Bab 59

2.7K 230 50
                                    

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha

-----

"Bertindak gegabah hanya akan menambah masalah."

Gista menoleh cepat ke arah Janu yang menyebutkan nama mantan ketua Balapati itu. Laki-laki pendiam dengan kosa kata yang sama minimnya dengan Magenta.

Mahadevan Pradipta Darmawangsa.

Nama itu tidak pernah ada di dalam daftar Gista. Devan memang dekat dengan Wira, tetapi tidak dengan Kanaya. Justru Mahen dan Kaivanlah yang selama ini dekat dengan gadis itu.

"Kita nggak bisa asal nuduh kayak kemarin cuman berdasar asumsi. Kita butuh bukti yang kuat," tukas Manggala yang diangguki oleh Magenta.

"Gimana kalo kita ke markas buat cek rekaman CCTV waktu kejadian," usul Magenta.

"Nggak perlu," sergah Gista cepat. Gadis itu segera mengeluarkan ponselnya, mencari kontak seseorang lalu mendialnya.

"Halo, Dipa! Ini gue Gista," sapa Gista setelah panggilannya terhubung.

"Gue minta lo cari rekaman CCTV tanggal 5 Juni 2020 sekitar pukul sembilan ke atas di kamar belakang markas."

"Buat apa, Gis?" tanya seseorang di balik telepon itu. Laki-laki itu sedikit heran tentang dari mana Gista bisa mendapatkan nomornya.

"Gue minta cari ya cari nggak usah banyak tanya!" sentaknya emosi.

Laki-laki bernama Dipa yang merupakan keamanan Balapati itu di seberang sana langsung mengotak-atik layar komputer di depannya untuk mencari apa yang anak pendiri Balapati itu minta.

Di kediaman Magenta, kelimanya bergeming menanti hasil dari Dipa dengan jantung yang berdebar. Hanya bunyi ketukan jari jemari Dipa pada keyboard yang terdengar di ponsel.

Setelah lama menunggu, suara Dipa kembali terdengar melalui ponsel yang sudah Gista loudspeaker.

"Halo, Gis. Rekamannya nggak ada," kata Dipa dari seberang telepon.

"Kok bisa?" sambar Gista berapi-api.

"Gue juga nggak tahu. Tapi, ini rekamannya beneran nggak ada. Kayaknya ada yang hapus deh. Bahkan, bukan cuman rekaman di tanggal itu aja yang nggak ada. Rekaman sehari sebelum dan sesudahnya juga nggak ada," terang Dipa.

Damnt it! Gista mematikan panggilannya secara sepihak.

Ini pasti ulah Mahen. Laki-laki itu yang pasti sudah menghapus rekaman CCTV-nya. Benar-benar licik.

Tak ada yang berbicara sekarang. Semua tengah berpikir bagaimana mengungkap semua ini.

Manggala memijat pangkal hidungnya sambil menyandarkan kepalanya di tiang gazebo. Dia merasa ada yang aneh dengan semua ini. Petunjuk dari buku diary itu seakan-akan menuntun mereka untuk menuduh seseorang lalu setelah mencoba dibuktikan ternyata salah. Dan kini petunjuk itu menemui kebuntuan.

Drrt... Drttt

Bunyi pesan masuk di ponsel Gista mengalihkan atensi mereka.

Gadis itu menautkan alisnya, bingung mendapati pesan masuk dari nomor tak dikenal.

"Siapa, Gis?" Anara yang berada di sebelahnya melongokkan kepalanya pada ponsel Gista, penasaran.

"Nggak tau." Gista menjawab cuek.

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang