Greppp....

"Kau baik - baik saja nak?" seorang wanita paruh baya tanpa basa basi memeluk erat tubuh Namamu. Membuat gadis itu melebarkan mata karena kaget.

.
.
.

"Jadi bagaimana kabarmu sekarang nak?" tanya Ibu Jaemin sambil meminum teh buatan Namamu. Gadis itu tersenyum sembari mengangguk.

"Aku baik - baik saja nona, kerjaanku sehari - hari ya kerja pulang. Seperti itu," ujar Namamu membuat Ibu Jaemin terkekeh.

"Bagaimana sikap Jaemin padamu selama ini?" tanya Ibu Jaemin lagi.

Namamu hanya bisa diam dan menggaruk kepalanya. Ia tersenyum tipis.

"Ah, tuan Na sangat baik padaku nona," ujar gadis itu sembari mempertahankan senyum ramahnya.

Dengan pelan Ibu seorang Na Jaemin mengelus lengan Namamu. "Jangan panggil nona, panggil Ibu saja yaa." Pintanya dengan lembut.

Gadis itu hanya bisa mengangguk, sebenarnya ia segan dan merasakan tak pantas jika memanggil sosok dihadapannya tersebut dengan sebutan Ibu.

"B.. Baik ibu," Namamu menurut membuat Ibu Jaemin melebarkan senyum cantiknya.

TING TONG

Bel berbunyi lagi, Namamu meminta izin pada Ibu Jaemin untuk beranjak sebentar membukakan pintu.

JGLEK

Namamu melebarkan matanya.

💚I Don't Like The Idol💚

I DON'T LIKE THE IDOL || NA JAEMIN || ENDWhere stories live. Discover now