Bab 70

3.4K 258 82
                                    

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha

-----

"Jika nyawa tidak bisa dibalas dengan nyawa. Maka, jangan harap hidup bisa tenang di dunia."

~Gistara Arabhita

"DIA KETUA BALAPATI YANG AKAN MEMIMPIN KITA MALAM INI!" seru Devan menyeringai. Merasa puas sudah mampu memainkan ketegangan untuk Gandaruka.

Dia juga sudah sedikit lega karena Anika dan Rania saat ini sudah berada di Magenta dan Kaivan.

"D-dia... ketua Balapati?" beo Janu memfokuskan pandangannya pada sosok itu.

"Siapa, Bang?" tanya Ganes ikut mengamati sosok yang kini tengah meletakkan busur panahnya ke sebelah dahan yang didudukinya.

Tidak mendapati respon dari Devan akan pertanyaan-pertanyaan itu. Manggala menyipitkan matanya, fokusnya kini pada sebuah gelang karet hitam yang melingkar di tangan kiri seseorang tersebut.

"Dia...." Manggala membulatkan matanya terkejut ketika seseorang yang duduk di atas dahan pohon itu melompat begitu saja ke bawah. Yang ternyata sudah ada Devan yang merentangkan kedua tangannya untuk menangkap seseorang tersebut.

Sampai di bawah, seseorang itu berdiri di sebelah Devan. Menatap Mahen dengan mata elangnya dan perlahan ia membuka tudung jaket yang menutup kepalanya lalu menurunkan slayer yang menutupi wajahnya.

Ratusan pasang mata yang melihatnya membelalakkan mata tak percaya. Orang yang kini berdiri dengan katana di tangan kirinya itu adalah orang yang tidak pernah ada di dalam daftar yang mereka pikirkan.

Sosok ketua Balapati yang misterius dan selalu menutupi identitasnya tersebut ternyata begitu lihai memainkan semua sandiwaranya. Mencari celah hingga kini kehadirannya mengejutkan semua orang.

Gistara Arabhita.

Gadis dengan julukan singa cantaka dan queen of Balapati itu berdiri dengan penuh wibawa dan aura intimidasi yang kuat bagi lawannya malam ini.

"Yes, i am is leader Balapati," ucap gadis itu dengan bibir yang membentuk seringai, kedua mata elangnya menyipit dan memancarkan aura penuh intimidasi secara bersamaan.

"Gak mungkin!" Mahen menggelengkan kepalanya. Masih belum percaya jika ketua Balapati yang ia kira begitu menyeramkan sampai menutupi identitasnya itu adalah Gista.

Dalam sejarah Balapati memang baru kali ini mereka memiliki pemimpin seorang perempuan. Jadi, banyak anggota Balapati yang kini saling berbisik tidak percaya juga ragu akan kemampuan Gista yang katanya akan menjadi pemimpin malam ini.

"Kenapa, Mahen? Apa yang nggak mungkin?"

Gista sudah tidak memakai embel-embel "Bang" lagi ketika memanggil laki-laki tersebut. Dia sudah kehilangan respect pada Mahen yang rupanya penghianat.

"Gue? Iya?" Gista melangkah dengan tatapan tajamnya dan berdiri di tengah-tengah pasukannya.

"Kenapa? Lo takut sama gue?"

Raut wajah Mahen yang semula kebingungan kini berubah total. Dia menarik bibirnya lantas tersenyum mengejek.

"Harusnya gue yang nanya kayak gitu, Gis." Mahen mengulurkan tangannya pada anak buahnya tanpa menoleh, meminta sebilah katana padanya.

GISTARA (END) Where stories live. Discover now