Chapter 16: Selamat Jalan Ksatria

7 1 0
                                    

Arah mata Nemo tertuhu kepada kilauan cahaya emas dari retakan kepala Cakil yang tergeletak dihadapannya. Karena rasa penasaran yang menariknya untuk menghampiri cahaya tersebut, Nemo menghampiri tubuh Cakil yang penuh retakan layaknya piring kaca yang di banting.

Ia melihat terdapat kendi berbentuk kura-kura berkepala naga yang dililit seekor ular naga. Terdapat tutup keris kecil yang terikat benang lawe. Kendi tersebut tidak terlalu besar, sehingga bisa Nemo memasukkannya kedalam saku baju lurik yang ia kenakan.

Walau kendi tersebut tampak kecil, kendi tersebut beratnya sama dengan jasad manusia yang sudah tak bernyawa.

Nemo penasaran akan isi dari kendi yang ia dapatkan tadi. Pertama, ia membuka tutup kendi tersebut karena penasaran akan tutupnya yang berbentuk keris kecil.

Saat Nemo membukanya, ia tersentak kaget sehingga menjatuhkan tutup kendi tersebut. Tangannya mendadak terluka akibat keris yang panas tiba-tiba sehingga terdapat luka bakar pada telapak tangannya.

Nemo kembali menutupnya, pikirnya akan lebih baik jika ia menyerahkannya kepada Ki Dharman. Nemo bergegas mencari Paijo yang sempat tergeletak sebelum ia lari ke tepian sungai Progo.

Nemo berlari memasuki hutan dengan semak-semak nan rimbun. Suara riuh angin yang meniup dedaunan hingga gugur membuatnya agak merinding.

*****

"Dhana, apa yang kamu pikirkan?" Tanya Ki Jaka memandang Dhanawati.

"Ya, habis mau bagaimana lagi?" Sahut Dhanawati.

"Cukup. Tidak usah diperdebatkan. Nemo pasti menemukan keberadaan Paijo. Aku yakin itu." Gumam Ki Dharman.

Dhanawati menghampiri Ayahnya yang sedang khawatir memikirkan nasib kedua putra angkatnya yang sedang berperang diluar sana.

"Romo..., aku hanya ingin turun untuk menolong Mas Paijo-" Omongannya terpotong.

"CUKUP HENTIKAN DHANAWATI!!" Ki Dharman agak membentak putrinya dengan tegas dan dingin.

"R-romo." Dhanawati luluh didepan Ayahnya yang terlihat emosi.

Ki Dharman menghela nafas panjang. Ia duduk dihadapan Dhanawati yang bersempok didepannya.

"Romo bukan bermaksud melarangmu, ngger. Romo hanya tidak mau terkubur oleh rasa khawatir." Bisik Ki Dharman memegangi pipi Dhanawati dengan suara bergetarnya.

Dhanawati memeluk Ayahnya kemudian berkata.

"Biarkan aku ikut turun, sehingga peperangan ini segera berakhir."

Ki Dharman menggeleng seolah ia tidak mengizinkan putrinya untuk keluar. Sengaja Ki Dharman, Ki Jaka dan Bopo Reyyan tidak keluar untuk berperang, mereka mengamankan Dhanawati yang memiliki energi Yaksha sangat besar. Ditambah para Yaksha benar-benar mengincar Ki Dharman yang dianggap berhianat.

Dasarnya, Ki Dharman adalah keturunan sang Alpha Yaksha, oleh karena itu Ki Dharman menyembunyikan ajian Nogowesi dan mewariskan setengah energi Alpha Yaksha-nya kepada Dhanawati, kemudian dilarungnya agar tidak terhasut Yaksha dan tidak masuk kedalam golongannya.

*****

Nemo menerabas semak-semak nan rimbun layaknya tembok benteng kerajaan. Ia menebas daun-daun yang menghalangi jalannya menggunakan kerisnya.

Solah [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt