TRUE CELEBRITY 17 - RIZAL SAKIT HATI

264 26 2
                                    

Jika tidak suka, setidaknya hargai. Setiap perjuangan itu berharga, walau hasilnya tak sesuai dengan harapanmu.

-Fakhrizal Ananda-

🍂🍂🍂

Silya dengan mata masih terlihat mengantuk berjalan keluar rumah. Pagi-pagi sekali Silya memutuskan untuk ke ladang. Ia tak mau pulang terlalu siang ketika cuaca panas-panasnya. Silya mengayuh sepeda mini menuju ladang. Hari ini tugasnya hanya melihat-lihat ladang dan membersihkannya. Juga ada satu karung pupuk yang ia bawa di keranjang sepedanya.

"Ilya!"

Seruan itu membuat Silya menghentikan kayuhan sepedanya, lalu menoleh ke belakang. Ada Rizal yang mengerjarkan dengan senyum cerah.

Ck, cowok kampung itu lagi.

Rizal berhenti berlari ketika sampai di hadapan Silya. Dengan semangat Rizal menunjukkan skincare yang ia beli di kota. Silya dengan malas meraihnya dan mengeluarkan krim wajah yang dibeli oleh Rizal.

"Gimana? Ilya suka? Kata Mbak yang jual itu krim wajah yang bagus buat kulit remaja. Katanya bisa memutihkan wajah," ucap Rizal menjelaskan.

Silya menatap krim wajah di depan wajahnya dengan tatapan tak menyangka. Sepertinya krim wajah itu tak membuat Silya bahagia seperti ekspektasi Rizal.

"Ke-kenapa, Ilya?" tanya Rizal cemas.

"L-lo ... sumpah, ya. Lo beli krim wajah gini buat gue? Lo nggak lihat tipe wajah gue ini kering? Ini krim wajah buat kulit berminyak! Gue nggak suka. Mana mereknya nggak terkenal. Lo mau wajah gue iritasi?" ketus Silya.

Rizal cukup sakit hati oleh perkataan Silya. Baginya Silya tak menghargai usahanya membelikan krim wajah itu di kota. Bahkan Rizal kehujanan ketika membeli krim wajah itu tadi malam, sebab Rizal hanya menggunakan motor ke kota untuk membelikan krim wajah tersebut.

"I-Ilya nggak suka?" tanya Rizal menunduk.

"Bukan nggak suka lagi, tapi gue nggak sudi pakai krim kayak gitu. Ini krim nggak terkenal, Zal. Lo nggak bisa beli krim muka sembarangan gini buat gue. Wajah gue ini menghasilkan uang. Kalau gue nggak cantik, nggak ada yang suka sama gue," cetus Silya yang langsung diangguki oleh Rizal. Rizal tersenyum kecewa pada Silya.

"Maafin Izal, ya. Nanti Izal tukar ke kota. Ilya mau merek apa? Atau Ilya aja yang ikut bareng Izal belinya?" tanya Rizal dengan tabah.

"Ke kota naik apa?"

"Motor," sahut Rizal.

"Emang nggak ada yang kenalin gue? Gimana kalau orang-orang pada nyangka gue ini Silya? Kita bisa jadi kejaran orang-orang."

"Naik mobil angkut aja kalau gitu," sahut Rizal.

"Hah? Mobil angkut? Gue naik mobil angkut?" tanya Silya tak percaya.

"Terus Ilya maunya gimana? Izal udah mau usahakan apa yang Ilya mau!" sahut Rizal sedikit meninggikan suaranya.

"Lo bentak gue?" tanya Silya.

"Enggak. Izal cuma mau Ilya ngerti. Izal udah usaha," sahut Rizal.

"Mental lo cemen. Baru gue nuntut gini aja lo udah mau nangis. Udah mulai tinggiin suara sama gue. Kayaknya rasa sayang lo perlu gue uji. Seberapa sayang lo sama gue," ucap Silya seraya meninggalkan Rizal setelah mengembalikan krim wajah itu pada Rizal.

Rizal terdiam, tangannya memegangi krim wajah yang diserahkan oleh Silya. Entah apa yang dipikirkan Rizal, ia segera beranjak dari sana.

 Entah apa yang dipikirkan Rizal, ia segera beranjak dari sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
TRUE CELEBRITY [COMPLETED]Where stories live. Discover now