TRUE CELEBRITY 50 - GO PUBLIK

569 30 0
                                    

Pada akhirnya cinta menyatukan yang berpisah. Cinta juga menguatkan yang lemah. Dan cinta yang memberikan kekuatan untuk bertahan.

-TRUE CELEBRITY-

🌹🌹🌹

Pesawat tujuan Sulawesi - Jakarta telah lepas landas sejak 10 menit yang lalu. Silya, Dilya, Rizal, dan Ronald memutuskan untuk menyelesaikan masalah mereka bersama. Meski Silya adalah pemeran utama dalam cerita tersebut, tetapi pemeran pendukung juga sangat membantunya dalam persoalan yang sedang panas di perbincangkan publik.

Para reporter dan sejumlah awak media menyambut kedatangan mereka di bandara Soekarno-Hatta. Kilat kamera sama sekali tak membuat Silya dan Ronald terganggu. Beda lagi dengan Rizal yang tak bisa membuka matanya. Dilya menaikkan tas kecil miliknya untuk melindungi mata dari cahaya flash kamera itu.

"Izal jalan aja, Ilya tutupin," bisik Dilya.

"Itu mereka tanya-tanya," ucap Rizal.

"Nggal usah diladenin. Mereka emang gitu, tanya-tanya mulu," sahut Dilya.

Berbagai pertanyaan dilemparkan pada mereka di sepanjang perjalanan keluar dari bandara. Namun mereka memilih abai, terus melangkah laju untuk segera terbebas dari sana. Mobil SUV berwarna putih telah menunggu. Silya langsung masuk lebih dulu ke dalam mobil tersebut. Diikuti oleh Ronald, Dilya, dan Rizal. Tuju mereka sekarang adalah kediaman Silya. Di sepanjang perjalanan, Rizal terus melihat ke arah belakang. Masih ada saja reporter yang mengikuti mereka.

"Itu mereka dari tadi ngikutin mulu. Apa gapapa?" tanya Rizal.

"Udah lo tenang aja. Di depan komplek gue udah ada para bodyguard yang jaga. Kita harus ke rumah gue untuk membicarakan langkah selanjutnya tanpa diganggu pihak agensi," sahut Silya.

"Gitu ya. Ternyata jadi artis nggak enak," sahut Rizal. Silya tersenyum simpul mendengarnya.

"Itu mengapa gue pilih kabur kalau ada masalah. Sekecil apapun masalahnya, pasti bakal jadi santapan media," sahut Silya lagi.

"Ngeri. Ilya jangan jadi artis, ya. Hidup sederhana aja sama Izal di kampung. Izal nggak mau Ilya dalam masalah kayak gini lagi," ujar Rizal pada Dilya di sampingnya.

Dilya tersenyum dan mengangguk. "Ilya udah kapok kok. Lagian yang pantas jadi selebriti sebenarnya itu Kak Sisil. Bukan Ilya. Ilya cukup jadi tukang kebun aja bareng Izal. Hehe."

Ronald menoleh ke belakang sambil tersenyum aneh. Mendengar celotehan di belakang membuat perutnya merasa geli ingin tertawa.

"Kalian berdua udah kayak anak SMP lagi pacaran."

"Kami udah dewasa," sahut Rizal.

"Tetap aja kayak bocil," sahut Ronald.

"Kamu juga kayak bocil kalau lagi usil," sahut Silya.

"Eh, kok kamu belain dia?" protes Ronald menatap Silya garang.

"Tuh, kan. Kamu kayak bocil kalau kayak gini. Dikit-dikit mau ajak gelud," sahut Silya.

Dilya tertawa paling kencang dari mereka. Setidaknya obrolan singkat itu sedikit meringankan beban pikiran mereka.

Sekitar 20 menit berlalu, mobil SUV putih itu memasuki kediaman Silya. Benar saja, banyak bodyguard yang berjaga di depan komplek maupun di depan rumah Silya. Silya mengajak mereka semua masuk ke dalam rumah mewah itu.

"Istanakah ini?" gumam Rizal terkesima melihat rumah Silya. Kakinya terus melangkah, tetapi matanya menelisik keseluruh penjuru rumah itu.

"Pertama kali Ilya ke sini juga kaget kayak Izal. Rumah Kak Sisil kayak istana di dongeng 'kan?" ucap Dilya ikut berhenti menunggui Rizal yang masih asyik menelisik.

TRUE CELEBRITY [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora