5 (Revisi)

130K 18.8K 831
                                    

💜Happy Reading💜

••••••••••

"Pelik, kalo makan jangan berantakan gitu ngapa."

"Ck! Emang ya, bayi gak pernah bisa bersikap dewasa."

Sedari tadi Elle terus saja mengomel karena tidak kunjung bisa memakan sarapannya disebabkan oleh malaikat kecil menggemaskan itu, Felix. Bayi itu terus menerus meremas makanannya dengan kedua tangan gempalnya. Sebenarnya sih tidak ada yang salah dengan kelakuan Felix, Elle nya saja yang memang dasarnya sudah aneh! Sudah tau bayi masih saja disuruh makan sendiri, yang sangklek siapa coba?

Beberapa pelayan sudah mengajukan diri untuk membantu Felix sarapan, tapi Elle selalu menolak. Dia masih tidak percaya dengan mereka, bisa-bisa anaknya akan terluka lagi jika dia lengah. Elle memutuskan membesarkan Felix dengan caranya yang dia gunakan untuk mengurus keponakan kembarnya saat masih menjadi Nurul.

"Pel, ini namanya wortel, ini bayam, ini kentang, dan ini cabe. Dah, pilih mau yang mana." Elle meletakkan piring-piring kecil berisi sayur-sayuran yang sudah direbus.

Seakan mengerti, Felix langsung memukul piring yang berisi cabe dengan wajah girang. Dia terlihat suka dengan warna merah dari cabai itu.

Elle berdecak,
"Heh bocah, yang pinter dikit ngapa. Cabe tuh pedes, haram buat bayi kayak elu. Kalo merah-merah duit mah kagak apa, lah ini? Cabe lu pilih." Elle menjauhkan piring cabai dari Felix membuat bayi itu berteriak karena ingin memakannya.

Elle mengangkat tubuh Felix yang semula di kursi bayi menjadi di pangkuannya. Dia menyuapi Felix bubur bayi dengan campuran sayur-sayuran.
"Cepet gede ya, nanti temenin bunda ke pasar cari cogan. Karena disini gaada mall, jadi pasar aja gapapa."

Felix tertawa membuat beberapa sisa makanan keluar dari mulutnya dan belepotan ke area bibirnya. Dengan sabar Elle mengusap beberapa sisa makanan yang terdampar di wajah Felix.

Setelah selesai menyuapi Felix, Elle memakan sarapannya sendiri dengan sedikit menggoyang-goyangkan kakinya karena Felix terlihat mengantuk. Tak lama kemudian, bayi itu tertidur karena terlalu nyaman.

"Felix udah mandi kan?" Tanya Elle pada pelayan yang sedari tadi berdiri di dekat mereka.

"Sudah Duchess, tuan muda Felix sudah mandi."

"Tinggal bilang iya aja panjang banget." Gumam Elle mencibir.

"Ya, Duchess?"

"Ah, gapapa." Elle kembali memakan sarapannya hingga tak bersisa. Dia menggendong Felix menuju ke kamar yang semula ia tempati. Elle baru sadar jika kamar yang kemarin dia tempati untuk tidur berbeda dengan saat dia membuka matanya. Tapi, dia tak begitu peduli, yang penting tidak tidur di gudang maka ia tidak masalah sama sekali.

Elle akui jika dirinya memang benar-benar cantik, tapi perlu kalian ketahui jika seorang Nurul tidak begitu mendewakan kecantikan yang dia miliki. Bagi Nurul, semua perempuan itu memiliki pesonanya masing-masing. Apa yang kalian insecure-kan sebenarnya adalah sesuatu yang istimewa dalam diri kalian.

Dengan menggendong Felix, Elle berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Kamarnya sangat besar, jika saja Arsen tidak memiliki pelayan sudah dipastikan jika Elle akan memilih melarikan diri dibanding disuruh membersihkan rumah raksasa ini sendirian, alias menjadi babu.

Nyonya Duchess [END]Where stories live. Discover now