03 | Calon Pacar!

Mulai dari awal
                                    

"Sekalian sama otak kotor lo." lanjutan Althan lagi, lalu melempar seragamnya ke wajah cewek itu.

Wanita itu bernafas lega, ia kira Althan akan berbuat sesuatu di luar nalar pada dirinya. "Gue bukan babu lo!"

"Cuci baju gue, atau lo —" Althan menjeda ucapannya cowok itu tersenyum miring sembari menatap Zea dari atas hingga bawah.

Zea menghembuskan nafas kasar, kalau Althan sudah mengancamnya seperti ini ia tak bisa berbuat apa-apa selain menurut pada cowok menyebalkan itu.

"Oke, gue mau!"

"Bagus, mana handphone lo?"

"Buat apa?" Zea bertanya.

"Pinjem dulu bentar." balas Althan.

Karna tak mau berdebat bersama Althan lagi, akhirnya Zea menyodorkan handphonenya pada cowok itu.

Althan mengetik sesuatu di dalam phonsel Zea. Setelah selesai, ia kembali menyerahkan handphonenya pada Zea.

Setelah merasa aman, Althan segera melangkah pergi menjauh dari sana dan meninggalkan Zea sendirian tanpa berbicara apapun lagi.

Ting!

Suara notifikasi itu membuat Zea kembali membuka phonselnya, dan benar saja ada pesan WhatsApp yang baru saja masuk.


Calon pacar!
Online

Kalo ada apa-apa sama Elgara hubungin gue, jangan nyari gue di area balapan kaya kemarin. Apalagi pake baju sialan itu lagi.

---

Begitulah kira-kira pesan panjang yang di kirim kan Althan pada Zea. Memang benar-benar menyebalkan.

"Althan, sethan lo!"


☆☆☆☆

Zea membaringkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidur seraya menatap langit-langit kemarnya.

"Mommy bukain pintunya, katik dateng nih!" Elgara mengetuk-ngetuk pintu kamar milik Zea.

Zea bangkit dari tempat tidurnya. Dengan cepat ia membuka pintu kamarnya. "Ngapain lo kesini?"

"Sombong banget lo, gue kangen tau!" Seseorang itu langsung memeluk tubuh Zea erat.

"Lepasin Ra, pengep!"

Adara menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Sorry, emangnya lo gak kangen sama gue?" tanya perempuan itu.

Zea menggeleng. "Biasa aja." jawabnya.

Adara memanyunkan bibirnya, kesal mendengar jawaban yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

"Bercanda Ra, gue juga kangen kok sama lo!" Kini Zea membelas pelukan dari Adara.

Adara Aurelia, sahabat Zea yang baru saja pulang dari luar kota. Keduanya sudah bersahabat sejak lama, tak heran jika Adara mengetahui apapun tentang Zea begitupun sebaliknya.

"Katik, mau ketemu papa gak?" tanya Elgara pada Adara. Bocah itu memanggil Adara dengan sebutan Katik — kakak cantik.

"El main sama mbak dulu ya. Mommy sama Katik mau ngobrol dulu, oke?" ujar Zea mengalihkan pembicaraan.

"Tapi, El juga mau main sama Katik."

Zea mengusap pipi balita itu. "Nanti setelah Katik sama Mommy ngobrolnya selesai, El boleh kok main sepuasnya sama Katik."

Bocah itu mengangguk menurut saja, kemudian ia pergi melangkah keluar dari kamar Zea.

"Papa?" Adara bertanya kebingungan. "Lo udah nemuin ayah kandung Elgara?" tanya cewek itu kembali.

Zea menggeleng. "Sebenernya banyak yang mau gue ceritain sama lo, Ra." kata perempuan itu.

Zea menghela nafas panjang, dengan telaten perempuan itu menceritakan semua kejadian yang terjadi pada Elgara dan dirinya.

"Althan Agrana, anak 12 IPS 2?"

"Jangan-jangan dia emang beneran ayah kandung Elgara, Ze?" tuduh Adara, Zea hanya menggeleng membalasnya.

Memang kemarin juga Zea sempat berpikir seperti itu. Tapi sebelum Alia meninggal kakaknya itu memberikan petunjuk kalau ayah kandung Elgara itu bernama panjang Aiden seperti halnya Elgara.

Sedangkan Althan? Laki-laki itu bernama panjang Agrana jadi tak mungkin kalau Althan itu adalah ayah kandung Elgara.

"Sampai saat ini gue masih belum bisa mecahin ini semua, Ra." lirih Zea.

Perempuan itu menunduk, padahal sudah dua tahun lamanya ia mencari-cari siapa sebenarnya ayah kandung Elgara. Tapi Zea masih belum bisa menemukannya sampai saat ini.

Adara mengusap punggung Zea. "Lo tenang aja ya, gue juga bakalan bantuin cariin ayah kandung Elgara."

Zea mengangguk. "Thanks, Ra!"






Tbc ..








Gimana sama chapter ini?

1,5 k komen langsung next chapter selanjutnya!

Jangan lupa kasih ☆ dan komentarnya 💬, see you di part selanjutnya!

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang