TRUE CELEBRITY [COMPLETED]

TRUE CELEBRITY 2 - GOOD AKTING

Nggak selamanya cinta harus ada gombalan. Marah ketika dia bersama orang lain, itu termasuk bentuk kasih sayang.
-Ronald Dee-

Mudah baper itu emang sudah kodrat perempuan. Jadi jangan ngomong manis kalau niatnya cuma ngelucu.
-Silya MP-

Lokasi syuting pada hari kedua berada di sebuah taman, kota Jakarta. Banyak para kru berlalu lalang mempersiapkan pengambilan adegan hari ini. Namun aktris utama film Beauty Heart belum juga datang. Aktris yang mereka tunggu-tunggu tak lain adalah Silya MP. Membuat Sutradara yang menangani film tersebut ikut turun tangan menghubungi Manager Silya.

"Halo, Dito. Mana Silya? Kenapa kalian berdua belum juga datang? Semua pemain sudah berkumpul di sini siap untuk pengambilan adegan. Tapi terhambat karena kalian belum juga datang!"

"Maaf, Pak Naid. Ada sedikit kendala di sini. Tapi kami akan segera ke sana sekarang juga. Maaf sebelumnya."

"Ya sudah. Kami akan menunggu kedatangan kalian. Jangan sampai pemain lain marah karena keterlambatan ini."

"Baik, Pak. Saya tutup dahulu teleponnya."

Sutradara bernama Naid Alexend itu kembali pada tempat duduknya. Memantau layar monitor ketika adegan tambahan akan dimulai.

"Pak Naid, gimana Silya?" tanya Romi—pemeran utama pria film Beauty Heart.

"Katanya sebentar lagi akan datang. Kita lanjutkan adegan tambahan dulu untuk mengisi kekosongan waktu."

"Kalau satu jam ke depan dia nggak sampai juga, terpaksa saya pergi setelah ini. Sesuai apa yang saya sampaikan kemarin."

"Kamu tenang aja, Romi. Silya dan manager-nya bakal sampai sebentar lagi," sahut Naid tenang.

Lalu wanita berambut pendek blonde dengan bulu mata lentik ikut bersuara, membuat Romi yang duduk tak jauh dari sampingnya menoleh.

"Aktris naik daun. Maklumlah," sindirnya berlalu pergi sambil memegangi sebuah minuman dingin. Dia adalah aktris saingan Silya, namanya Lolica Angelin. Mempunyai kebencian tersendiri pada Silya sebab ia sempat gagal casting pemeran utama dan hanya bisa mendapat pemeran pendukung saja.

Romi mendengkus sambil memainkan ponselnya kembali. Silya memang tidak diterima dengan baik sebab perangainya yang tak bersahabat.

Sementara itu di sebuah rumah tepatnya di perumahan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Silya tengah mengintip lewat celah gorden yang ia singkap sedikit. Matanya membola dengan mulut sedikit terbuka. Ada banyak wartawan yang berada di luar pagar rumahnya. Silya kembali menutupnya, lalu berdecih sambil menyandarkan diri di jendela samping pintu tersebut.

"Apa mereka semua sudah nggak ada kerjaan lagi? Oh, gue lupa kerjaan mereka ya gitu. Mengganggu selebriti kayak gue sampai buat gue sangat tertekan. Kalau gini caranya gimana gue bisa keluar! Argh!"