TRUE CELEBRITY 37 - RAMBUT NENEK

178 21 0
                                    

Jalani saja dulu, apapun hasil akhir dari hubungan ini, gue bakal terima. Walau itu sebuah luka.

-SILYA MP-

🌹🌹🌹

Dilya menangis tersedu-sedu di toilet. Usai pertemuan tak sengajanya dengan Rizal, membuat Dilya sakit hati. Rasa bersalah itu membumbung ketika melihat tatapan tulus Rizal yang ingin menghadiahi dirinya dengan sebuah tandatangan dari saudara kembarnya. Dilya merosot di dinding toilet. Ia bahkan meninggalkan Ronald yang masih kebingungan. Ronald tak dapat mengejarkan karena tiba saatnya Ronald tampil kembali ke atas panggung.

"Maafin Ilya, Izal. Ilya nggak tau bakal melangkah sejauh ini. Ilya mau mundur, tapi nggak bisa. Ilya udah terlanjur tanda tangan kontrak film. Maafin Ilya," isak Dilya melengkupkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Harusnya Ilya nggak sejutu mau tukar peran sama Kak Sisil. Seharusnya Ilya bisa memilih pilihan terbaik. Seharusnya Ilya lebih milih Izal daripada karir. Maafin Ilya ...."

Viona menutup mulutnya, ia terkejut mendengar ucapan Dilya barusan. Viona sudah mengikuti Dilya ketika menuju toilet tadi. Akhirnya Viona bisa mendengarkan rahasia yang mampu mengejutkan ribuan orang.

What?! Apa ini? Tukar peran? Ja-jadi ada kemungkinan kalau Silya yang ini palsu? Pantesan beda banget. Wah ... ini bener-bener fakta menarik.

Viona tersenyum penuh kemenangan.  Tetapi hanya sebentar, sebab ia kembali teringat sesuatu.

Eh, tapi ... gue nggak punya bukti. Pasti nggak ada yang mau percaya sama gue. Kalau gitu ... gue perlu melakukan rencana pertama. Yaitu menggagalkan film Silya.

Viona segera menghampiri wastafel, berpura-pura sedang memperbaiki riasan wajahnya. Matanya melirik ke arah pintu toilet yang berbuka. Tampak sosok Dilya dengan wajah yang terlihat kacau. Wajah sembab dengan mata memerah. Sangat tampak seperti orang sehabis menangis. Dengan langkah gontai Dilya menghampiri wastafel dan membasuh wajahnya. Viona masih memantau, membiarkan Dilya mengeringkan wajahnya dengan tisu.

"Lo kenapa? Kayak habis nangis gitu," tegur Viona.

Barulah Dilya menoleh pada sosok wanita di sampingnya. Ia cukup terkejut melihat Viona ada di sana.

"Gapapa kok."

"Ya udah kalau nggak mau jujur. Eh, biasanya kalau habis nangis itu gue minum tau. Yang seger-seger. Biar pikiran lebih fresh lagi. Nih, gue punya minuman seger," celoteh Viona sambil mengeluarkan minuman di dalam tasnya. Yogurt rasa strawberry.

"Nggak usah, Mbak. Gapapa."

"Jangan nolak dong. Gue maksud baik nih. Lo suka rasa strawberry, nggak? Nggak suka, ya?"

"Suka sih. Ya udah makasih, ya."

Dilya memeraih botol minuman itu. Lalu meminumkan secara perlahan. Dilya akui minum minuman dingin sehabis menangis itu memang membuat hatinya sedikit lebih baik.

"Gimana? Enak nggak? Itu yogurt. Itu enak banget kalau menurut gue."

"Iya enak. Makasih, ya," sahut Dilya.

Viona heran melihat Dilya yang tampak tak tahu menahu tentang minuman yang ia berikan. Tetapi tak lama setelah itu, tampak Dilya mulai bereaksi. Ia memegangi lehernya seperti ingin muntah. Lalu menggaruk-garuk lehernya yang mulai terlihat memerah. Viona yang melihat itu tersenyum licik sebelum pura-pura panik.

"E-eh, lo kenapa, Sil? Hey Silya! Lo gapapa 'kan?" panik Viona.

"Shhh ... s-sakitt ... sesak, Mbak. To-tolong ... hhahh ...."

TRUE CELEBRITY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang