Bab 64

3K 266 48
                                    

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha

-----
"

Kami memang mencintai perdamaian. Tapi, tidak akan ada tempat untuk para penghianat."

~Balapati

Gista menutup pintu kamar inap Wira dengan pelan. Takut menimbulkan bungi berisik yang bisa membangunkan Wira yang sudah terlelap. Laki-laki itu tadi terus menangis sambil menggumam maaf dan nama Kanaya juga dirinya di dalam pelukannya, hingga akhirnya terlelap sendiri karena kelelahan menangis.

Sorot mata setajam elang itu kini berubah sendu. Mendung di matanya belum juga menghilang. Tangan Gista naik menyentuh kaca di pintu yang membuatnya bisa melihat tubuh Wira yang terbaring di atas brankar dengan mata yang tertutup.

"Cepet sembuh, Bang. Cukup Mama aja yang sibuk dengan dunianya padahal ada gue di depan matanya. Lo jangan!" lirihnya dengan suara yang bergetar.

Ganes yang berada di sebelah gadis itu merangkul pundaknya lalu mengecup puncak kepalanya, singkat.

"Abang gue pasti sembuh, Gis. Selama ini dia udah ngerasain sakit yang orang lain nggak tahu. Setelah ini, cepat atau lambat Tuhan pasti bakalan ngilangin sakit yang Bang Wira rasain."

Pandangan gadis itu kemudian bergulir ke arah samping di mana ada Revan dan Wina yang duduk di kursi tunggu sambil menatap sendu ke arahnya. Gista melangkah pelan menuju keduanya. Lalu, menjatuhkan tubuhnya begitu saja tepat di depan mereka.

"Maafin Gista, Tan. Ini semua salah, Gista. Kalau aku nggak egois mikirin dendam. Bang Wira nggak bakalan kayak gini," ucap gadis itu bersimpuh di bawah kaki Revan dan Wina.

Revan mengangkat tubuh Gista agar bangkit dan membawanya duduk di tengah-tengah dirinya dan istrinya.

Tangannya telulur mengelus puncak kepala keponakannya itu, lembut.

"Wira kayak gini bukan karena kamu, Gista. Ini sudah takdir yang harus dia jalanin," tutur lelaki itu halus.

Wina ikut merapatkan tubuhnya ke arah gadis itu, memeluknya hangat. "Yang harusnya minta maaf itu Tante sama Om karena kita udah nutupin ini semua dari kamu."

Gista memejamkan matanya ketika Wina mengecup keningnya dan Revan  ikut memeluknya. Dia seolah merasakan kehangatan keluarga yang utuh yang selama ini telah menghilang darinya.

"Gista mau berdamai dengan semuanya, Tan. Gista nggak mau lagi hidup dengan penuh dendam."

Ganes yang berdiri di dekat pintu ikut tersenyum mendengar Gista mengatakan seperti itu. Ia harap setelah ini semua akan baik-baik saja. Wening dan Wira akan sembuh. Dan Gista akan menemukan kebahagiaannya.

Ting

Fokus Ganes teralih pada ponselnya yang berbunyi. Menandakan sebuah pesan masuk.

Kedua alis cowok itu terpaut ketika muncul banyak pesan dari grup Balapati angkatan ke lima. Sontak matanya melebar ketika mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

GISTARA (END) Where stories live. Discover now