Chapter 08: Reyyan vs Nemo

10 4 0
                                    

Nemo membentangkan pecutnya hingga lurus sempurna. Ia mengayunkan pecutnya semirip mungkin seperti ayunan Reyyan dan Ki Dharman. Sementara itu, Reyyan memandang Nemo dengan senyum mengejek.

Saat mengayun pecut, Nemo menutup matanya. Ia takut jika sabitannya tidak mengeluarkan suara seperti sabitan Paijo tadi. Ia tak mau mempermalukan nama Nogowesi di depan dua orang yang bernama besar Nogoagni.

Romo, ini untuk Romo.

Batin Nemo sembari menyabitkan pecut yang ia ayunkan.

CLETARR!!...

Tak disangka, suaranya sama persis seperti suara sabitan Reyyan. Nemo bisa menyaingi anak yang bergelar Bopo termuda dari nama besar Nogoagni, sekaligus orang yang berasal dari Selo Bawono yang dimana terlahir banyak sekali Bopo penakluk Yaksha.

"Ha?!! B-bunyi?!!" Reyyan kaget mendengarnya.

"Wah, akhirnya Reyyan punya saingan, ya?" Ujar Ki Jaka menepuk lembut kepala Reyyan.

Ki Dharman menghampiri Nemo yang masih berdiri memegang pecut kesayangan Reyyan.

"Wah wah, padahal aku belum ajarin kamu," Ujar Ki Dharman sembari menepuk bahu Nemo.

Nemo tersenyum tak menyangka hal itu akan terjadi. Ia memandangi telapak tangannya yang ia kira terdapat ajian yang diam-diam Ki Jaka berikan kepadanya. Namun kenyataannya tidak. Itu murni sabitannya sendiri.

"Gak! Aku gak percaya ini terjadi!! Coba sekali lagi! Mungkin itu kebetulan!!" Reyyan tak terima jika ada orang yang menyainginya.

"Terima aja kali." Sahut Ki Jaka lirih seraya tersenyum melihat anak didiknya bersikap seperti itu.

"Baiklah." Sahut Nemo yang lebih percaya diri.

Ia mengayunkan pecutnya untuk yang kedua kalinya. Nemo meyakinkan niatnya untuk tidak mempermalukan nama besar Nogowesi di depan nama besar Nogoagni.

Walau kedua nama itu berdamai, tapi dia yakin jika Nogowesi berilmu rendah, Ki Dharman akan malu. Mengingat kesaktian Ki Dharman yang sudah terkenal di Selo Jembar.

CLETARR...

Kembali terdengar sabitan Nemo untuk yang kedua kalinya oleh orang-orang yang berada di sekelilingnya. Hal itu membuat Reyyan semakin kesal.

"Arghh... Kalau begitu, ayo kita duel!," Reyyan tak mau julukan Bopo-nya diambil orang.

"Akan aku tunjukan, siapa Bopo yang sebenarnya!!" Teriak Reyyan menunjuk-nunjuk ke arah Nemo.

"Oh, jadi mau duel nih?" Tanya Ki Jaka yang tersenyum tipis melirik Ki Dharman yang berdiri di sebelahnya.

"Boleh, satu orang tiga kali kesempatan sabit, ya... Sebentar lagi matahari terbenam." Sahut Ki Dharman yang juga melirik Ki Jaka dengan senyum tipisnya.

Senyum kedua orang tersebut sangatlah memikat. Seandainya ada perempuan di tempat itu, pasti perempuan tersebut tergila-gila pada mereka berdua.

"Baik, sekarang kalian berdua *pingsut." Ujar Ki Dharman.

*Pingsut: suit gajah, manusia dan semut.

Mereka berdua pingsut dengan adil tanpa ada kecurangan sedikit pun.

Nemo mengeluarkan orang, sementara Reyyan mengeluarkan Gajah. Penangnya adalah Nemo, berarti ia yang menyabitkannya lebih dulu.

"Menyerahlah anak sial!!" Teriak Paijo sebagau suporter Nemo dari belakangnya.

"Berisik Kampr*et!!" Balas Reyyan yang sama-sama kerasnya.

Reyyan mengambil pecut yang terbentang lurus di tengah kalangan dan mulai bersiap untuk menyabitkannya. Perlahan, ia mengayunkannya dengan cepat.

Solah [END]Where stories live. Discover now