Lelaki itu kemudian terdiam sebentar dengan mulut terbuka. "Bener sih." Jawab nya. "Itu kayanya jadi kesalahan terbesar gue tahun ini."

"Eh iya, siapa yang jagain Arka?"

"Belum ada, kan masih pada periksa. Paling antara kita nanti."

"Arka?" Tanya Altha tiba-tiba membuat semua menoleh. "Dia luka parah?"

Semua nya menatap kedatangan perempuan itu dengan tatapan sulit di artikan. Seperti sedikit awkward, takut, dan terintimidasi.

Mungkin kejadian beberapa jam lalu masih terekam jelas di kepala mereka.

"Arka luka parah?" Tanya Altha lagi karena tidak ada jawaban dari semua nya.

"E-eh, iya luka. Gara-gara pisau yang nusuk punggung nya, lumayan dalem. Tapi untung nya gak kena organ vital."

Perempuan itu mengangguk-anggukan kepala nya mengerti. "Sekarang gimana?"

"Udah di obatin kok, dan kata dokter gak perlu di rawat juga gapapa." Jawab lelaki itu. "Tapi kata bang Reyhan di rawat aja."

"Nomor berapa?"

Lelaki itu menatap bingung. "Nomor berapa?"

"Kamar Arka nomor berapa?"

"Oh itu, kamar nomor 206. Di lantai yang sama kok sama anggota misi lain." Jawab lelaki itu. "Kalo Aksa?"

"Nomor 208."

"Okay, thanks. Gue nomor 45, nanti kalo udah giliran gue chat di grup." Ucap Altha sambil berjalan pergi.

Semua nya menatap dengan pandangan bingung. "Siapa yang mau chat dia?"

"Gue sih enggak ya, abis ini kan gue. Jadi nanti langsung giliran jaga anggota misi."

"Gue juga gak bisa sih.."

"Kenapa?"

"Ya gak bisa aja, kayanya gue abis periksa mau langsung pulang. Di cariin bokap." Jawab nya cepat.

Semua nya memicingkan mata nya curiga. "Lo kan tinggal sama nenek lo."

Lelaki itu langsung terlihat gelagapan.

Sial, ia ketahuan berbohong hanya karena takut pada perempuan bernama Altha.

"E...itu. Kan bokap gue juga pasti sering hubungin nenek gue kan, kaya nanyain kabar gitu. Jadi ya, pasti bokap gue juga tau kalo gue gak pulang."

"Alesan aja lo cil!"

*****

"Dih sakit lo?" Tanya Altha saat memasuki ruang rawat Arka.

Lelaki itu tampak menoleh. "Eh kak Altha."

"Altha, bukan kak Altha." Ucap nya membuat Arka terkekeh pelan. "Okay Altha."

"Sakit parah?"

"Gak sakit kok, ini gue udah sembuh sebenernya. Cuman bang Reyhan rewel, nyuruh gue rawat semalem disini."

LAST MISSION Où les histoires vivent. Découvrez maintenant