Bab 25

3.5K 231 10
                                    

IG : @nis_liha
@wattpadnisliha

HAPPY READING!
-----

"

Berdamai atau tidak sama sekali."
~ Jargon of Balapati

Suara derum motor CB yang baru saja datang mengalihkan atensi keempat orang yang kini duduk di depan warung Mbah Jenderal. Keempatnya kompak menoleh ke arah sumber suara. Di mana sosok laki-laki bertubuh jangkung dengan jaket jeans berwarna hijau army melepas helm-nya dan berjalan ke arah mereka.

"Wah! Motor baru, Gal?" tanya Janu antusias. Matanya berbinar menatap ke arah motor CB yang terparkir di halaman warung.

Manggala melempar kuncinya asal ke atas meja, ikut bergabung dengan keempatnya. "Enggak. Itu motor lama. Emang nggak pernah gue pake ke sekolah. Cuman buat touring aja."

"Tadi kebetulan abis gue bawa ke bengkel buat ganti oli. Jadi, gue pake sekalian ke sini," terangnya melepas jaket dan meletakkannya di atas pangkuan.

Magenta, Ganes, dan Kaivan kompak mengangguk dan ber-oh ria. Sementara, Janu menatap penuh minat ke arah motor Manggala.

Mantap! Mangsa baru, batin Janu dengan senyum penuh arti.

Mangsa baru yang ia maksud adalah motor Manggala akan menjadi sasarannya untuk menggebet cewek-cewek di luar Cantaka. Sama seperti sebelumnya, ia yang meminjam motor milik Magenta untuk menggebet cewek dari luar sekolahnya. Karena jika ia gunakan untuk menggebet cewek di sekolahnya. Mereka sudah tahu kalau motor Janu itu hanyalah motor bebek jadul yang sering mogok ketika dikendarai saat berkencan.

Ya, walaupun motor Janu hanyalah motor bebek. Cewek Cantaka tetap banyak yang mengantre menjadi kekasihnya. Selain karena kelihaiannya dalam memainkan sebuah rayuan gombal. Janu juga bisa dibilang berparas tampan alias good looking. Hanya saja otaknya sedikit geser sehingga kelakuannya minus bin absurd.

Hanya saja untuk menggebet cewek luar Janu rasa ia harus sedikit lebih keren.

Manggala menaikkan sebelah alisnya menatap Janu. "Ngapain lo liatin motor gue kayak gitu?"

Janu terkesiap. "Ha? Enggak kok, Gal. Enggak apa-apa."

"Motor lo bagus," pujinya dengan senyum sumringah.

"Alesan," celetuk seorang cowok yang kini duduk dengan sebelah kaki yang ia lipat di atas pahanya sambil mengunyah permen karet. "Bilang aja mangsa baru."

Manggala yang paham kemana arah pembicaraan Magenta lantas tergelak.

"Oh lo mau jadiin motor gue mangsa baru buat nyari cewek, Jan?"

Janu menyengir. "Hehe... iya, Gal."

"Enggak! Enggak bisa! Enak aja. Modal dikit dong lu kalau mau ngegebet cewek."

"Huuu! Dasar cowok kagak modal lu. Masa iya mau gebet cewek aja minjem motor temen," sorak Kaivan melempari Janu dengan kulit kwaci. Diikuti Ganes yang ikut melempari cowok berambut klimis itu dengan kulit kacang.

Bukannya marah. Janu malah mengambili kulit kwaci dan kacang yang berserakan di meja depannya. Lantas, menyesap kulit itu secara bergantian.

"Rasanya.... " Janu mencecapnya seolah berlagak menjadi seorang chef dalam kompetisi yang menilai masakan pesertanya.

"Asin-asin gurih kayak upil," ceplosnya dengan wajah tanpa dosa yang membuat keempat cowok itu seketika ilfeel pada Janu.

"Jorok banget sih soulmate baru lo, Kai," ucap Ganes yang melihat Janu yang malah asyik mengambili kulit kwaci dan kacang di meja lalu menyesapnya seolah itu adalah makanan yang lezat.

GISTARA (END) Where stories live. Discover now