Chapter 07: Nogoagni

8 3 0
                                    

"Hentikan hal itu ngger!" Ujar Ki Dharman melihat kedua putra angkatnya.

"Reyyan, cukup!" Sambung orang yang berdiri tepat di sebelah Ki Dharman.

Nemo, Paijo, serta Reyyan menundukkan kepalanya dedepan Ki Dharman beserta rekannya.

"Apa aku pernah mengajarkan ajian Samandiman untuk menghajar orang lain?" Tanya orang yang berdiri berdampingan dengan Ki Dharman.

"Maafkan saya, saya hanya kesal karena kemarin DIA MENABRAKKU DI PASAR!!" Jawab Reyyan dengan mengeraskan nada pada kalimat terakhir seraya menunjuk ke arah Nemo.

"Bukankah seorang Bopo tidak kekanak-kanakkan? Lagi pula dia hanya menabrak kuda yang kamu tunggangi, bukan tubuhmu." Sahutnya kembali.

Sebenarnya siapa dia? Dan, siapa sih anak bernama Reyyan yang di juluki Bopo ini? Sekarang mereka berdua malah membuatku semakin kesal.

Batin Paijo yang agak mengerutkan alisnya.

"Lebih baik kita mengobrol di dalam pendopo saja Kangmas, sepertinya matahari sudah mulai terik." Ujar Ki Dharman kepada rekannya.

"Baik, tuan rumah lebih dulu." Sahut rekan Ki Dharman sembari menjulurkan tangannya sebagai tanda mempersilahkan Ki Dharman untuk berjalan di depan.

Ha? Apa tadi? K-kangmas? Apa Romo punya kakak?

Pertanyaan-pertanyaan terlintas di pikiran Nemo. Apa Ki Dharman punya kakak? Atau hanya penghormatan saja?

Mereka semua berjalan masuk ke dalam pendopo padepokan. Kini, dua orang berwibawa dan berkarisma, dan satu anak yang agak bandel berjalan tepat di depan Nemo dan Paijo.

*****

Nemo berjalan dengan membawa nampan berisikan lima gelas teh manis hangat yang baru ia masak, serta sepiring jajanan pasar yang pas disandingkan bersama teh manis hangat.

Nemo duduk bersila disebelah Paijo. Pandangannya tak lepas dari orang yang berada tepat di sebelah Ki Dharman. Ya, laki-laki yang di panggil Kangmas oleh Ki Dharman. Sebenarnya siapa dia? Terlihat sangat akrab dengan Ki Dharman.

Suasana pendopo yang awalnya dingin, kini menjadi lebih hangat ketika Ki Dharman mengobrol bersama rekannya tersebut.

"Ngger, alasan kami mengumpulkan kalian disini, untuk memperkenalkan saudara sebapak saya, dari desa Selo Bawono," Terang Ki Dharman.

Saudara se-Bapak? Jadi benar, Ki Dharman punya saudara. Keduanya sama-sama awet muda dan berwibawa pula.

Batin Nemo membulatkan matanya.

"Baik, perkenalkan, nama saya Ki Jaka Nogoagni--"perkataannya terpotong.

" Nogoagni?! B-bukannya itu adalah nama besar pemilik pecut dan Ajian Samandiman?!" Paijo memotong pembicaraannya.

Nemo spontan menoleh ke arah Paijo seraya berkata.

"Hey, yang sopam dikit. Kita gak seharusnya memotong pembicaraan orang." Ujar Nemo.

Ki Dharman menatap tajam Paijo dengan tatapan dinginnya, layaknya harimau lapar yang siap menerkam mangsanya yang empuk. Paijo langsung menundukkan kepalanya.

"Tidak masalah, le. Memang benar, nama besar Nogoagni memiliki keistimewaan dalam bermain pecut, salah satunya adalah ajian Samandiman," Sahut Ki Jaka pada Paijo.

Solah [END]Where stories live. Discover now